Ghea tampak sangat bersemangat bahkan ketika mereka masih di pesawat sekali pun. Perjalanan dari bandara LAX ke Charles de Gaulle sangatlah panjang dan melelahkan, namun Ghea tampak tidak keberatan sama sekali. Gadis itu bahkan tidak hentinya mengagumi fasilitas first class yang diberikan. Ghea tampak sangat menggemaskan ketika mengutak atik benda benda yang ada di kabin first class itu. Gabriel senang jika melihat gadis itu senang. Wajah Ghea semakin berseri-seri dan gadis itu mulai berisi dengan cara yang sehat. Ghea juga semakin lengket dengannya dan bermanja-manja padanya.
Sepanjang perjalanan, ketika Ghea mulai bosan mengutak-atik peralatan di kabin first class itu, ia akan mendekati Gabriel dan memeluk pria itu erat sebelum kemudian tertidur lelap. Di mobil dalam perjalanan dari Paris menuju Provence pun juga seperti itu, Ghea akan terus menempel pada Gabriel, lalu kemudian akan ketiduran sambil memeluk pria itu erat. Entahlah, Ghea terlihat seperti kucing jika bermanja-manja seperti ini. Gabriel sangat menyukainya.
Ketika sampai waktu sudah malam hari di Provence. Baik Ghea maupun Gabriel terlalu lelah untuk melakukan banyak hal. Keduanya langsung membersihkan diri dan tidur. Segala kebutuhan seperti pakaian dan barang bawaan mereka pun sudah diatur, disediakan dan ditata rapi oleh asisten cottage yang Gabriel sewa. Asisten cottage itu hanya akan bekerja jam sembilan pagi sampai jam delapan malam saja, sesuai permintaan Gabriel, sebab jam-jam sebelum itu adalah waktu intimnya bersama Ghea dan ia tidak ingin diganggu.
Pagi hari, Gabriel sudah lebih dulu bangun dan menyiapkan makan pagi untuk mereka. Meskipun ada asisten cottage-nya, namun Gabriel ingin memasak untuk Ghea setidaknya sekali. Tiba-tiba saja ia merasakan pelukan erat dari belakang tubuhnya. Gabriel tersenyum kemudian menoleh sedikit dan mendapati Ghea tersenyum lebar ke arahnya.
Ghea mencium pundak Gabriel, sebelum kemudian melepaskan pelukannya dan kembali mengagumi bangunan yang bergaya pedesaan itu namun tetap klasik dan mewah. Dindingnya masih terbuat dari batuan kasar, lantainya pun dihiasi motif-motif khas desa itu. Cottage itu hanya satu lantai, namun luas. Dapur berbatasan langsung dengan ruang tamu. Dan di ruang tamu itu sendiri terdapat jendela dan pintu kaca yang besar, menghubungkan langsung dengan kolam renang yang luas. Halaman belakang cottage itu pun juga berbatasan langsung dengan bukit landai dengan rumput subur yang luas. Dari bukit itu bisa terlihat langsung padang lavender yang cantik.
Gabriel sudah menyiapkan yang terbaik untuk Ghea, bahkan ia sampai meninjau lokasi dan fasilitas cottage itu sebelum menyewanya. Jika Ghea menyukainya, ia akan membelinya untuk perisitrahatan mereka nantinya.
"Mataharinya cerah," ucap Ghea dengan wajah kagumnya, sebab rerumputan dan warna kolam terlihat jernih dan tajam.
"Kamu suka?" tanya Gabriel lembut sambil menata masakannya di meja makan.
Ghea mengangguk kemudian berlari kecil ke arah Gabriel. Melihat kedatangan Ghea, Gabriel langsung membentang tangannya. Ghea pun melompat masuk ke dalam pelukan pria itu. Ghea memeluk erat leher Gabriel dan tangan pria itu juga membantu menahan tubuhnya, sebab kaki Ghea tidak menapak lantai lagi. Tubuh Ghea termasuk pendek dan kecil jika dibandingkan dengan Gabriel yang tinggi dan kekar, sehingga berjinjit saja tidak akan cukup. Ghea mencium wajah Gabriel berkali-kali seperti kucing, membuat Gabriel tertawa geli.
"Why do you have to be so cute, Ghea?" ucap Gabriel di sela tawanya.
"I love it so much, Sir," ucap Ghea sambil memeluk leher Gabriel dengan erat dan menikmati pelukan hangat pria itu di pagi hari.
"Then enjoy it. Ini semua khusus untukmu. Untuk Ghea-ku," gumam Gabriel lagi membuat senyuman Ghea malu-malu Ghea terbit.
***
Seharian itu, Ghea dan Gabriel berkeliling dan berekreasi dengan ditemani pemandu tur privat. Mereka ke tengah desa, padang rumput lavender, penyulingan parfum dan juga wine. Melihat Ghea yang sangat bersemangat dengan parfum, Gabriel pun meminta dibuatkan khusus parfum untuk Ghea. Bahan-bahan yang digunakan pun diminta langsung oleh Gabriel. Awalnya pabrik itu tidak menerima permintaan parfum sebab mereka bekerja untuk perusahaan besar, namun Gabriel menawarkan bayaran lebih yang membuat pihak parfum tersebut sepakat dan akan menyelesaikan parfum itu sebelum Gabriel pulang.
Sore itu, Provence tampak sangat indah untuk dilewatkan. Karena itu, Gabriel ingin mengajak Ghea beersepeda sore. Ia menarik sepeda ke arah halaman depan cottage. Ghea menatap sepeda itu dengan tatapan penuh semangatnya. Wajah Ghea yang cerah tampak sangat serasi dengan gaunnya yang berwarna pink muda dan rambut pendeknya yang diberikan jepitan pita. Ghea berlari kecil menuruni tangga rumah ke arah Gabriel.
"Aku penasaran dengan es krim di tengah desa tadi," gumam Ghea bersemangat pada Gabriel.
Gabriel menangkupkan tangannya di wajah Ghea, menaikkan dagu gadis itu ke arahnya. "Kamu tidak lelah kan?" tanya Gabriel lembut dengan tatapan khawatirnya pada Ghea.
"Tidak," gumam Ghea sambil tersenyum manis. "Don't worry about me. I'm fine, Sir."
"Kalau kau lelah, beritahu aku, okay?" gumsm Gabriel lagi, sebelum memberikan kecupan di bibir Ghea. Ghea tersenyum dan mengangguk.
Gabriel pun naik ke atas sepeda itu, kemudian diikuti oleh Ghea yang duduk di jok belakang. Ghea duduk menyamping dan memeluk tubuh Gabriel dengan erat.
"Sudah siap?" tanya Gabriel sambil menaikkan stang sepedanya.
"Ay! Ay! Ay Kapten!" seru Ghea, membuat Gabriel tertawa kecil, kemudian melajukan sepeda itu dengan kecepatan pelan.
Ghea menyandarkan kepalanya di punggung Gabriel menikmati momen hangat bersama pria itu. Provence tampak sangat cantik ketika matahari mulai terbenam. Langit mulai berwarna jingga keunguan dan lampu-lampu mulai menyala. Gelak tawa, suara burung sore hari, gesekan daun, suara manusia dalam berbagai bahasa terasa sangat magis di suasana ini. Suasana desa seperti di film animasi yang Ghea tonton dulu terasa sangat kuat di kota ini. Seolah Ghea adalah pemeran utamanya bersama Gabriel.
Ghea memeluk Gabriel dengan erat dan tidak menyadari dirinya mulai nyaman bersama pria itu.
Comments everyone?
Aku tahu update ini terlalu larut untuk kalian. I hope you guys still can enjoy it. Love you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE
RomanceWarning: Explicit content, rough sex and bdsm. It's a semi porn story, so yeah... Ghea Tinsley berada di ujung tanduk. Ia harus membayar segala keperluan dan bahkan biaya pengobatan adiknya. Ia pun terancam putus kuliah, hanya karena masalah keuang...