8

73.3K 2.5K 290
                                    

"Tunggu, ayahmu Gabriel Ducan?" bisik Ghea syok setengah mati.

Amber mendongak dengan tatapan tidak kalah syoknya. "B-bagaimana kau tahu nama ayahku?

Keduanya saling menatap satu sama lain, sedangkan James menatap Amber dan Ghea bergantian. Melihat wajah syok dan bodoh kedua orang itu. Ghea menumpu beban tubuhnya di meja bar saking syoknya dan lemasnya mendengar kenyataan itu.

Ghea masih syok berat di tempatnya, sedangkan Amber sudah merangkak memasuki ruangan karyawan dengan gerakan panik dan perlahan agar tidak ketahuan. Ghea menggaruk kepalanya ikut panik, lalu langsung berjongkok, bersyukur Gabriel dan Blake tidak melihatnya. Ketika Ghea ingin memasuki ruangan karyawan sambil berjalan berjongkok, tiba tiba saja Louis memanggilnya dengan panggilan yang cukup terdengar jelas.

"Ghea!" seru Louis terdengar sedikit marah. "What are you doing? Layani para tamu! Dan kau, James, ikut aku!"

James pergi meninggalkan bar kanan, mengikuti Louis dan meninggalkan Ghea seorang diri yang menangangi tamu di bar kanan yang memang sepi itu. Ghea merutuki kesialannya dalam hati, lalu bangkit berdiri perlahan dan tersenyum meminta maaf pada Louis. Ketika ia mengalihkan pandangan pada sang tamu, Ghea kaget bukan main ketika melihat Gabriel sudah di depannya dengan tatapan yang terlihat sangat marah.

"Fuck," umpat Ghea refleks, membuat Blake melebarkan mata kaget, kemudian mengisyaratkan Ghea untuk menutup mulutnya.

"W-what would you like to order, Sir?" ucap Ghea sambil menelan ludahnya gugup. Kalau ia kabur, nantinya Louis akan menyemprotnya karena meninggalkan bar kanan sendirian. Namun, kalau ia tetap tinggal, maka resikonya adalah Gabriel.

"You," gumam Gabriel dengan nadanya yang dingin. Aura pria itu sangat mendesak dan tidak ingin ditolak, membuat Ghea gentar di tempatnya.

Ghea menatap Blake, sedangkan Blake menatap ke arah lain, tidak ingin ikut campur. Ghea ingin sekali mencekik Blake, karena pria itulah ia terjebak dalam situasi menyebalkan ini. Dasar Blake! Tukang mengadu!

"Keluar sekarang, Ghea. Meet me in front of the restroom," pinta Gabriel dominan.

"I-I can't, Sir..." ucap Ghea panik, mendengar permintaan Gabriel yang gila.

"Don't make me tell you twice, Princess," balas Gabriel tajam, membuat Blake juga ikut merinding. Blake mengisyaratkan Ghea untuk segera menuruti Gabriel.

"Katakan pada manajernya atau siapa pun itu, kalau aku yang mengambil gadis ini pergi," pinta Gabriel pada Blake. Terkadang selain menjadi casting director, Blake juga menjadi seorang babu Gabriel Ducan yang perfeksionis dan sangat bossy itu.

Ghea menatap Blake meminta pertolongan, namun Blake hanya menggidikkan bahunya tidak mengerti. Ghea menghela nafas kasar, ingin sekali mencekik Blake. Ghea berjalan ke arah ruang karyawan dan tidak menemukan kehadiran Amber sama sekali. Ia semakin kebingungan saja, namun ia juga tidak mungkin membiarkan singa marah itu menunggu lama. Ghea berdecak kesal, dengan jantung bertalu talu dalam dada. Ia berjalan ke depan restroom yang letaknya cukup terpencil dan memang sepi itu, dikarenakan besok masih hari kerja.

Tiba tiba saja Ghea merasakan pinggangnya dipeluk dengan erat. Ghea menoleh dan melihat Gabriel yang tengah memeluknya. Pria itu membawanya ke kamar mandi wanita dan menariknya hingga ke salah satu bilik terujung dari kamar mandi itu. Bilik di kamar mandi itu lebih menghargai privasi dengan tidak menyisakan celah baik di atas maupun di bawah seperti bilik toilet pada umumnya. Belum sempat Ghea bereaksi, Gabriel sudah memepetnya hingga ke dinding dan melumat bibirnya dengan agresif dan liar.

Ghea memukul dada Gabriel dan berusaha mendorong pria itu menjauh. Namun, tubuh Gabriel jauh lebih besar dan tangguh darinya. Pria itu malah menahan kedua tangan Ghea dan menekannya di dinding di belakangnya. Gabriel meremas pergelangan tangan Ghea, membuat Ghea mengaduh di sela ciuman mereka. Ghea menggigit bibir Gabriel dengan cukup keras, karena dirinya kehabisan nafas. Gabriel refleks melepaskan pertautan bibir di antara keduanya. Gabriel menggeram pelan ke arah Ghea yang kehabisan nafas dalam kuasanya.

BEHIND THE SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang