-1-

1.6K 118 8
                                    


"thala, cepet dikit.. astaga bentar lagi upacaranya udah mau di mulai," teriak seorang dari lantai bawah.

"Bentar elah thaf, lagi sisiran ini," balas lelaki yang dipanggil Thala tadi,

"kalo dalam 5 menit lo belum turun juga bakal gue tinggal," balasnya sambil bangkit dari sofa dan mulai keluar dari penthouse dimana temannya tinggal tersebut.

Thala yang mendengar itu langsung bergegas untuk keluar dari kamarnya, karena ia tau kalau Althaf tidak pernah bercanda dengan kata-katanya.

"Anjing, Dasi gue ketinggalan," keluh nya dan kembali ke kamar untuk mengambil dasinya, barulah ia segera menuju ke basement.

Sesampainya di sekolah mereka langsung menuju ke kelas masing-masing.

Ya. mereka berada di kelas yang berbeda. Karena di Sekolah ini menerapkan sistem pembedaan kelas yang didasarkan pada nilai dan prestasi para siswanya.

Althaf berada di kelas unggulan dimana kelas tersebut diisi oleh anak-anak yang mendapatkan rangking paralel di sekolah ini. Lain halnya dengan Arthala, ia berada di kelas yang berisi para siswa pembangkang dengan nilai pas-pasan yang hobi bolos di jam pelajaran.

================

"Anjing banget tuh Osis, sumpah awas aja besok," keluh Arthala ketika sampai di tempat duduknya.

Bukan tanpa alasan dia menyumpah serapahi anggota Osis, jika bukan gara-gara dihukum ketika upacara tadi karena tidak memakai topi. Dan terlebih parah bahkan ini hari pertama di sekolah, setelah pergantian semester dan dia sudah terkena sial.

"Mana topi lo ?" Tanya salah satu anggota Osis yang bertugas menertibkan para siswa,

" Hilang kak.." jawab Arthala.

Dia memang tidak sedang berbohong, karena nyatanya topinya memang tidak ada di dalam tasnya.

" alasan lo klasik banget, sana gabung ke barisan depan." Ujar anggota Osis tersebut.

Akhirnya dengan terpaksa Arthala berjalan menuju barisan depan yang berisi para siswa yang tidak memakai atribut lengkap dan yang terlambat datang.

"Ya lagian lu nya yang salah anjir, atribut lo ga lengkap," jawab Jevran.

"Ya kan tadi gue udah jelasin, kalo gue gatau topi gue dimana. Arrghh emang dasaran anjing tuh anggota Osis," ucap Arthala dengan penuh rasa kesal,

Sehabis menyelesaikan kalimatnya tersebut Arthala menenggelamkan wajahnya diatas lipatan tangan.

"Bodo amat dah sama lo, Byee gue mau ngapel dulu,"

"Bucin lo bangsat, musnah aja sana." Ucap Arthala.

Dia benar-benar merasa kesal sekarang, sampai-sampai ingin memakan orang jika bisa.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia mendapat hukuman, tapi ia tidak suka jika diperlakukan begitu di depan semua warga sekolah. Benar-benar memalukan.

Rasanya Arthala ingin menangis saja, tapi ia takut nanti image cool nya bakal rusak. Jadi ia memilih menahannya, tapi rasanya benar-benar sesak.

Puk...Puk..

Seseorang menepuk pundak Arthala, tapi tidak mendapatkan respon dari sang empu karena demi apapun ia sedang tidak ingin diganggu.

Pukk.. Puk..

Sepertinya orang ini ingin menggali kuburannya sendiri, karena mengganggu Arthala yang sedang mode ganas bukanlah pilihan yang bagus,

[idk] sukhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang