Boleh minta votenya dulu sebelum mulai membaca :)) terima kasih.
=============
Jam istirahat. Waktu yang dinanti-nantikan oleh seluruh warga sekolah. Dimana setelah hampir 4 jam menguras otak, saat ini lah bagi mereka untuk mengisi kembali tenaga sebelum nantinya akan kembali bergelut dengan berbagai mata pelajaran.
Sama hal nya seperti anak-anak lainnya, kini Arthala tengah berada di kantin. Ia memilih untuk duduk dibangku pojok karena terlalu malas untuk menjadi pusat perhatian. Namun sekalipun berada di pojok, eksistensi seorang Arthala tetap selalu dapat menyita perhatian banyak orang.
Arthala berusaha untuk tidak terlihat terusik, meski sebenarnya risih bila dipandang dengan berbagai macam pandangan yang ia sendiri tidak mengerti. Kemudian ia mencoba untuk fokus menyantap makanan yang ia pesan tadi. Sampai akhirnya,
"Boleh gue duduk disini ??" Tanya orang yang berdiri dihadapan Arthala,
Thala yang melihat itu pun menaikkan satu alisnya, karena jarang sekali orang didepannya ini menawarkan diri untuk duduk satu meja dengannya.
"Gak takut kalo gue berisik ??" Tanya Arthala kepada lawan bicaranya yang kini tengah duduk di depannya,
"Kalo lo doang sih gak masalah," Balasnya sambil menyantap makan siangnya,
"Van... Resvan kaku banget lo kek kanebo kering," ujar Arthala tanpa tau musibah apa yang akan datang sebentar lagi,
TAKKK..
"Arghh.. sakit Van, astaga lu jadi orang sadis amat," erang Arthala setelah mendapat hadiah sebuah getokan sendok oleh Resvan. Sedangkan sang pelaku hanya mengangkat bahu nya dan memulai makan siangnya. Mengabaikan Arthala yang masih mengelus-elus ubun-ubunnya yang sudah bisa dipastikan sekarang memerah.
"NENG THALAAA.." sebuah suara tak asing masuk di gendang telinga Arthala yang berhasil membuatnya melupakan rasa sakit diubun-ubunnya.
"Eh ada Neng Resvan juga, duh makin cakep aja neng. Kuy nanti bisa lah pulang bareng." Ucap Daniel yang kini duduk disebelah Arthala. Sedangkan Resvan hanya memutar bola matanya mengabaikan omongan Daniel karena tidak berfaedah menurutnya.
"Tumben sendiri, kemana kembaran lo yang lain ??!" Tanya Arthala kepada Daniel, karena biasanya mereka bertiga ini tidak pernah terpisahkan (Daniel, Jayden, Haidar)
"Hah kembaran ?? Sejak kapan aa' punya kembaran neng ??! Aa' ini anak tunggal, jadi jangan khawatir nanti pas nikah sama aa' ,eneng gak bakal tuh hidup susah, soalnya warisnnya bakal jatuh ke aa' doang," balas Daniel yang membuat Arthala dan Resvan seketika berpikir, bagaimana bisa ada orang seperti Daniel di dunia ini.
"Niel, gue tau lu goblok, tapi gak gini juga. Yang Arthala maksud kembaran lo tuh Jayden sama Haidar." Ucap Resvan yang menahan diri untuk tidak mengeluarkan kalimat kasar. Coba cari manusia mana yang tidak emosi jika dihadapkan dengan orang macam Daniel ?? Tidak ada jika menurut Resvan.
"Ohh.. bilang dong dari tadi," kata Daniel
"Sabar.. Sabar.." batin Resvan dan Arthala
"Curut-curut itu lagi pada ngebersihin lapangn indoor, soalnya tadi mereka ketahuan ngantin pas jam pelajarannya Bu Dara," Lanjut Daniel sambil mencomot makanan milik Arthala,
"Ngomong mah ngomong aja, gak usah segala main nyomot makanan gue. Jamet !!" Keluh Arthala karena tidak terima jika makanannya diambil oleh orang lain,
"Dikit doang neng, sama calon suami gak——" Ucapannya terenti ketika bangku lain di meja itu ditarik oleh Althaf, dan perdebatan mereka berdua pun berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[idk] sukhoon
Fiksi PenggemarBahagia tuh rasanya gimana ? - Arthala thala lo kenapa ? - Althaf ⚠️bxb⚠️ ⚠️harsh word⚠️ ⚠️non baku⚠️