-22-

375 48 6
                                    

Kalau votemen nya ramai, besok aku up lagi. Ayoo diramaikan😲✊🏻
Komen yang banyak, aku suka baca komen dari kalian😽

Sider pergi jauh-jauh!!! 😾





====== happy reading ======




Saat bel istirahat Thala tadi telah mengirim pesan kepada Althaf untuk menemuinya di rooftop.

Tak lama kemudian Althaf pun datang dengan sekantong plastik yang berisi jajan yang tadi sempat dibelinya.

Thala tersenyum melihat kekasihnya yang selalu menyempatkan diri untuk membawakannya makanan.

"Duduk sini," ujar Thala sambil menepuk bagian kosong kursi disebelahnya.

Althaf pun menurut dan berjalan kearah Arthala.
"Wajah kamu agak pucet, kamu sakit?" Tanya Althaf dengan raut wajah khawatirnya.

"Nggak, aku nggak sakit," jawab Thala sambil masih menatap kekasihnya.

"Kenapa, ada sesuatu? Mau bercerita?" Tanya nya lagi sambil mengelus ringan pipi Thala, membuat sang empu memejamkan matanya menikmati elusan tersebut.

"Janji nggak marah?" Ucap Thala.

"Apa? Tergantung gimana cerita mu nanti."
Mendengar itu Thala pun mempoutkan bibirnya, tanda ia tengah kesal.

"Iya. Iya. Janji nggak marah." Ucap Althaf sambil mengelus rambut Thala, menatap penuh cinta orang dihadapannya itu.

Thala pun menarik nafas terlebih dahulu sebelum mulai bercerita kepada Althaf. Semua ia ceritakan dan tak ada yang terlewat sedikit pun.

Raut wajah terkejut adalah yang pertama Thala tangkap dari kekasihnya itu. Keduanya lantas masih terdiam setelah Thala menyelesaikan ceritanya.

Thala sendiri tak tau apa yang kini sedang dipikirkan oleh Althaf. Pemuda itu hanya diam sambil menautkan kedua tangannya.

"Al—" panggil Thala terhenti saat tubuhnya ditarik masuk kedalam pelukan Althaf.

Setelah mendengar cerita dari Thala tadi, kini ia menjadi bimbang untuk meninggalkan pemuda itu. Althaf menjadi ragu untuk melanjutkan pendidikannya di tempat yang berbeda dengan Thala. Ia tak ingin Thala sendirian.

"Maaf..." ujar Althaf masih dengan posisi memeluk erat tubuh Thala.

"Makasih udah mau cerita ke aku. Aku janji bakal bantu nemuin orang yang neror kamu." Lanjutnya dengan kini melepas pelukannya dan menatap wajah Thala.

Sedangkan Thala kini tersenyum lega, karena Althaf mau mendengarkannya dengan baik. Ia juga merasa bebannya sedikit berkurang setelah bercerita kepada kekasihnya itu.

Sepulang sekolah kini Althaf bersama dengan Thala berniat untuk mengecek cctv yang berada di koridor arah kelas Thala.

Sebenarnya ada satu nama yang terlintas diotak Althaf, tapi ia tak ingin asal menuduh tanpa memiliki bukti. Oleh dari itu kini ia akan mengumpulkan bukti terlebih dahulu sebelum nanti menyerahkannya kepada bagian kedisiplinan siswa dan jika perlu ia akan melaporkannya kepada polisi.

Kedua alis Althaf meyerit kala melihat di layar monitor kini terlihat murid yang mengenakan jaket hitam dan sialnya wajahnya tertutup membuat Althaf tak bisa mengenalinya.

Setelah hampir selama satu jam mereka mengecek satu persatu rekaman cctv, kini keduanya memutuskan untuk pulang karena tak mendapat banyak bukti.

Thala menjadi tak enak karena merasa membebani Althaf dengan masalahnya. Ia bahkan sedari tadi menatap wajah gusar yang Althaf tampilkan.

[idk] sukhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang