-4-

706 83 40
                                    


Sekarang tengah memasuki jam istirahat dan Arthala masih dalam mood yang buruk,

"Kuy ngantin," Ajak Jevran,

"Males ah, lo aja sana. Gue nitip air putih aja," Ujarnya dengan malas,

"Lo kenapa ?? dari pagi tuh muka sepet banget gue liat-liat. Belom dapet jatah bulanan lo ?" Tanya Jevran asal, karena ia tau tidak mungkin seorang Arthala tidak mempunyai uang. Ayah nya yang galak itu selalu memenuhi rekeningnya dengan nominal yang cukup banyak.

Meskipun begitu Arthala bukan tipikal orang yang suka boros. Paling sekali dua kali doang ia pakai buat bersenang-senang sisanya ia diamkan menumpuk di rekeningnya.

Padahal tanpa Jevran tau, Arthala selalu rajin membagikan separuh uang yang ia miliki untuk disumbangkan ke panti asuhan. Memang sengaja Arthala tidak membagi tau ke siapa pun tentang hal itu, karena menurutnya melakukan hal baik tidak selalu harus diketahui oleh orang lain. Baginya cukuplah hanya dia dan Tuhan saja yang tau.

"Apaan sih, gak papa lagi males aja. Udah sana pergi, jangan lupa titipan gue yang tadi gue bilang.." ucapnya lalu menyumpal kedua telinganya dengan airpods,

Sepeninggalan Jevran, kelas benar-benar terasa sepi, Hingga tiba-tiba terasa usakan dikepalanya,

"Kenapa gak ke kantin ?" Tanya orang yang sekarang menjadi alasan kenapa mood Arthala buruk.

"Gak papa lagi males aja," ucapnya sambil menatap luar jendela,

"Lagi ada masalah ?" Tanya Althaf,

"Iya, lu sumber masalahnya.." batin Thala,

"Nggak," jawabnya singkat,

"Gue ada bikin salah, hmm ?"

"Enggak. enggak ada apa-apa. Emang lagi males aja. Udah, aku nya jangan ditanyain mulu. Capek." Ucap Thala sambil menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan. Capek mengulang jawaban yang sama, tadi Jevran sekarang Althaf.

Althaf hanya terkekeh melihat Thala yang mengubah panggilan menjadi aku-kamu pertanda ia tengah kesal sekarang. Sangat lucu pikirnya.

"Yaudah nggak aku tanyain lagi," ujarnya sambil mengelus kepala Arthala,

Usakan itu terasa menenangkan bagi Arthala, hingga membuat ia memejamkan matanya sambil menikmati usakan tersebut. Apalagi semalam ia hanya tertidur sebentar, dan sisa waktunya... yahh kalian tau lah tidak perlu dijelaskan lagi..

"Udah makan ?" Tanya Althaf, tanpa menghentikan kegiatannya mengelus kepala lawan bicaranya itu,

"Tadi katanya nggak bakal nanyain aku lagi," ucap Thala,

"Kapan aku bilang gitu ?" Kata Althaf yang berpura-pura lupa,

"Kasihan mana masih muda, udah pikun," sindir Thala yang dihadiahi tawa Althaf.

"Yaudah, aku nanya sekali ini aja deh. Udah makan apa belum ?"

"Udah.." cicitnya,

"Beneran ?" Tanyanya Altaf,

"Hm," Dan setelah menjawab pertanyaan dari Althaf, tiba-tiba usakan dikepalanya berhenti dan membuat Arthala mendongakkan kepalanya,

"Kenapa berhenti ?" Tanya Thala,

"Lagian siapa yang ajarin bohong kayak gitu ? Ayok ikut," Althaf menggandeng Arthala keluar dari kelasnya dan menuju ke kantin.

Lalu sesampainya di kantin mereka duduk di meja yang berisi teman-teman nya yang lain,

[idk] sukhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang