Kelas Sudah kosong. Namun dua insan di dalam kelas ini masih enggan bergerak dari meja nya
Dua insan tersebut yaitu : Jiya dan junkyu
Jiya hanya melamun. Menatap putihnya papan tulis yang berada didepan
Sedangkan junkyu- tertidur, menenggelamkan wajahnya kepada lipatan tangan yang ia tumpukan di meja
"Kim junkyu... Kenapa ya Kita harus menjadi manusia? Kenapa kita mempunyai orang tua? Kenapa manusia harus bersosialisasi? Rasanya aku ingin menjadi roti saja. Tak perlu hidup, namun dapat membuat orang bahagia karenanya "
Kim junkyu membuka matanya. Dia merubah arah kepalanya menghadap Jiya. Anak bebek itu terlihat sedih
"Selain tidak bisa diam seperti anak bebek. Kamu senang berovertingking juga Ternyata"
Jiya melirik junkyu "semua orang juga suka berovertingking"
Junkyu kembali terdiam, dia sendiri juga tak tau jawaban yang jiya tanyakan
"Kim junkyu... Kenapa orang dewasa itu merepotkan sekali. Apabila tidak kuat mempunyai anak, kenapa harus membuat anak? Menang enaknya saja. Tapi tidak bisa bertanggungjawab"
Junkyu mengangguk
"Orang dewasa itu egois" jawabnyaJiya menatap junkyu dengan serius. "Benar mereka egois sekali! Menyebalkan"
Junkyu memejamkan matanya "Sepertinya kamu sangat membenci orang dewasa"
Jiya Merubah raut wajahnya sedih "Tidak. Aku hanya Sedih. Aku tidak tau Ibu ku ada dimana semenjak aku bangun dari kecelakaan... Aku bahkan tidak tau, apa aku mempunyai ayah. Foto mereka tidak ada dirumah"
"Tapi aku tak bisa membenci mereka" jiya menundukkan kepalanya
Junkyu menatap jiya. Ternyata dia tak jauh beda dengannya
"Saya tidak suka keramaian" ucap Kim junkyu tiba tiba "saya lebih tenang apabila saya sendiri" lanjutnya
Jiya mengangguk "Tapi sayangnya. Aku membenci sendirian" gerutunya seperti bisikan
"Ah Kim junkyu kenapa kita jadi akrab yaa?" Tanya jiya menghadap junkyu
Junkyu terbangun. Dia menghendikan bahunya
Semenjak kejadian Junkyu memberikan roti roti nya kemarin. Mereka semakin dekat . Bahkan Junkyu sudah Sering mengajak Jiya mengobrol
"Roti mu tinggal berapa?"
"Tinggal tiga. Cukup untuk makan malam nanti"
Junkyu mengangguk "besok Saya bawakan sepuluh bungkus. Kamu ingin rasa apa?"
Jiya tersenyum lebar. "Terserah! Aku akan memakan semua rasa yang kamu bawa"
Junkyu mengangguk
"Pulanglah. Saya akan pulang""Iyaaa"
Junkyu melangkahkan kakinya meninggalkan jiya sendiri dikelas
Hah... Jiya akan sendirian lagi...
Sampai pintu ,langkah junkyu terhenti "Park Jiya. Jangan terlalu percaya dengan orang lain. Termasuk dengan saya. Saya hanya manusia menyeramkan dan pembawa sial"
Ucapan panjang Junkyu tersebut berhasil membuat jiya termangu
"Kim junkyu, hidupmu pasti sulit sekali ya? " lirihnya pelan
**✿❀❀✿****✿❀❀✿****✿❀❀✿**
Jiya melangkahkan kakinya untuk berkeliling ke penjuru sekolah. Dia enggan pulang ke rumah
Entah mengapa tapi dia lebih senang berada disekolah
"Ini kelas sastra Korea... Kece sekali"
Jiya Mengambil jurusan 10 MIPA 5 - lebih tepatnya ibu nya yang memilihkannya
hhh, dia ingin menangis saja rasanya. Dia tidak pernah mengerti tentang perhitungan
Tapi kenapa ibu nya malah mendaftarkannya di MIPA?!
Sudahlah tidak apa apa. Disana dia bahagia kok. Dia juga bisa bertemu malaikat seperti junkyu
DUGHH
"MATI KAU SAMPAH!"
"BISA BISANYA KAU TAK MEMBAWA UANG"
Jiya mematung. Di Samping Ruang musik terdapat koridor. Di sana terdengar suara suara seperti pukulan
"KIM JUNKYU SAMPAH"
Kim junkyu?
Dengan cepat jiya berlari. Menuju koridor di samping ruang musik tersebut
Dia melihat Kim junkyu dipukuli habis habisan oleh 4 siswa. Tidak- lebih tepatnya junkyu dikeroyok oleh mereka
Junkyu tidak melawan, Pandangannya kosong. Badannya Memar. Wajahnya Berdarah
Tidak. dia tak boleh membiarkan Kim Junkyu dipukuli begitu saja
Jiya berlari menuju ruang guru. Namun, Disana tidak ada guru sama sekali. Di lapangan juga tidak ada siswa/siswi.
Kemana semua orang orang ini?!
Astaga Rasanya jiya ingin menangis
Jiya berhenti dari larinya. Satu satunya yang dapat dia andalkan saat ini yaitu dirinya sendiri
Jangan terlalu bergantung pada orang lain. Sekarang Kim junkyu dalam bahaya. Tidak ada waktu untuk Memikirkan hal yang lain
Jiya menggunakan tudung jaketnya. Dia berlari dengan cepat. Untung saja. lari nya lumayan cepat- apabila dia sedang panik saja
Sampai koridor, jiya langsung mendorong orang orang yang memukuli junkyu hingga mereka terjatuh
Tak ingin menyia nyiakan kesempatan
Dia menarik junkyu. Dan membawanya pergi dari sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Still life | Junkyu Treasure
Fanfiction[Ft Kim junkyu Treasure] Mereka adalah Kim Junkyu dan Park jiya , dua Remaja yang sedang menanti Kebahagiaannya "Manusia itu tidak ada yang sempurna. Bagaimana mungkin manusia bisa meraih kesempurnaan sepenuhnya?" Disclaimer : -fiktif belaka, kara...