Jiya berlari sejauh mungkin dari sekolahan. Hingga akhirnya dia berhenti di dalam gang sepi yang mengapit dua bangunan
"Junkyu kamu tidak apa apa kan?"
Kim junkyu hanya meliriknya.
"Sini junkyu kita duduk disini" junkyu dan jiya duduk di dalam gang tersebut
Jalannya tak terlalu kotor. Tidak masalah
Jiya ter engah engah. Begitu pula junkyu. Ah sudah lama mereka tidak berolahraga
"Kim junkyu aku kaget sekali tadi. Jantungku serasa copot melihat kamu dipukuli seperti itu"
"Badanmu kan besar kenapa kamu tidak melawan mereka!"
"Aku akan mencarikan mu obat merah. Tunggu disini"
Jiya hendak berdiri. Namun junkyu menahan pergelangannya
"Tidak perlu. Nanti lukanya akan sembuh dengan sendiri"
Jiya menghela nafas
Tanpa sadar. Butiran butiran air halus yang ia tahan turun begitu saja di mata cantiknya
"Junkyu. Entah mengapa aku tidak suka kamu dipukuli..."
"Junkyu tidak boleh dipukuli"
Tangisannya semakin pecah. Rasanya sakit saat melihat junkyu di keroyok dengan brutal seperti itu
"Malaikat. Tidak pantas dipukul seperti itu"
**✿❀❀✿****✿❀❀✿****✿❀❀✿**
"Tidak pulang?"
Junkyu dan jiya masih ada di gang itu. Jiya menggeleng. "Aku akan mengantarkan mu pulang ya Kim junkyu"
"Saya bukan anak kecil"
Selesai Jiya menangis hebat tadi. Jiya langsung mengobati luka Junkyu. Dengan paksaan jiya tentunya.
untung saja disini dekat supermarket yang menjual obat merah"Junkyu pasti lelah ya?"
"Sudah biasa" gerutu junkyu
"Junkyu tidak boleh terluka lagi"
Junkyu menatap jiya yang sedang menunduk, tangannya sibuk mengoret ngoret Jalan dengan batu
"Kamu orang pertama yang menangisi saya"
Jiya menoleh junkyu dengan cepat
"Junkyu orang kedua yang peduli dengan Jiya. Setelah jiya mengalami kecelakaan setelah dokter"
Mereka berdua bertatapan
"Hanya roti. Bukan hal yang besar"
Jiya menggeleng "Tidak ada roti itu. Jiya tidak bisa hidup"
Junkyu terkekeh
"Ohh junkyu tertawa!"
"Tidak" dengan cepat junkyu merubah raut wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Still life | Junkyu Treasure
Fiksi Penggemar[Ft Kim junkyu Treasure] Mereka adalah Kim Junkyu dan Park jiya , dua Remaja yang sedang menanti Kebahagiaannya "Manusia itu tidak ada yang sempurna. Bagaimana mungkin manusia bisa meraih kesempurnaan sepenuhnya?" Disclaimer : -fiktif belaka, kara...