10. Story Night

205 70 2
                                    

Malam semakin larut. Hawa dingin Yang menusuk tulang. Tidak mereka hiraukan sama sekali

Jiya dan junkyu terdiam, mereka berdua masih betah duduk di halte pemberhentian bus depan sekolah

"Junkyu junkyu lihatlah, Bulannya terang sekali ya?" Jiya mendongak. Tersenyum kecil melihat Bulan Bersinar terang menderang

Junkyu Hanya mengangguk menanggapi pertanyaan jiya. Bulan nya memang cantik

"Apa sekarang sedang malam purnama ya? Wah berarti pasti manusia serigala akan berubah nih!"

Junkyu tertawa kecil. Menanggapi ucapan konyol jiya

Jiya ikut tersenyum. "Ah iya. Jam berapa sekarang?"

"Jam 11" ucap Junkyu setelah melirik jam yang berada di pergelangan tangannya

"Kamu tidak pulang Jun? Sudah malam sekali nih"

Junkyu mendadak terdiam "tidak"

"Kenapa?"

"Hanya tidak ingin pulang"

"Kamu mengkhawatirkan ku ya?"

"Iya"

jiya mematung. Jantungnya tiba tiba berdebar tak karuan. Ucapan junkyu singkat itu tadi, Cukup membuatnya salah tingkah sendiri

"Kamu beneran jatuh?" Tanya jiya setelah melihat beberapa luka membiru yang terdapat di wajah pria tampan itu

Junkyu melirik jiya. Lalu mengangguk untuk meyakinkan gadis itu

"Tapi kok luka nya parah sekali Jun?"

"Iya, Tadi jatuhnya memang sedikit keras"

"Bohong"
"Siapa yang memukuli mu?"

Nafas junkyu tercekat, ah dia sudah ketahuan ya?
"tidak apa apa jiya. Ini memang salahku"

"Park jihoon itu? Dia mengancamu?"

"Ini salahku, Aku sudah menghilangkan sebagian dari hidupnya"

"Hah?"

"Sudahlah, jangan dipikirkan, itu hanya membuatmu semakin pusing nantinya"

Jiya mendadak terdiam

Apa maksud Kim junkyu?
Jiya masih berkutat memikirkan apa maksud Kim junkyu. Menghilangkan sebagian hidup park Jihoon?

"Asal kamu tau, Aku akan siap mendengarkan semua kisahmu Kim junkyu"

Junkyu hanya tersenyum,
Maaf Park jiya. Tapi junkyu tidak mau membebani dirimu dengan kisah hidup junkyu yang sangat kelam ini

Mereka berdua kembali terdiam,
Tiba tiba saja memori kejadian saat pulang sekolah tadi Melintas sekilas di Ingatannya

"Junkyu, apakah orang tuamu baik kepadamu?" Tanya Jiya, mencoba memastikan, bagaimana tanggapan junkyu tentang orang tuanya

"Entah. Ibuku Sudah tidak ada"

"Pergi??"

"Iya, pergi untuk selamanya"

Jiya menghela nafas. Kenapa ada hidup se rumit pemuda ini ya? Jiya kira hanya dirinya yang paling menyedihkan

Mengingat ayah junkyu, orang itu jahat sekali. Setiap Jiya mengingat pesan tadi. Hatinya ikut sakit tak karuan. Rasanya dia ingin sekali memukul beliau

Jiya kembali menatap langit "ibu junkyu ada disana" Tunjuknya tertuju kepada bintang besar bersinar terang

"Cantik bukan?" Lanjutnya

"Iya cantik. Tapi itu satelit" jawab junkyu

Jiya tersenyum paksa. "Satelit ya. Haha"
"Bisa bisanya aku tidak bisa membedakan satelit dengan bintang!" Bisik jiya yang masih bisa didengar junkyu, menyebabkan pria ber marga KKi itu tertawa geli

Lalu kemudian sang gadis mengalihkan pandangannya menghadap sang Pria

"Junkyu, pasti hidupmu berat sekali ya?"

"Hidupku terlalu membosankan"

"Pasti juga menyakitkan"

Junkyu menggeleng "Tidak tau, saya sudah sering merasakannya hingga sekarang terbiasa"

"Aku sangat berterimakasih untukmu karena sudah Mampu bertahan Sampai Detik ini"
Jiya tersenyum sekilas

"Sebenarnya aku ingin mengingat ingatan yang sudah ku lupakan. Tapi ntah mengapa, semakin hari rasanya semakin takut untuk mengingatnya" lanjutnya

"Jangan diingat. Jika itu akan membuatmu merasa lebih baik"

"Aku hanya penasaran. Apa sebelumnya aku orang jahat atau malah orang dermawan yang suka membantu sesamanya. Hehehe"

"Kamu anak yang baik jiya"

Jiya menunduk lalu tersenyum "Nanti kalau faktanya aku jahat. Jangan berteman denganku lagi ya Jun"

"Tidak peduli. Aku akan selalu bersamamu"

Mendengar ucapan junkyu. Jiya Langsung meliriknya
"Benarkah??"

Junkyu mengangguk. Jiya tersenyum geli. Siapa yang mengajari anak ini bergombal???

"Baiklah kalau memang aku benar benar jahat, aku yang akan menjauhi mu"

"Tidak peduli park jiya, aku akan terus mendekatimu"

"Kalau aku mafia?"

"Angkat aku jadi asisten mu"

Jiya tertawa kencang. Angkat aku jadi asisten mu katanya?

"Pftt- oke oke kalau aku pembunuh?" Ucap jiya disela sela Tawa nya

"Aku akan membawamu kekantor polisi"

Jiya tersenyum lebar "Kim lucu- ah bukan! Junkyu lucuuuu"

Junkyu memasang wajah Datarnya "kamu lebih lucu"

"Kim Junkyu-" Panggilan jiya terhenti. Dia beralih meraih menggenggam tangan lelaki yang duduk disampingnya
"Mari kita hidup bersama selamanya" lanjutnya

Gantian junkyu mematung, Ucapan jiya membuat hati nya menghangat sekaligus ingin menangis

"Izinkan Aku, untuk selalu bersama mu ya Junkyu. Hanya kamu yang aku miliki di dunia ini"


entah mengapa junkyu merasa dejavu.

Still life | Junkyu TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang