7. Familiar

218 73 1
                                    

"Ah iya Jun. bagaimana kabarmu? Apa Masih sakit?? Ini Bu Lisa menitipkan tugas bahasa Korea. aku sempat mengintipnya, Keren sekali kamu mendapatkan nilai 98!. Aku sangat tercengang melihatnya"

"Tidak sempurna, dari mana kerennya?"

98 tidak sempurna?

Jiya menganga "astaga junkyu, 98 itu nilai yang sempurna"

"Hanya kamu kan yang menganggapnya sempurna"
Junkyu menekan hidung jiya pelan

"Manusia itu tidak ada yang sempurna. Bagaimana mungkin bisa manusia meraih kesempurnaan sepenuhnya?" Jiya terlihat kesal. Matanya melebar, Pipinya yang sebelumnya bulat, semakin membulat

Hal tersebut berhasil membuat junkyu tertawa gemas "astaga. Dari mana kamu mencuri kalimat itu?"

Jiya masih terlihat kesal, Namun saat melihat junkyu tertawa cerah. Kekesalan jiya meluap begitu saya

"Ah iya! Aku senang sekali. Akhir akhir ini Junkyu Sering tertawa dan tersenyum"

Junkyu kembali tersenyum

Dia tersenyum dan tertawa juga karena kamu Park Jiya

"Bagaimana disekolah?"

"Waaah lihatlah. junkyu jadi kepo sekali. Biasanya junkyu hanya-" jiya merubah raut wajahnya datar "berisik bebek" "

Junkyu tertawa "Kamu memang bebek sih"

"Hehe. Tapi tak masalah. Apa pun akan aku lakukan agar Kim junkyu terus tersenyum"

Mereka berdua pun menghabiskan waktu, membicarakan hal random,

Jiya terus bercerita bagaimana dia disekolah tanpa junkyu

Tanpa sadar. Junkyu mulai terbiasa oleh kehadiran jiya

Junkyu tidak suka sendirian lagi. Yang junkyu suka saat ini yaitu ketika dirinya bersama jiya

Hanya berdua

**✿❀❀✿***✿❀❀✿***✿❀❀✿**

Sudah 5 jam lamanya Jiya menghabiskan waktu Di kamar junkyu. Mulai Dari cerita cerita hingga rebahan menguasai Ranjang.

Sedangkan pemilik rumah hanya menatapnya dari Sofa pojok kamar.

Junkyu tidak bisa marah. jiya begitu menggemaskan- Saat anak bebek itu Bergelimpangan di Ranjangnya, melempar lelucon lalu tertawa tidak jelas

Jiya memang semenggemaskan itu

Sedangkan jiya sendiri. Masih Menikmati rasanya tidur di kasur empuk

Jarang jarang jiya bisa rebahan dikasur seharga Ginjalnya ini

Jiya mengsedih. Dia Teringat rumah, kasur dirumahnya keras sekali. hingga membuat punggung jiya kaku

Jiya tidak menyangka, bahwa junkyu se Kaya ini

Tp wajar sih. Dari tampang Junkyu sudah Terlihat Seperti anak sultan

Still life | Junkyu TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang