9. Start the damned

212 74 0
                                    


Jiya pulang dengan wajah murung. Dia masih memikirkan pesan dari ponsel junkyu

Jiya melirik Ponsel junkyu yang ia bawa bersamanya. Tenang saja benda itu pasti akan dia berikan ke pemiliknya

"Loh kok kebuka?" Jiya menatap heran pintu rumahnya. Pasalnya tadi pagi jiya sangat ingat bahwa dia telah mengunci pintunya

"Ibuu?!"

Jiya Terkejut setengah mati saat melihat perempuan terduduk di ruang tamu. Hatinya seperti ingin meledak. Oh sungguh Dia sangat merindukan sosok itu

Jiya pun langsung berlari memeluk orang yang paling dia sayangi itu

Jika dilihat lihat, sekarang jiya sudah Seperti menang lotrean uang segunung -Tidak bahkan bisa lebih dari itu

"Ibuuu, jiyaaa sudah sekolah hehehe. Sudah lebih 2 Minggu sepertinya. Aku juga sudah punya teman baru-"

PLAK

Nafas jiya mendadak tercekat...

Benar, Dia Ditampar

Badannya melemas, bahkan sekarang dia sudah terduduk lemas di lantai, dada nya bergemuruh, Netranya mulai berkaca kaca. Sungguh dia tidak percaya

Kenapa?? Ada apa? Kenapa tiba tiba ibu menamparnya?

"Berani sekali kamu menyentuh saya. Saya bukan ibu kamu"
"Dan... Lancang sekali kamu menjual barang barang saya? Tidak tahu diri. Sudah saya sekolahkan, saya bayari rumah sakit, saya biayai kamu. Dan ini balasan kamu?"

Nyonya park- ah lebih tepatnya Park Chaeyoung atau rose berdiri. Menghampiri jiya yang terkapar dilantai

"Wah? Kamu juga membeli smartphone ternyata?"

Tiba tiba Rose menarik paksa smartphone junkyu dari genggaman jiya.

Jiya menggeleng lemah "ibu... itu bukan punya jiya... "

DUGH
rose menendang perut jiya dengan kencang

"Diamm. Kamu pasti masih mempunyai uang hasil dari menjual barang barang saya kan? Berikan ke saya!"

Jiya kembali menggeleng lemah

Rose benar benar tidak percaya kepada putri satu Satunya itu. Beliau menarik paksa Tas Yang jiya kenakan

Tangannya sibuk mencari sesuatu ditas jiya. Bibirnya terangkat menunjukan senyum puas saat menemukan benda yang beliau cari

Oh tidak uang jiya...

Jiya menangis pilu. Entah mengapa tapi Hatinya semakin sangat sakit Sekali. Kenapa ibunya tega melakukan ini? Apa dulu dia pernah melakukan kesalahan besar? Sungguh jiya masih tidak ingat apa apa

"Sudah menumpang. Menghabisi uang saya. Merepotkan. Pergi kamu dari rumah saya!"

"Ibu. Tapi jiya rindu ibu..."

DUGHH

Rose kembali menendang perut jiya dengan keras

"Kamu bukan anak saya. Cepat pergi dari rumah saya. Atau saya yang menyeret kamu keluar?"

Jiya masih terkulai lemas. Kepalanya mulai berdenyut hebat, Perutnya sakit, badannya sakit, hati nya juga sakit, semua terasa menyakitkan

"Ibu... " Rintihannya

Ibunya menarik rambutnya. Mengeluarkan jiya secara paksa. Lalu melemparnya di halaman rumah

Jiya mulai berdiri. Dia berjalan tertatih tatih keluar dari perkarangan rumahnya

Ternyata sama saja. Orang tua nya dan orang tua junkyu kenapa sama sama jahat sekali?

**✿❀❀✿***✿❀❀✿***✿❀❀✿**

Sudah dua jam berlalu. Jiya masih enggan berdiri dari halte. Sedangkan hari sudah semakin malam

Dia tidak tau, kemana lagi dia akan pergi

Yang ia bisa lakukan hanyalah terus menangis.
Sungguh saat ini semuanya masih terasa sakit sekali

"Astaga jiya?!"

Jiya mendongak

"Junkyu..."

Yang ia tunggu tunggu akhirnya datang juga. Ada perasaan lega di hatinya saat junkyu datang menghampiri nya

Tapi hal itu juga berhasil membuat Tangisan Jiya semakin pecah. Dia menangis histeris. Beralih memeluk junkyu dengan erat

Junkyu hanya terdiam, sembari membalas pelukan Jiya

"Tidak apa apa. Semuanya akan baik baik saja. Menangis lah sepuasmu"

Tangisan jiya semakin histeris.

Beberapa detik kemudian, Dia mendongak, Menatap nanar Wajah junkyu yang lebam lebam. Tangisannya mendadak terhenti

"Junkyu kenapa?"

Junkyu beralih duduk disamping jiya

Dia tersenyum tipis, tangannya mengusap wajah jiya Lembut, Menghapus air yang menggenang diwajah Jiya "tidak apa apa, hanya terjatuh"

Jiya menyukai nya. Kim junkyu menenangkan, sekaligus membuatnya nyaman

Gadis itu kembali terisak
"Ternyata ibu membenciku, dia benar benar membenciku junkyu. Aku merindukannya tapi aku dibencinya"

Junkyu hanya terdiam. Melihat jiya seperti ini, Entah mengapa dirinya merasa ikut sesak. Seolah olah dia merasakan apa yang gadis didepannya ini rasakan

"Maaf. Aku minta maaf sebesar-besarnya junkyu. Smartphone mu di rebut ibu... Ibu Mengambilnya dari ku. Seharusnya tadi aku tidak membawanya bersama ku. Sekali lagi maaf..."

"Kenapa kamu malah memikirkan itu? Ah iya apa ada yang sakit? Sebaiknya kita Kerumah sakit saja ya?"

Junkyu berdiri namun dengan cepat jiya mencengkal tangan lelaki itu

"Sakit junkyu" Jiya terus menangis. Dia meremat dadanya erat "disini sangat sakit. Hatiku serasa ditusuk ribuan tombak"

Air mata yang junkyu tahan mulai tadi akhirnya lolos. Dia menangis tanpa suara melihat Jiya

"Oh Astaga..." "Hatiku... Hatiku terasa sakit melihatmu seperti ini park Jiya"

Lucu sekali rasanya.
hati Junkyu tidak pernah merasa Sesakit ini sebelumnya

Hidupnya penuh dengan kekosongan dan lelucon secara bersamaan, lalu apa yang perlu ditangisi?

Namun kali ini, Junkyu merasakan emosinya yang tiba-tiba membuncah saat melihat jiya menangis pilu dihadapannya.

Hingga membuat Perasaan yang sudah ia kubur bertahun tahun kembali muncul

Perasaan dimana Junkyu ingin memeluknya, Melindunginya, dan mengatakan bahwa gadis itu akan selalu baik baik saja bersamanya

Still life | Junkyu TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang