3. Truth

226 72 1
                                    

Jiya tidak bisa tertidur setelah mengetahui fakta bila Kim Junkyu ternyata baik sekali.

Kim junkyu bisa bicara- suaranya tampan... walaupun sedikit tidak jelas tapi suaranya tampan!

Apalagi orangnya

dan tadi pada pertama kalinya, Junkyu menatapnya khawatir
Bagaimana mungkin?

Pipinya bersemu. astaga lihatlah Park bodoh jiya ini, Ya! kamu sekarang sedang miskin. Jangan pikirkan lelaki terlebih dahulu

Lebih baik Pikirkanlah hidupmu!

Tapi...

Tapi Kim junkyu terlihat tampan tadi.. jauh lebih tampan saat dengan sigap memberinya roti

Jiya menggigiti bantal nya gemas

Kim junkyu. Sepertinya kamu harus Hati hati mulai saat ini, karena bisa saja Park Jiya- gadis bodoh itu mungkin Akan menggantungkan hidupnya kepadamu

**✿❀❀✿***✿❀❀✿***✿❀❀✿**

"Astaga bagaimana mungkin tidak ada air?"

Jiya berdiam diri didepan cermin kamar mandinya

Apa PDAM sudah mematikan airnya dari pusat. Karena dia belum membayar?. Tapi perasaan kemarin airnya masih bisa.

Oh sialll. Sudah tidak punya uang, tidak bisa makan, Tidak ada air pula. Kalau saja besok listrik juga dimatikan dari pusat sana- ah jangan jangan. Jangan membayangkan hal yang membuatnya pusing

"Jiya sekarang kamu sekolah. Disana ada kamar mandi. Ayo kita gunakan fasilitas itu dengan baik"

Jiya tertawa kecil. Mengambil odol dan sikat, pencuci muka, dan sabun mandi. Setelah itu Dia langsung menggunakan seragamnya. Dan membopong tas nya di punggung

Oke Mari kita mandi dan lalu bertemu malaikat pelindung~

"Woi" Jiya mengedarkan pandangannya.

Oh? Siapa

Jiya menatap bingung orang yang berdiri didepannya ini. "Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah sembuh?"

"Saya sudah sembuh... tapi kamu Siapa ya?" Jiya mengerjap "aku lupa ingatan jadi tak bisa mengingat apa apa.... Maafkan aku"

Laki laki didepannya ini terdiam. "Benarkah?.."

Jiya mengangguk. "namamu siapa?" tanya gadis itu

"Ha yoonbin. Namaku Ha yoonbin. Aku tetangga mu. Rumahku tepat disampingmu"

"Ahhh Ha yoonbin. Nama yang bagus! Kapan kapan kita bermain bersama. Yasudah Yoonbin sekarang aku mau berangkat sekolah dulu ya"

Jiya tersenyum ramah. Kemudian dia sedikit menunduk, meninggalkan ha yoonbin- tercengang mematung didepan rumahnya

"Kalau di film yang aku lihat kemarin ditv.... Biasanya orang lupa ingatan itu sering sakit kepala. kalau tidak, ada beberapa ingatan yang berputar sedikit demi sedikit. Tapi kenapa kepalaku berbeda? Apa kepalaku sudah benar benar tak berfungsi?" Gerutu jiya

Selain bodoh. Jiya juga hobi mengada ada

Ah lupakan kepalanya.

Jiya sudah berdiri didepan gerbang sekolahnya. Sepi sekali-

Haha kece sekali kamu jiya. Ayo mandi!

Setengah jam,
Jiya keluar dari kamar mandi. Syukurlah disana kamar mandinya tidak bau

Hahaha asik asik

Besok besok mungkin dia akan mandi Disana saja!

"Jiya? Dari mana?"

Jiya melirik Giselle. Teman sekelasnya!

"Pagi Giselle aku habis dari kamar mandi"
"yasudah Giselle aku pergi ke kelas dulu ya" lanjutnya

Giselle mengangguk

Jiya pun mulai melangkahkan kakinya kembali. Menuju kelasnya saat ini

"Selamat pagi~~"

"Oh pagi jiyaaa" Beberapa orang Disana menjawabnya

Namun ada beberapa yang tak menghiraukan nya. Termasuk junkyu

Apa anak itu sudah melupakan Kejadian kemarin atau bagaimana?

"Kim junkyuuuuuu. Selamat pagi. Pagi pagi pagi!"

Jiya menempatkan diri disamping junkyu. Dia menatap wajah laki laki itu dengan seksama

"Terimakasih banyak Kim junkyu. Saat kamu memberiku roti kemarin. aku melihat dia sayap di punggungmu. Wajahmu bersinar sangat terang" jiya mulai bersuara

"Kalau kemarin kamu tidak memberiku roti. Mungkin saja aku akan-khekkk" ucap nya seolah memotong lehernya

Junkyu mendengus. Oh oh oh? Apa junkyu kesal sekarang? Gawat! Bisa bisa junkyu tidak memberi nya roti lagi!

"Bisa diam tidak? Suaramu seperti Anak Bebek. Menganggu sekali"

Jiya tercengang.

"Kamu menghinaku bebek? Bisa bisanya?!" Jiya melotot. Kesal.

"Huh! Untung saja kamu kemarin menolongku. Jadi aku tak bisa marah padamu"

Jiya kembali terdiam.

Namun sedetik kemudian dia menatap Kim junkyu lagi

"Hehe junkyu. Apa aku boleh meminta roti lagi?"

Jiya tersenyum lebar "Roti apa yang kamu berikan kepadaku? Rasanya enak sekali!!! Sepertinya aku mulai kecanduan roti mu! " Memang terlihat tidak punya malu. Namun Jiya tidak mempermasalahkannya. Yang penting perutnya aman

Dia merasa perutnya kembali terasa lapar

Ya wajar. Kemarin sore hanya makan 3 roti. Dan Tadi dia tidak sarapan apa apa

Kim junkyu meliriknya. "Kamu ingin berapa?"

Mata jiya berbinar cerah "memangnya kamu membawa banyak roti?!"

"Tidak terlalu. Hanya beberapa- ah ada tujuh" junkyu mengambil 7 roti itu. Lalu memberikannya kepada jiya- memberikan ketujuh rotinya

Jiya menganga. "Kamu memberikan ini semuanya?"

Junkyu mengangguk. Lalu dia merogoh kolong meja nya

Dengan pelan junkyu meletakkan 2 susu pisang. Ya benar, Dia memberikannya
Kepada jiya.

Oh tidak jiya ingin menangis-

Telat. Jiya sudah menangis sekarang


Still life | Junkyu TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang