happy Reading~
"Bagaimana hoon. Kamu sudah menemukan adikmu?"
"Papa sungguh merindukannya. dimana lagi kita akan mencarinya?"
Jihoon menggeleng tak perduli. Bahkan di ruang makan pun, Papa nya terus membicarakan adiknya yang menghilang itu
Sejujurnya jihoon frustasi. Jihan, Jihan dan Jihan. 10 tahun jihoon hidup, Jihoon terus mendengarkan keluhan sang papa tentang kembarannya itu
Jihoon seperti ingin mati. Pagi, siang, hingga malam Beliau terus menerus membicarakan adiknya. Tak tau mengapa, Hanya jihan yang ada di otak pria tua itu
Apa perlu jihoon menghilang seperti jihan, Agar pria itu juga memperhatikannya sedikit saja?
Jihoon muak. Rasanya dia ingin berteriak dengan keras dihadapan Manusia yang sudah hidup dengannya selama 17 tahun, Namun itu tak akan mungkin Terjadi, Ia terlalu takut
Jika kalian mengira jihoon itu jahat dan pembangkang maka kalian salah. Jihoon itu anak yang cukup penurut, pendiam dan cukup pintar. ia hanyalah korban pelampiasan kekesalan dari orang tua nya
Sekali dua kali, Tak jarang Pria tua itu menyalahkan jihoon atas menghilangnya jihan, Jihoon disalahkan karena tidak becus menjaga adik kecilnya itu
Namun bagaimana bisa menjaga nya jika saat kejadian itu dia pergi bersama papa nya? Jihoon juga tak akan mengira hal mengerikan itu terjadi pada adiknya. Jika tau hal itu akan terjadi, jihoon akan mengunci jihan di kamar agar gadis itu tak akan pergi kemana mana
Ah... Sial memikirkannya sudah membuat jihoon sesak. Nafsu makan jihoon mendadak menghilang, tak hanya itu rasanya ia juga sangat mual
Jihoon berdiri meninggalkan papanya tanpa sepatah kata. Bahkan, pemuda itu tidak menyentuh makanannya sama sekali
Di dalam kamar, jihoon termenung. Jika saja junkyu tidak mengajak jihan pergi waktu itu. Jihan tidak akan menghilang dan tidak akan menghancurkan hidupnya seperti ini
Kenapa harus junkyu yang bisa selamat dan hidup? Kenapa bukan adiknya saja? Itu sangat tidak adil
Junkyu bedebah itu yang seharusnya menghilangJihoon merasa pusing, ia tidak bisa berpikir jernih. Tubuhnya ia rebahkan pada ranjang, Pikirannya Melayang
Tiba tiba jihoon teringat kejadian tadi siang. Dimana dia yang sengaja memukul gadis itu karena emosi. Sial, entah mengapa rasa bersalah tiba tiba muncul di benaknya
Ah Tidak. Dia tidak seharusnya merasa bersalah. Gadis itu yang memancing amarahnya terlebih dahulu
Melihat junkyu saja sudah emosi. Ditambah omong kosong gadis itu. Emosi jihoon semakin meledak ledak, seperti bom waktu
Jihoon memejamkan kedua netranya, pemuda itu merasa sedikit tenang. Ah rasanya Dia ingin tertidur dengan tenang seperti ini, selamanya.
**✿❀❀✿****✿❀❀✿****✿❀❀✿**
"Kamu mau berdiri di sana terus jiya?" tanya dokter hanbin heran melihat gadis itu hanya termenung di dekat pintuGadis itu tak berhenti menatap rumah itu dengan tatapan takjub. "Rumah paman bagus sekali"
"Terimakasih pujiannya. Sekarang kamu bisa pergi kekamar kamu yang Sudah saya siapkan"
Jiya mengangguk antusias
"Kamar nya diatas. Pintu kayu dengan cat cokelat"
"Baik paman dokter!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Still life | Junkyu Treasure
Fanfiction[Ft Kim junkyu Treasure] Mereka adalah Kim Junkyu dan Park jiya , dua Remaja yang sedang menanti Kebahagiaannya "Manusia itu tidak ada yang sempurna. Bagaimana mungkin manusia bisa meraih kesempurnaan sepenuhnya?" Disclaimer : -fiktif belaka, kara...