Do it!!!

43 14 30
                                    










Carol menguap lebar, ia bangun kesiangan hari ini. Kemarin benar-benar hari yang melelahkan, urusan mereka dengan polisi, belum lagi kesalahpahaman antara mereka dan Nyonya Susan membuat mereka semua tertekan. Karena kelelahan, mereka semua menginap di apartemen Anna.

"Aku menemukan surat!!" Seru Levi. Menunjukan amplop pink pada mereka.

Carol menghela nafas berat, tidak lagi.













Note :

Kalian gagal lagi, aku kecewa. Sudah kuberi kesempatan untuk menyelamatkan Mammon, tapi kalian tidak melakukannya. Baiklah, siapa lagi kali ini yang akan ikut bermain bersama? Kuharap Hellmounth sudah bersiap kali ini.












"Sial" Sean mengumpat.

"Jadi, Mammon sudah mati?" Tanya Alvin.

"Jika bukan Nyonya Susan, lalu siapa Mammon yang sebenarnya?" Tanya Levi.

"Kalian ribut sekali" Ucap Anna, ia baru keluar dari kamar. Mengucek matanya malas, sepertinya ia baru bangun.

"Ada surat lagi" Ujar Carol membuat Anna mendelik kaget, lalu bergegas mendekat untuk mendengarkan lebih.

"Surat untuk Levi?" Tanya Anna, memperhatikan amplop pink di atas meja. Mereka semua mengangguk.

"Hellmounth..." Anna menggumam.

"Iri dengki" Ujarnya.

"Siapa kira-kira?" Tanya Carol, Anna menggeleng tidak tahu.

Mereka terlihat berfikir keras, membaca ulang suratnya dengan seksama. Berharap menemukan petunjuk.

"Kali ini dia membunuh orang lain lagi bukan? Beelzebub, Belphegor, dan Mammon bukan dari kelompok kita? Berarti jika benar 7 target, tinggal 4 orang lagi" Ujar Levi.

"Jika kelompok ini termasuk targetnya, berarti Henry dan satu orang lagi dari kita bukan targetnya" Alvin menambahkan.

"Tapi dia membunuh Henry, Bro" Anna mengingatkan, tertawa sinis.

"Kurasa bukan Si Mata Satu yang membunuh Henry" Alvin menggumam.

"Lalu siapa? Kau yang melakukannya, hm?" Sarkas Anna. Alvin menggeram marah, menatap Anna nyalang.

"Jaga bicaramu, Ann!!" Tegur Alvin, menunjuk muka Anna. Giginya bergemelatuk.











*Brak










"Cukup, sialan!!!" Sean menggebrak meja, terlihat marah. Mereka diam, saling memalingkan muka.

"Kumohon, jangan bertengkar. Kita harus menyelesaikan ini segera mungkin" Carol mengingatkan.

"Tidak ada yang bisa menebak Si Mata Satu" Levi mendengus, memutar bola matanya malas.

"Kali ini pasti kelompok kita" Ujar Anna.

"Kenapa kau berkata begitu? Apa kau Si Mata Satu?" Alvin bertanya, tersenyum sinis menatap Anna. Anna mendelik protes.

"Alvin!" Tegur Carol.

"Ada apa dengan kalian berdua? Dasar kekanakan" Sean menatap mereka jengah, melipat kedua tangannya ke depan dada.

"Siapa Beelzebub sebenarnya?" Gumam Carol.

"Kenapa kau menanyakan orang yang sudah mati? Lihat ini, target selanjutnya adalah Hellmounth. Jangan buang-buang waktu!" Ujar Levi. Carol berjengit kaget, ada apa dengan teman-temannya hari ini.












SinnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang