First Time

1.2K 128 20
                                    

Notes :
Chap by : BucinSamaIchi

-

Samatoki memandang punggung Ichiro yang semakin menjauh meninggalkan rumah. Ia mengusak rambutnya frustasi, mengingat Ichiro masih saja menganggapnya anak kecil dengan untaian nasehat-nasehat yang keluar dari ucapannya.

Suara klakson mobil menghentikan kecamuk pikirannya, Samatoki lantas mengintip dari jendela dapur. Ia mengenali mobil hitam mengkilap itu, mobil kesayangan rekannya, Jyuto.

Pemuda serigala itu menggerakkan telinganya ke bawah, menggerutu kenapa Jyuto malah datang menjemputnya sepagi ini. Yah walaupun jam tujuh, bagi Samatoki waktu ini masih terlalu pagi.

Ekor dikibas-kibaskan karena kesal ketika Samatoki mendapati Jyuto sudah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kita janjian jam delapan, sialan."

Samatoki menggeram, mengeluarkan aura pekat alpha. Pria berkacamata itu sontak membalas, Ia juga alpha, tak mungkin dengan mudah tunduk dengan aura Samatoki.

"Yare-yare, hentikan ini. Lebih baik kau cepat ikut aku, kita ada jadwal rapat lebih awal."

Sepasang manik zamrud beradu dengan manik sewarna darah milik Samatoki, menuntut Samatoki untuk segera bersiap.

"Sebagai gantinya kita nanti pulang cepat, bodoh. Dan kalau beruntung kau bisa dapat bagian menghajar beberapa bajingan."

Jyuto melanjutkan.

Samatoki segera meraih jaket kulitnya, mengunci pintu, lantas melangkah mendahului Jyuto.

"Nebeng."

"Anjing lu."

"Gw serigala btw, lu cuma minus kan? Kaga buta?"

Malas berdebat sekaligus menahan emosi, pria dengan rambut belah pinggir itu memijat pelipisnya.

***

Ichiro menghempaskan badannya ke sofa seraya menghela nafas. Rasa letih bagai menguliti tubuhnya, padahal ia hanya melakukan pekerjaan ringan untuk hari ini.

Netranya mencuri pandang ke jam dinding sebelum menyapu ke seluruh ruangan.

"Sudah kuduga dia pergi. Cih, dasar."

Lelaki dengan helai hitam itu mengubah posisi menjadi tengkurap di sofa. Erangan kecil lolos dari tenggorokannya.

"Ughh, sial. Kenapa aku lelah sekali?"

Ia memaksa tubuhnya untuk bangkit menuju kamar mandi. Kulitya terasa lengket karena keringat terus bercucuran disertai suhu tubuh yang tiba-tiba meningkat.

Beberapa detik setelah Ichiro memaksakan diri untuk mandi, kepalanya terasa berat dan sakit. Lelaki itu membawa kakinya melangkah ke dalam kamar, kamar Samatoki.

Kedua maniknya melebar kemudian, baru menyadari bahwa dirinya  berada di kamar Samatoki.

"Heat?!"

Pikirnya.

Ia harus mengambil supressant di dapur, namun aroma kamar Samatoki seakan merantai kakinya. Seolah menyeretnya untuk bergelung di baju-baju dan selimut Samatoki.

Insting omeganya tunduk, mengikuti tarikan aroma mint menyegarkan. Perlahan ia merangkak ke atas ranjang berseprei hitam, bergerak membungkus tubuhnya dengan selimut abu-abu Samatoki. Samar aroma lemon dengan dominasi mint segar menusuk penghidunya. Lantas dihidupnya aroma itu hingga menyesaki dada.

From Now Till The End [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang