Notes :
Chap by : BucinSamaIchi***
Iris hijau merah mengintip malas dari balik kelopak mata yang masih enggan terbuka. Penghidu Ichiro menangkap aroma familiar di sekelilingnya, aroma Samatoki. Ichiro menarik diri hendak bangun dari acara lelapnya.
Rasa pusing menyerang kepalanya seakan ruang kamar itu berputar, lantas ia hanya menyender ke kepala ranjang.
"Ugh.."
Perut serasa bergejolak, ingin memuntahkan apa yang ada di dalamnya. Ichiro memegangi perutnya, lalu memaksa berdiri menuju kamar mandi. Baru satu langkah ia menapak, Samatoki muncul dengan nampan berisi bubur dan secangkir teh hangat.
Melihat wajah sang omega yang sangat pucat, Samatoki panik. Ia meletakkan nampan itu di lantai dengan asal sehingga teh di cangkir kecil itu tumpah sedikit.
"Ichiro, kenapa kau tak memanggilku?!"
Ia menggendong Ichiro layaknya pengantin menuju kamar mandi. Samatoki cukup peka bahwa omeganya itu merasa mual, dapat dilihat dari caranya memegangi perut dan menutup mulutnya.
Ichiro bungkam, rasa pusing tak mengijinkannya memberi jawaban. Tubuhnya diturunkan, punggung diusap-usap untuk menenangkan.
Beberapa menit dan tak ada apapun yang keluar dari isi perutnya. Ichiro menoleh menatap Sang Alpha sendu. Samatoki yang tega langsung membawanya ke dalam dekapan, ekor putih lembutnya melingkari pinggang dengan elusan-elusan ringan.
"Kita ke dokter setelah kau makan, ya?"
Tanyanya hati-hati.
Ichiro menggeleng di ceruk lehernya, hanya memberi respon berupa pelukan yang mengerat.
"Tidak mau makan?"
Gelengan kembali dirasa di lehernya, Samatoki mengelusi helaian arang Ichiro.
"Kau harus makan Ichiro, sedikit saja tak apa. Kau bisa makin pusing."
Samatoki kembali membawa Ichiro dalam gendongannya, Sang Omega hanya diam menurut.
Sekembalinya ke kamar, tubuh ringkihnya kembali menyapa ranjang, selimut tebal kembali memeluk tubuhnya.
"Buburnya sudah dingin, akan aku buatkan lagi. Tunggu sebentar."
Ichiro hanya menjawab dengan gumaman, membiarkan Samatoki melakukan apa yang ia mau. Omega itu meraba tengkuk, bondnya ada disana, nyata. Ia benar-benar memintanya.
"Tak kusangka dia benar-benar menjadi mate ku.."
"Alpha... Ku"
Beberapa menit setelahnya, Samatoki kembali dengan nampan baru. Dengan isi yang sama.
"Perlu kusuapi, Ichiro?"
Yang ditanya hanya mengedip beberapa kali, bingung menjawab apa. Antara canggung dan malu, namun mereka adalah mate sekarang, apa yang perlu dipermalukan?
"Uhh... Boleh saja."
Ichiro mengernyit ketika satu suapan masuk ke dalam mulutnya.
"Tidak enak?"
Ia mengangguk, entah kenapa bubur itu rasanya hambar dan sedikit pahit.
"Kau lupa pakai garam, Samatoki?"
"... Ichiro, aku bisa memasak. Tentu aku menambahkan garam disini."
Tangan Ichiro terulur menggapai cangkir teh, wajahnya kembali merengut ketika rasa teh itu sama saja tak enak. Hambar.
"Hambar."
Samatoki menelengkan kepala bingung.
"Aku pakai satu sendok gula disitu, Ichiro."
Raut wajah Ichiro berubah datar, baru ingat ia sedang hamil. Mungkin ini yang dinamakan morning sickness.
-BucinSamaIchi
KAMU SEDANG MEMBACA
From Now Till The End [Completed]
Romansa[Cerita Lengkap] "Samatoki.. Tandai aku" Ucap sang manusia omega yang menatap lekat sang hybrid Pertemuan pertama sang samatoki dan ichiro adalah pertemuan yang bisa dibilang tidak special, tapi akankah hubungan mereka Special? Atau tetap sebagai pe...