Ineffable

653 86 33
                                    

Notes :
Chap by : BucinSamaIchi

Mobil hitam dibawa melesat ke jalan raya, bak menghilang begitu melewati sebuah tikungan. Sang serigala mengibaskan ekor tak nyaman. Meninggalkan seorang omega yang tengah mengandung sendirian bukan pilihannya, namun pekerjaan kali ini cukup menggoda. Ia diperbolehkan memakai senjata api kali ini, cukup lama ia berlatih menggunakannya. Namun pria bermata empat itu tak pernah memberi ijin untuk langsung mempraktikkan.

Selain itu imbalan uang yang tak sedikit tetap menarik nafsunya.

"Aku akan menyelesaikannya dengan cepat."

Tekadnya.

Ichiro menyelipkan kedua tangan ke saku jaket, tak menyangka udara menjelang malam ini akan lebih dingin. Ia menoleh ke kanan kiri, memperhatikan stan makanan yang nampak menggoda. Pemuda itu mengulas senyum lega ketika mendapati beberapa lembar uang pada saku celana.

Niat hati tadi hanya ingin jalan-jalan, namun entah karena hormon atau apa, Ichiro juga tak terlalu paham, tiap stan makanan selalu menarik hatinya.

Takoyaki, taiyaki, mochi, dango dan makanan ringan lain tak luput dari pandangnya. Hingga akhirnya ia berhenti setelah menghabiskan lembar-lembar uangnya.

"Kita berhenti dulu ya, jajannya?"

Ujarnya sambil mengelus perut.

Ichiro menilik smartphonenya, pukul delapan malam. Matahari sudah lama tertidur di ufuk barat, Ia tak terlalu memperhatikan karena pencahayaan lampu-lampu jalan begitu terang.

Ia menyapukan pandang ke sekeliling, jalan masih ramai dengan orang-orang yang lalu lalang. Beberapa tampak bercanda tawa dengan teman, segerombolan remaja yang mungkin anak SMA, dan pasangan-pasangan kekasih yang tak malu bermesraan di umum.

Sesaat pikiran omega itu melayang ke Samatoki, matenya. Tega sekali 'menelantarkan' mate dan calon anaknya menghabiskan waktu sendiri. Moodnya tiba-tiba turun karena mengingat itu.

Ingin pulang, namun Samatoki pasti akan kembali besok pagi. Di rumah pun ia pasti akan kesepian.

Malam semakin larut, Ichiro mulai lelah sendiri.

"Padahal aku biasanya tak selemah ini..."

Gumamnya.

Ichiro memilih memotong jalan, melewati gang sempit. Ia berhenti sejenak, tersenyum kecil mengingat pertemuannya dengan Samatoki di gang ini.

"Permisi, kau Yamada Ichiro?"

Ichiro menoleh mendapati seseorang berambut pirang dengan masker hitam.

*Bugh!*

Satu detik setelah pukulan keras di belakang kepalanya, hanya pandangan kabur yang tersisa lalu perlahan menggelap. Samar-samar indra pendengarnya menangkap sebuah suara.

"Bawa dia"

***

"Haha! Kenapa tidak sejak dulu kau mengijinkanku, idiot?! Lihatlah kita berhasil menghemat peluru berkatku!"

Tawa bangga Samatoki bergema di ruang penyimpanan senjata milik petugas kepolisian. Jyuto meniup asap rokok kasar, lelah dengan ocehan bangga serigala putih di depannya.

"Ya ya ya, anjingku memang pintar."

Pria bermata empat itu menjawab malas sambil kembali mengecek beberapa dokumen di depannya.

"Hah?! Kau buta sampai tidak bisa membedakan serigala dan anjing?!"

Samatoki memajukan badan, memberi gestur seperti predator yang ingin menerkam mangsanya.

"Kau lebih mirip anjing, "

"Ck- sudah diamlah. Bagaimana kabar Ichiro-kun?"

Pemuda serigala itu memiringkan kepala, kaget sekaligus tiba-tiba menjadi jinak.

"Ichiro hamil."

Jyuto nampak terkejut walau ia sembunyikan dengan sebuah dehaman.

"Oya oya... Ganas sekali serigala alpha ini, sampai-sampai menghamili tuannya sendiri."

Samatoki menyenderkan badan ke kepala sofa. 'Tuan', sebagai hybrid memang harusnya status Ichiro adalah tuannya. Namun Samatoki tak tahu, tak tahu Ichiro menganggapnya apa, menganggapnya sebagai siapa.

"Dengar Jyuto, aku sendiri tak tahu bagaimana perasaannya padaku. Tapi dia memintaku untuk menandainya."

Kekehan halus meluncur dari bibir pria dengan helaian coklat gelap itu.

"Kau naif sekali, Samatoki. Tentu saja ia minta ditandai, omega hamil tanpa alpha nya akan menjadi hal yang buruk. Tidak stabilnya hormon, perasaan tertekan, hingga gangguan kesehatan lainnya."

"Lagipula, Samatoki, apa kau tidak pernah memikirkan keselamatan Ichiro-kun?"

Keselamatan? Maksudnya tentang kehamilannya ini? Samatoki tak paham.

"Memelihara hybrid sepertimu sangat beresiko."

Samatoki menggebrak meja, manik merahnya menyala nyalang.

"Aku bukan 'peliharaan', Jyuto."

Pria bermanik zamrud itu tak terkejut, sudah menebak respon Samatoki akan seperi ini.

"Harga kepalamu sangat mahal di pasar gelap, Samatoki. Tidak pernahkah kau berpikir kenapa jarang ada 'hybrid' lain di sekitarmu? Mereka diperjualbelikan."

"Aku tak peduli dengan hybrid lain, aku hanya peduli dengan Ichiro."

"Ya, maka dari itu aku memperingatkanmu. Kau incaran pasar gelap, dan itu tak menyurutkan kemungkinan bahwa Ichiro, yang secara teknis adalah 'tuan'mu ikut terseret masalah."

Samatoki mendecih, Jyuto berpikir secara logis. Ia tak bisa menyangkal polisi itu.

"Cih, tinggalkan topik ini. Apa misi selanjutnya?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ay yo pinjem Ichiro buat diculik.
Apakah bakal matek?
Matek lah
AWok
-BucinSamaIchi

From Now Till The End [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang