BAB 14

26.1K 1.2K 10
                                    

Yang belum follow silakan follow dulu, dan tambahkan ke perpustakaan kalian. Dan pemberitahuan juga bahwa FIRST LOVE sudah tersedia di google playbook. Cerita tentang dosen yang menikah dengan Mahasiswinya sendiri. Yuk dibeli, hehehe. 

Renjana berada di kediaman orangtuanya setelah dia meminta izin pada Hanif untuk di sana sampai sore hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjana berada di kediaman orangtuanya setelah dia meminta izin pada Hanif untuk di sana sampai sore hari. Sampai Hanif pulang bekerja. Dan Renjana juga diantar oleh suaminya tadi pagi. Merasa senang karena dia dan Hanif akhirnya berbaikan dan sudah merencanakan mengenai keturunan. Hanif bilang, bahwa dia tidak ingin menunda. Juga begitu dengan Renjana. Dia menginginkan kehadiran buah hati mereka di rumah itu. rumah besar, dengan banyak sekali kamar pastinya. Renjana juga kesepian kalau hanya ada dia di rumah itu dan Mbok Yun.

Di rumah ini dia bisa menggendong Tama, berlatih menggendong anak kecil yang nantinya dia akan menjadi orangtua. Sementara menunggu sang suami tercinta menjemput, Renjana menjaga Tama di ruang tamu. Papanya sudah pulang bekerja terlebih dahulu, ya papanya hanyalah pegawai swasta yang masih bekerja sampai sekarang. Meski pegawai swasta, tapi gaji papanya lumayan untuk biaya hidup sehari-hari. Sudah beberapa kali kakanya Renjana meminta untuk berhenti saja. Akan tetapi papanya Renjana menolak dengan alasan tidak ada yang bisa dikerjakan nanti kalau sudah berhenti bekerja.

Di ruang keluarga bersama dengan mama, Cindy dan juga Tama yang sedang dijaganya. Renjana bermain dengan si kecil yang sudah lama sekali tidak dia kunjungi. "Jana, kamu nggak mau tunda anak segala, kan?"

"Nggak, Ma. Hanif maunya langsung aja."

"Terus, kalian udah ...," mamanya tidak bertanya secara langsung mengenai malam pertama itu. Tapi melalui kode yang dibentuk dengan jari oleh mamanya.

Renjana tersenyum dengan maksud itu. "Udah kok, Ma. Jana sama Hanif udah. Terus dia bilang nggak mau tunda anak segala. Katanya pengen punya juga."

Cindy menoleh ke arahnya Renjana dengan tatapannya yang penasaran mengenai pembahasan mereka berdua. bergiliran mata indahnya menatap ke arah Renjana dan sang mama. "Kenapa nggak to the point aja gitu bilang hubungan suami istri?" Cindy malah berucap ketus sampai mamanya Renjana tertawa.

"Kamu tuh masih kecil. Makanya Tante sama Nenek nggak bilang gitu tadi."

"Ih Nenek, Cindy kan jurusan IPA. Terus udah dipelajari juga, jadi ya tahu."

"Ingat ya itu nggak boleh dilakukan di luar nikah. Lihat Tante kamu jaga diri banget meskipun pacaran."

"Nenek, aku nggak mau juga kok. Lagian ya itu ngerugiin diri sendiri. enaknya sesaat tapi bikin masa depan hancur. Percaya deh hal seperti itu tuh nggak ada gunanya."

"Pinter cucu Nenek."

"Iya Papa sering jelasin soalnya sama aku juga. Mama juga sering banget ngejelasin mengenai pergaulan. Jadi ya udah Cindy udah paham sama begituan. Tapi nggak mau dijelasin detail ih, Tante udah nikah soalnya."

HEARTACHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang