Maaf beberapa hari ini tidak update karena author kurang sehat, ya. Doakan biar segera pulih kembali agar bisa update rutin.
Renjana berdiri di kamar mandi sendirian menunggu di test pack yang digunakan. Dia mencelupkan lima test pack berbeda. Salah satunya sudah memperlihatkan hasil positif, namun ada yang belum juga terlihat hasilnya. Dia menunggu cukup lama dan tiba-tiba matanya berbinar ketika semua test pack yang dia celupkan itu ternyata hasilnya garis dua dan positif.
"Hanif!"
Tidak ada jawaban. "Hanif, ke sini."
Renjana malah menangis ketika melihat hasilnya semua menyatakan dia positif hamil.
Braaaak
Hanif masuk ke kamar mandi. "Kamu kenapa nangis? Aku kaget tadi lagi minum denger kamu jerit nangis."
"A-aku ... Hanif, a-ak-aku hamil."
Seperti sedang disambar petir, Hanif berdiri mematung dan menjatuhkan sikat gigi baru yang pasti akan dia gunakan untuk mengganti sikat gigi lama. "Kamu serius?"
Renjana mengangguk dan memperlihatkan kepada Hanif hasil test pack itu. "Semuanya menyatakan aku hamil."
Hanif merengkuh tubuh Renjana ke dalam pelukan dan mencium kening Renjana berkali-kali. "Aku bakalan jadi Ayah?"
"Iya, kita bakalan jadi orangtua."
Baik Hanif maupun Renjana sedikit lega dengan hasil yang diperlihatkan oleh test pack. Benar dugaannya bahwa Hanif juga bersikap aneh yang menandakan bahwa Hanif memang sedang dalam masa ngidamnya. Kebanyakan suami yang ngidam terlebih dahulu, dan sekarang malah benar bahwa dia positif hamil. "Jana, kita ke dokter yuk."
Renjana juga ingin memastikan kehamilannya. "Ayo, kita ke dokter sekarang?"
Hanif tidak kuasa menahan bahagianya sampai tidak mau melepaskan Renjana dari pelukannya. "Intinya aku bahagia. Nggak ada lagi pertanyaan kapan kamu hamil, ini udah cukup, Jana. Aku bahagia sekali."
"Aku juga, Hanif. Aku bahagia dengan hasil ini. Terima kasih kamu udah sabar, ya."
"Terima kasih juga karena kamu udah ngasih aku kejutan di pagi ini. Dan hari ini aku tepat ulang tahun yang ke tiga puluh satu."
Renjana mendongakkan kepalanya. "Kamu ulang tahun?"
"Iya, kamu nggak tahu hari ulang tahun aku, 'kan? Dan ini adalah kado yang paling istimewa bagiku. Anak kita, anak pertama, hasil cinta kita."
Renjana memeluk suaminya berbagi kebahagiaan dengan orang tercinta. Hanif sabar, dia adalah sosok suami yang penyabar menghadapi Renjana yang kadang masih labil dalam berpikir. Juga selalu perhatian terhadap makanan dan juga kesehatan Renjana. "Sekarang kita siap-siap pergi ke dokter, Jana!"
Orang lain mungkin akan bertanya kapan menikah? Setelah menikah akan ditanya lagi, kapan punya anak? Setelah punya anak, akan ada pertanyaan kapan nambah anak? Pertanyaan seperti itu tidak akan pernah selesai sampai kapan pun. Renjana yang selalu menghindar setiap kali diajak ke rumah orangtua Hanif karena memang kakak-kakaknya Hanif sedikit rese dan membuat hati Renjana tidak nyaman. Maka itu adalah alasan utama Renjana sering menolak diajak ke sana. Kadang Renjana sendiri berusaha untuk pura-pura sibuk, meski kadang dia tertangkap basah sedang pura-pura oleh Hanif. Tapi suaminya malah mengerti dengan keadaan suasana hati Renjana yang selalu menolak diajak ke sana karena tidak tahan dengan pertanyaan dari kakak dan iparnya Hanif yang kadang menciutkan mentalnya Renjana.
Kali ini tidak akan ada orang yang bertanya lagi, dia akan menjaga kandungannya. Menjaga si kecil yang sudah ada di dalam perutnya. Renjana tidak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan sosok pria pengertian seperti Hanif. Hanif selalu sederhana, Hanif yang tidak pernah berlebihan, meski bisa dibilang bahwa Hanif cukup mampu membeli apa yang dia inginkan. Sayangnya dia memilih menabung dan ingin membeli rumah yang lebih besar agar anaknya bisa bermain dengan nyaman, itu yang selalu dibicarakan Hanif ketika Renjana bertanya apa tujuan Hanif kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTACHE
RomanceCerita ini akan membahas tentang pernikahan, romantis dan juga membahas tentang cinta bisa tumbuh secara perlahan. ------------------------- Dua puluh tujuh tahun merupakan sebuah beban teramat besar yang dilalui oleh Renjana. Terikat dengan kekasi...