#13#

114 95 2
                                    

Happy reading and have a nice day;)

Sudah enam hari Agung (papa Al) terbaring di rumah sakit, dia sedang koma dan belum pernah sadar sama sekali. Mina tak berhenti khawatir dan menangis melihat keadaan suami terbaring lemah dengan memakai alat bantu pernapasan.

Mina terus menerus berdoa untuk kesembuhannya, menjaganya dan menemaninya berbicara. Al juga selalu datang kerumah sakit untuk menjaga papanya, dia datang sepulang sekolah bersama Afifah dan kadang bersama Raisa.

Perusahaan arhpeni yang di luar negeri sudah di tutup semenjak hari 3 yang lalu, kini keluarga mereka di ambang kebangkrutan.

Mina lagi lagi menggenggam tangan Agung untuk menemani berbicara sambil terisak.

"Paa please bangun! Kita bisa lewatin ini sama-sama, papa juga masih ada sisa perusahaan di Bandung! Kamu pernah bilangkan kalau ada masalah kita harus selesaikan, tapi kini kamu sendiri yang lari dari Masalah itu. Please paa bangun!!. Papa juga nggak mau liat kita sedih kan." Kini Mina merisak lebih keras.

Mina berlari keluar kamar untuk menangkan dirinya dan harus yakin bahwa suaminya akan baik baik saja. Al tidak ada bersamanya karena ini masih jam sekolah.

"Hamba mohon sadarkan suami hamba." Pinta Mina dalam hati.

+++++++++

Orang tua Afifah dan Wisnu sudah pergi keluar negeri kemarin sore. Mereka sempat menjenguk Agung (papa Al) sebelum pergi tapi sayangnya tidak bertemu dengan Mina karena dia pulang sebentar dirumahnya. Waktu mereka menjenguknya tidak ada keluarga yang menjaga hanya suster.

Surya dan Fira sengaja mempercepat pemberangkatannya. Awalnya Afifah bersikeras mau ikut tapi Surya berhasil menyogoknya dengan sekulkas mochi.

"Lo nggak bosan apa makan mochi terus?!" Tanya Wisnu dengan malas.

"Nggak."

"Yah kalo Lo nggak bosan, gw yang bosan."

"Kasihan." Balas Afifah santai.

"Gw bosan kelihat sampah Lo dimana mana. Gw ngingetin yah samp--."

"Ih demi apa sih Lo bawel banget." Ucap Afifah kemudian berdiri mengambil sampah mochinya yang ada di mana mana.

"Gitu dong! Gw udah larang bibi buat mungutin sampah Lo itu."

"Terserah gw mau tidur. Good night kakak sayang."

Kini Afifah sudah selesai membersihkan dirinya sebelum tidur, tapi dia teringat bagaimana keadaan keluarga Al disana? dan apakah om Agung sudah sadar?. Karena sewaktu di sekolah Afifah sudah bertanya tapi Al memberikan jawaban yang sama dari 6 hari yang lalu.

Afifah berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil hp lalu mencari nama ALVYU di beranda teleponnya.

Af: "halo Al."
Al: "iya Afifah kenapa."
Af: "gimana keadaan om Agung."
Al: "masih belum sadar."
Af: "sabar yah, maaf aku gak bisa kesana dulu."
Al: " iya gak apa apa. Disini ada mama kok sama Raisa."
Af: "oh. salam yah sama Tante Mina."
Al: "iya! nggak mau ngasih salam ke aku juga."
Af: "ngapain kan ini kita lagi teleponan."
Al: "oh iya yah."
Af: "yaudah teleponnya aku tutup semoga om Agung cepat sadar, bye."
Al: "Aminn. good night sayang."
Af: "good morning Al."

Tutt tutt

Afifah mematikan teleponnya setelah mengucapkan selamat pagi sambil terkekeh, harusnya yang dia jawab adalah selamat malam.

Afifah membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk sambil menatap langit-langit. Dia berpikir kenapa harus ada Raisa disana, pasti dia lagi berduaan sama Al, mengusap-usap punggung Tante Mina. Jujur Afifah masih ada sedikit rasa kekesalannya pada Raisa.

"Nggak!! Lo ngk boleh mikirin sembarangan. Okay, tidur Afifah tidur!!" Ucap Afifah berusaha menenangkan diri lalu mengambil guling kesayangannya.

++++++++++

Ini adalah hari ke empat Al tidak berangkat bersama dengan Afifah hanya di antar pulang karena sementara ini dia tidak mau terlalu membebani Al. Rumah Afifah juga sangat jauh dari rumah sakit tempat Agung di rawat. Kebetulan ada Wisnu yang bisa mengantarnya.

"Afifah, Lia kantin yuk!" Ajak Raisa yang baru saja datang ke kelas Afifah bersama Rini.

"Males bareng Lo." Jawab Lia dengan
Judes. Dia belum bisa menerima Raisa jadi sahabatnya.

"Nggak usah kalau nggak mau, emang Lo penting." Balas Rini juga tak kalah judesnya.

Afifah menarik pelan tangan Lia yang sedang bermain hp. "Udah yuk kantin aja gw udah laper banget."

Mereka kini berjalan bersama di koridor menuju kantin. Semua siswa kokobop sudah mengetahui tentang persahabatan antara Raisa dan Afifah. Kebanyakan dari mereka tidak setuju dan menganggap bahwa Afifah berhati malaikat. Berita tentang mereka sahabatan tentunya sudah masuk juga di akun lambeko.

Sampai hari ini masih yang membicarakan tentang persahabatan mereka apalagi kini Al lebih sering membonceng Raisa ke sekolah daripada Afifah. Masalah itu tentunya bukan alasan Raisa untuk berhenti menjadi sahabat Afifah begitu pun sebaliknya.

"Mau pesan apa hari ini gw yang traktir." Ujar Rini.

"Widih! Lagi Banyak uang Lo?" Tanya Lia.

"Iya dong gw udah bantuin mecahin celengan tetangga." Lawak Rini.

"Busett... Ternyata diam diam gini Lo aduh parah-parah." Suara Afifah sambil menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya mereka juga sering bercanda bareng, saling tukar lelucon, pergi makan bareng saat pulang sekolah tapi itu hanya kadang- kadang pas hati mereka pada mood saja apalagi Lia dan Rini yang jarang banget akur.

"Kayaknya gw tadi dengar tentang traktir traktiran, apenih." Ucap Dhar yang baru saja datang bersama Al dan Yesa. "Bisalah gw di traktir juga." Sambungnya

"Itu Rini lagi banyak duit habis bantuin mecahin celengan tetangganya." Celetuk Raisa.

"Anying. Baru ta--." Belum sempat Al menyelesaikan kalimatnya sudah di potong Rini.

"Udah udah gw nggak mau dengar jawaban Lo mending kalian pesan aja gw yang traktirrrr"

"Ah mantap papalepapale."

"Hai Yesa." Sapa Lia.

"Mulai."

"Halo." Sapa Yesa balik tapi tidak melihat ke arah Lia.

"Anjirt di balas dong." Hebo Lia mencolek-colek tangan Afifah yang membuatnya risih.

Dhar menepuk pundak Yesa yang berada di depannya. " Gas bro."

Yesa menatap tajam Dhar.
"Apaan sih Lo."

Lagi lagi teman-teman yang menyaksikannya tertawa terbahak-bahak. Mereka tak berhenti membuat lelucon sampai makanan yang di pesan sudah tiba dan mereka semua menyantap dengan lahap.

MINA DAN AGUNG

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA🤍🤍🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
🤍🤍🤍

FAHALSA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang