#14#

123 92 9
                                    

- Read

- Follow

- Vote

have a nice day;)

++++++++++

Afifah sedang berada di halte untuk menuggu angkot dan taxi pasalnya Wisnu dari tadi tidak bisa di hubungi, ntah apa yang laki-laki itu lakukan. Dia sudah menunggu sekitar 1jam lebih.

Sebenarnya sudah banyak angkot yang lewat tapi penumpangnya penuh kadang juga masih muat 1 sampai 2 orang hanya saja Afifah mempersilahkan orang lain untuk duluan naik apalagi nenek nenek-nenek dan ibu ibu yang bersama anaknya.

Afifah merasa kalau matahari hanya berjarak semeter dengannya, dia mulai kelelahan menunggu. Tidak ada lagi siswa yang berkeliaran di area sekolah. Afifah sudah beberapa kali menelpon Wisnu tapi tidak di angkat juga sampai akhirnya Hp Afifah lowbet total.

"Nasib-nasib punya kakak ngerasa nggak punya, punya pacar tapi nganter sahabatnya. Yakalii jalan ampe rumah bisa-bisa gw kurus." Ucap Afifah pasrah sembari memegang kepalanya.

Al dan Raisa tadi pulang bersama, seharusnya kalau Raisa bareng Al ke sekolah berarti pulangnya bareng Afifah tetapi Raisa tadi tidak enak badan, kepalanya sangat pusing jadi pulangbareng Al, awalnya Raisa menolak tapi Al bersikeras membujuk takut terjadi apa-apa. Afifah juga mengerti karena ini keadaan darurat.

"Hm." Deheman seseorang dari atas motor.

Afifah menengok ke asal suara. "Y-yesa."

"Mau bareng?" Ajak Yesa tanpa basa-basi.

"Kok Lo tau gw ad--"

"Lo tinggal jawab mau apa nggak." Tegas Yesa. Dia belum membuka helm jadi suaranya tidak terlalu jelas.

Afifah berfikir sejenak, masa ia harus naik motor bareng Yesa bisa mati dia karena gugup ntah kenapa dan kalau di tolak pasti pulangnya akan subuh.

Yesa langsung membunyikan motornya melihat Afifah yang berpikir terlalu lama.

"Eh tunggu! Yaudah Gw ikut." Kata Afifah lalu berjalan untuk naik ke motor Yesa.
"Jangan ngebut. Awas aja kalau Lo mau modus biar bisa di peluk gw."

"Dih. Pede banget." Yesa kini melajukan motornya.

Yesa sudah mengantar Dhar pulang dengan aman. Dia sempat mampir untuk mengambil jam tangannya yang ketinggalan lalu tidak sengaja melihat Afifah.

Sudah setengah perjalan mereka belum pernah berbicara sepatah kata pun kecuali saat Afifah menjukkan jalan menuju rumahnya. Bayangkan dari pertama naik Afifah kesulitan bernapas karena tegang pasalnya baru pertama kali di bonceng cowok cakep wkwkwk.

Diam diam Yesa terus melirik Afifah lewat kaca spion. Dia bisa melihat betapa gemesnya Afifah saat lagi gugup, matanya tak berhenti melihat kesana-kemari sampai bibirnya pun jadi korban akibat di gigit terus.

"Lo tegang pantas stirnya susah di gerakin." Yesa membuka suara.

Afifah melotot sampai biji matanya hampir jatuh." G-Gue n-nggak tegang." Jawab Afifah gugup.

"Kenapa Lo baru di boncengin cowok cakep?"

"Gw baru tau kalau ternyata Lo kalau diluar itu bacottt banget beda kalau di sekolah sok cool."

Percakapan mereka di akhir dengan sindiran Afifah, Yesa tidak mau lagi berdebat karena baginya itu buang buang tenaga untuk berbicara.

Yesa memarkirkan sebentar motornya di depan minimarket.

FAHALSA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang