Setelah perdebatan kecil yang terjadi saat sarapan tadi, keduanya sama-sama menjaga jarak. Chenle mengurung dirinya di kamar sedangkan Jisung uring-uringan di luar. Pria itu masih memikirkan kejadian tadi pagi. Rasa bersalah tiba-tiba menyeruak di relung hatinya.
Tak seharusnya dia berkata demikian. Itu pasti sangat menyinggung Chenle, Jisung bodoh. Dia tidak bisa menahan emosinya tadi.
Chenle terlihat tengah termenung di atas ranjang. Ia menekuk kedua lututnya sebagai tumpuan kepalanya yang terkulai di atas kedua lututnya. Pandangannya kosong mengarah ke samping.
Ia mengingat kata-kata Jisung. Dia yang sudah sah menjadi suaminya itu berkata benar, bukan? Ini bukan lagi saatnya Chenle berduka. Dia harus keluar dari masa lalunya.
Tapi, Chenle tidak bisa. Dia masih terjebak di dalam cinta dan rasa bersalahnya. Cinta nya pada Guanlin tidak bisa menghilang begitu saja. Guanlin adalah cinta pertamanya. Tak semudah itu untuk Chenle bisa melupakan Guanlin.
Dan juga, bayangan kejadian malam dimana kecelakaan itu terjadi telah membuatnya terperangkap dalam gelapnya ketakutan. Chenle masih ingat dimana ia berusaha untuk menyelamatkan dirinya tapi gagal untuk menyelamatkan Guanlin. Lelaki yang amat sangat ia cintai. Chenle telah gagal.
Tak terasa, air matanya luruh begitu saja. Chenle yang sudah sadar dari lamunannya segera menghapus jelak air mata. Saat itu, pandangannya terfokus pada kolam renang di dalam kamar mereka. Chenle mengamati kolam itu dengan seksama. Seakan ada hal menarik berada di dalam nya.
Tiba-tiba, Chenle turun dari ranjang dan melangkah ke arah kolam renang. Tepat saat berada di bibir kolam, Chenle menelan ludahnya kasar. Wajahnya tiba-tiba menegang tanpa sebab.
Dengan ragu Chenle menuruni anak tangga yang mengarah ke dalam kolam. Lama kelamaan, dari mulai kakinya hingga sampai ke pahan Chenle sudah basah karena air kolam.
Chenle terus melangkahkan kakinya di pijakan kolam. Tubuhnya semakin terendam air.
"Berapa lama lagi kau akan terpuruk dalam kenangan mendiang suamimu, Chenle-sshi. Sekarang disini ada aku."
Jisung benar, Chenle harus bisa melupakan Guanlin. Sekarang sudah ada Jisung. Chenle harus bisa menganggap Jisung ada. Bukan selalu ingat Guanlin.
"Aku bersyukur bisa mendapatkan krang sepertimu, Chenle-ah. Aku sungguh pria yang sangat beruntung. Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini."
"Aku mencintaimu."
"Aku mencintaimu."
"Guanlin."
"Guan.."
Sreet
Tiba-tiba tubuh Chenle yang berada di tengah kolam limbung. Dia terpeleset hingga membuat Chenle gelagapan. Dia mencoba untuk berdiri kembali. Tapi kakinya seakan tidak bisa digerakkan.
Chenle panik. Dia mengingat kejadian itu lagi.
Malam kecelakaan mereka.
Chenle takut.
Tolong Chenle. Ia tak bisa menggerakkan kakinya.
"J-jisung." panggil Chenle terbata karena air kolam yang sudah masuk ke dalam pernafasannya.
"J-jisung to-tolong a-aku." Chenle semakin kehilangan suaranya.
Tubuhnya sudah tenggelam di air kolam yang dingin. Chenle lemas. Bayangan kecelakaan itu seakan menariknya sampai ke dasar.
Dada Chenle terasa sakit. Pandangannya mulai mengabur.
"Jisung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Revenge [jichen] - END
Fanfiction[Original story by @LotuSkyxx] Saat keduanya ingin mengobati. Jisung yang terluka karena ditinghal menikah oleh kekasihnya dan Chenle yang terluka karena ditinggal pergi oleh suaminya. Apakah cinta akan menyatukan mereka? Atau mereka akan sama-sama...