6

2.6K 364 16
                                    

Chenle melangkah cepat di koridor rumah sakit. Raut cemas tergambar jelas di wajahnya. Mengabaikan tatapan heran dari orang-orang yang melihatnya di sepanjang koridor. Chenle tak peduli, yang ia pikiran saat ini adalah Jisung.

Bagaimana kondisi Jisung saat iini. Chenle tak mau mendengar berita buruk lagi. Ia tak mau terjadi apa-apa dengan Jisung.

Jisung harus baik-baik saja.

***

Jisung terbangun di sebuah bangkar rumah sakit. Laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Dahinya menyerngit dengan satu tangan yang ia gunakan untuk memijat kepalanya yang terasa berdenyut.

Apa dia di rumah sakit? Pikir Jisung yang belum mengetahuinya.

Dia mencoba bangun. Terduduk di ats ranjang dengan tangan kanannya yang terlihat di gips dan satu plestter yang berada di pipi kiri dan dahinya.

Yang Jisung ingat hanya dia kecelakaan kecil yang hampir tertabrak mobil.

Ahh benar, Jisung pingsan.

Seakan baru tersadar, Jisung mencari ponselnya. Chenle, dia harus mengetahui kondisi Chenle. Jangan sampai pria manis itu tahu ia kecelakaan.

Jisung mengangkat telepon yang masuk ke ponselnya saat benda di genggamannya itu berdering.

“Hallo pak, apa bapak baik-baik saja? Saya menerima laporan bahwa bapak mengalami kecelakaan. Saya hampir sampai di rumah sakit.”

“Iya, saya baik-baik saja. Chenle? Seungmin-sshi, apa kau membertahu Chenle?”

“Iya sajangnim. Sepertinya Tuan Chenle sekarang berada di jalan. Tuan langsung mematikan telepon saya ketika saya memberitahu bahwa sajangnim kecelakaan.”

Jusng menghela nafas gusar. “Baiklah.”

Lalu tk lama sambungan telepon pun terputus.

Jisung menghela nafas lagi. Ia meletakkan ponselnya di saku lalu menurunkan kedua kakinya hingga berpijak pada lantai rumah sakit.

“Chenle pasti khawatir. Kecelakaan masih jadi ingatan buruk bagi Chenle.” Ucapnya sambil melangkah menuju pintu.

Brak

Belum sempat ia menekan knop pintu. Suara dari luar membuatnya langsung tersentak. Jisung mendongak cepat.

Matanya menatap seseorang yang tengah ia pikirkan sekarang berada di depannya. Chenle berdiri tak jauh dari tempat Jisung. Jisung menatap Chenle dalam.

Sedangkan Chenle, matanya seketika berkaca-kaca kala melihat Jisung berada di depannya. Air mata yang sejak tadi mati-matian ia tahan sekarang luruh begitu saja saat melihat orang yang sangat ia khawatirkan berdiri memandangnya.

Chenle berlari memeluk Jisung hingga tubuh pria yang baru saja pingsan itu sedikit terhuyung. Belum siap menerima pelukan dari Chenle.

Bisa Jisung rasakan tubuh Chenle bergetar di pelukannya. Pria manis itu sedang menangis.

“Kau tak apa?” tanya Chenle dengan suara bergetar.

“Kau baik-baik saja, Jisung-sshi?” chenle mulai terisak.

Ia mengeratkan pelukannya pada Jisung. Suaranya sudah bergetar menahan isakan yang lebih besar keluar dari bibirnya. Kenapa Jisung tidak menjawab pertanyaan Chenle. Jisung harus menjawabnya, Chenle ingin mendegar suara Jisung mengatakan ia baik-baik saja.

Jisung mengusap rambut Chenle lembut. Mencium berkali-kali kepala Chenle dengan sayang. “Aku baik-baik saja, Chenle-sshi.” Jawab Jisung lembut.

Love And Revenge [jichen] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang