5

2.6K 358 16
                                    

Hari ini setelah Jisung dan Chenle pulang honeymoon, mereka pindah ke rumah yang diberikan Tuan Lee. Katanya, akan jauh lebih jika mereka tinggal sendiri. Jadilah, Jisung dan Chenle beres-beres barang mereka kembali untuk kedua kalinya.

Mobil yang dikendarai Jisung sudah sampai di depan garasi rumah baru mereka. Rumah dua lantai dengan satu garasi yang cukup untuk dua orang.

Jisung dan Chenle turun dari mobil. Pria manis itu langsung mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah. Sedangkan Jisung sedang berusaha mengeluarkan dua koper berisi barang-barang mereka.

“Chenle-sshi, ayo.” Panggil Jisung menyadarkan Chenle.

Chenle menoleh lalu ikut melangkah masukk ke dalam rumah. Rumah yang terlihat tentram dengan cat berwarna putih berpadu warna abu muda membuat rumah ini terlihat minimalis.

Jisung menyeret dua koper itu hingga berda di ruang tamu. Dia berhenti dan menoleh ke belakang dan mendapati Chenle tengah sibuk mengamati seluruh ruangan.

“Chenle-sshi, kau mau kamar yang di bawah atau di atas?”

Fokus Chenle teralih. Dia menatap Jisung yang sedikit jauh dari tempatnya berdiri.

“Kamar atas.” Jawab Chenle singkat.

Jisung mengangguk. Ia paham dan langsung membawa barang-barang mereka ke kamar atas. Chenle yang melihat Jisung berjalan menuju tangga pun akhirnya mengikuti langkah Jisung dari belakang.

Ceklek

Suara pintu dibuka terdengar keras karena rumah yang sunyi.

Jisung meletakkan koper itu di dekat lemari pakaian. Lemari yang di desain untuk menyimpan pakaian dua orang.

Jisung membongkar isi koper tersebut dan mulai menatanya di lemari pakaian hingga mendapat tatapan heran dari Chenle.

“Kau akan tidur disini?”

Jisung menoleh ke belakang. Mendapati Chenle yang tengah berdiri menatapnya heran.

“Ya, aku tidur disini.”

“Tapi-“

“Aku akan tetap tidur di sofa. Kau tenang saja Chenle-sshi. Kita tidak akan satu ranjang.”

Ucapan Chenle terpotong karena Jisung yang seakan tau isi kepala Chenle langsung mengeluarkan suara.

Chenle terdiam. Mulutnya yang tadi masih terbuka akibat kata-katanya yang terpotong sekarang menutup sempurna. Ia menatap Jisung dengna pandangan yang sulit diartikan.

“Bukankah akan lebih baik kau memilih kamar sendiri, Jisung-sshi? Kau bisa tidur di tempat tidur.” Balas Chenle seakan memberi saran.

Jisung menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia berbalik dan menatap Chenle yang berdiri tak jauh dari tempatnya kini.

“Kau tidak nyaman kita satu kamar?” tanya Jisung balik dengan menatap lekat pria manis itu.

“Bukan begitu.” Jawab Chenle cepat.

Bohong jika Chenle berkata ia tak nyaman jika Jisung berada satu kamar dengannya. Ia hanya masih takut.

“Ya sudah berarti tak ada masalah. Selagi kau nyaman dan aku bisa. Aku akan melakukannya.” Jawab Jisung dengan senyum lebar yang trepatri di bibirnya.

Ada bagian hatinya yang merasa bahagia mendengar jika selama inji Chenle tak keberatan berada dalam satu kamar dengannya. Ahh, Jisung pikir jantungnya akan meledak mengetahui hal ini. Ia sungguh bahagia.

Jisung hanya tidak ingin jarak antara dirinya dan Chenle kembali membesar. Sudah cukup saat liburan mereka semakin akrab. Jisung tak ingin membuat jarak itu kembali hadir. Ia ingin menghapus semua jarak dan membuat Chenle bahagia bersamanya.

Love And Revenge [jichen] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang