4

2.8K 387 44
                                    

Hari ini matahari sedikit bersinar di langit kota yang mendapat julukan kota teromantis itu. Bertepatan dengan musim semi di negara ini membuat udara tidak begitu dingin pun tak begutu panas. Cukup untuk bisa berjalan-jalan di luar sebagai penghilang penat.

Sama hal nya dengan Jisung dan Chenle yang sudah tiga hari ini berada di Paris. Mereka belum sempat jalan-jalan melihat keindahan kota ink. Maka dari itu, setelah Jisung bersusah payah membujuk Chenle agar mau jalan-jalan, hari ini keinginan Jisung terkabul.

Mereka akan keluar untuk jalan-jalan menikmati keindahan kota sejuta cinta ini.

"Kau sudah siap Chenle-sshi?" tanya Jisung yang baru saja melihat Chenle keluar dari kamar dengan memakai kemeja polos berwarna merah muda.

Dia manis sekali.

Chenle melirik ke arah Jisung yang memasang wajah antusias. Sebenarnya Chenle malas untuk pergi keluar. Ia tak terlalu suka dengan keramaian.

"Aku tak ingin keluar. Aku malas." jawab Chenle dengan nada datar sambil melangkah ke arah sofa.

Jisung menghela nafas. Bukankah tadi malam saat makan malam Chenle mengiyakan ajakan Jisung untuk pergi jalan-jalan sebelum mereka kembali lagi ke Korea.

"Kau kan sudah setuju tadi malam." balas Jisung sambil melangkah mendekati sofa yang diduduki Chenle.

"Tak bisakah kita disini saja, Jisung-sshi. Di luar terlalu ramai, aku tak suka keramaian."

"Aku hanya ingin kita punya kenang-kenangan disini. Bukankah besok pagi kita akan kembali ke Korea."

Chenle memejamkan matanya lalu menarik nafas dan menghembuskannya kesal. Harusnya malam tadi ia tak mengiyakan ajakan Jisung. Jika dari awal ia tak setuju, Jisung tidak akan memaksanya seperti sekarang.

"Kau tenang saja. Aku akan menjagamu. Kau tau itu, kan?" tutur Jisung hingga membuat Chenle menoleh dan menatap pria yang tengah berdiri di hadapannya.


***


"Kau yakin?"

Jisung mengangguk mendengar pertanyaan Chenle.

Chenle melongo tak percaya. Dia tak mengerti dengan pikiran Jisung saat ini. Bukankah tadi pria itu mengajaknya jalan-jalan. Tapi, kenapa sekarang ada dua sepeda di hadapan mereka.

"Aku ingin bersepeda. Sepertinya menyenangkan bersepeda di musim semi." tutur Jisung dengan senyum lebarnya sembari membayangkan betapa indahnya hal itu jika dilakukan mereka berdua.

"Tidak. Kaki ku akan pegal-pegal jika mengayuh sepeda." tolak Chenle dengan wajah tak sukanya.

Jisung menghembuskan nafas berat. Ahh, sepertinya Jisung harus bersabar menghadapi Chenle.

"Baiklah. Kita satu sepeda saja. Aku yabg mengayuh dan kau hanya perlu duduk di belakang. Bagaimana?"

Bagaimanapun. Mereka harus keluar dari villa ini. Jisung sangat ingin jalan-jalan menikmati liburannya. Jisung yang kesal kepada Chenle yang banyak maunya.

"Kau lelah Chenle-sshi?"

"Tidak."

"Bagaimana aku bisa lelah. Aku hanya duduk diam."

Jisung mrnganggukan kepalanya tanda mengerti. Benar juga, Chenle tidak akan lelah karena dia hanya duduk manis di belakang. Sedangkan Jisung, dia yang mengayuh sepeda.

"Waktu kecil, aku sering bermain sepeda dengan Yangyang saat musim semi. Aku suka lihat bunga bermekaran sepanjang jalan." jelas Jisung yang masih mengayuh sepedanya.

Love And Revenge [jichen] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang