Chapter 14: metanoia.
metanoia;
the journey of changing one's mind heart, self or way life.
__________
Dari balik sekat pintu kaca ruangan rapat, Fusena melihat Carabella sedang duduk bersama Nare di sofa merah. Perempuan itu mengenakan celana jins kulot warna biru langit, kemeja putih panjang dengan skraf yang melingkar di lehernya, mantel warna hitam yang diletakkan pada sandaran sofa dan sneakers putih. Carabella tak sadar bila sedari tadi diperhatikan oleh Fusena dari dalam ruangan rapat. Memperhatikan setiap gerik yang Carabella lakukan membuat Fusena tersenyum dan teringat akan kejadian kemarin. Dimana ia berkata pada Carabella bahwa akan berkencan dan reaksi Carabella begitu tak terduga. Mengingat itu membuat Fusena yakin jika perasaannya tak akan berakhir sebatas teman. Meski, ia masih bisa melihat bayangan Alfandy pada langkah Carabella.
"Aku akan melempar high heels ini dan mengadakan saimbara, siapa yang menemukan high heels ini akan berkencan denganmu!"
Fusena mengatakannya dengan menenteng high heels milik Carabella. Ia tak mengenakan alas apa pun karena sandalnya masih dikenakan oleh Carabella. Padahal tadi Carabella sudah mengenakan high heels miliknya namun saat di mobil, perempuan itu melepasnya dan meminjam sandal yang Fusena kenakan dengan alasan kakinya kesemutan. Fusena meminjamkan sandalnya lagi dan ia tak mengapa meski tanpa mengenakan alas kaki.
Carabella berhenti ketika akan memasuki pintu gedung apartemen dan membalikkan badan menghadap Fusena. "Kenapa bukan kamu saja?" tanya Carabella balik dengan kalimat yang mungkin tak ia mengerti maksudnya.
"Tentu saja aku akan berkencan besok!" jawab Fusena dengan berjalan menghampiri Carabella sembari menenteng high heels milik Carabella.
Fusena melihat wajah Carabella berubah menjadi terkejut kemudian kedua matanya berubah menjadi kilatan kekecewaan.
Deheman Yiğit menyadarkan Fusena dari lamunan kemarin saat bersama Carabella. Ia kembali fokus pada layar laptop dan melakukan diskusi pada peserta rapat lainya yang berjumlah lima orang termasuk dirinya. Menjadi profesional pada saat memiliki seseorang di dalam hati adalah hal yang terasa sulit apalagi, seseorang itu dapat dijangkau dengan kedua mata. Rasanya ingin berulang kali memastikan bahwa seseorang itu masih berada dalam jangkauan. Mungkin ini hanya dirinya yang merasa seperti ini karena seseorang itu adalah cinta pertamanya dan sempat kehilangan kabar. Sungguh tak ingin saling kehilangan kabar lagi dan mau gila rasanya.
Sungguh lucu, saat tak mendengar kabar darinya membuat hidup serasa mau gila dan saat bisa melihatnya lagi, rasanya tetap mau gila. Sebenarnya, cinta itu seperti apa dan kenapa rasanya seperti ini. Apakah ini cinta atau hal lain yang tak bisa dijelaskan.
Rapat telah selesai dan klien puas dengan hasil rapat kali ini. Fusena hanya tersenyum karena ia tak konsentrasi kali ini. Semua ini karena kehadiran Carabella yang berada di luar ruangan rapat. Tak seharusnya perempuan itu berada di kantor cabang ini. Biasanya perempuan itu akan kelayapan mengelilingi tempat indah di negara ini, menimbah ilmu di bangku kuliah dan duduk di rumah sambil mengilai Zayn Malik. Apa sengaja datang untuk memastikan bahwa ia benar-benar berkencan.
Para klien keluar ruangan rapat dan menyisakan dirinya dengan asistennya. Ia kembali fokus pada layar laptop begitu pula dengan asistennya. Memeriksa hasil akhir disain interior yang mereka buat karena lusa sudah mulai menerapkan disain interior itu pada sebuah ruangan. Telinga Fusena mendengar ketukan high heels berjalan memasuki ruangan dan itu bukan suara high heels Carabella karena Fusena tadi melihat Carabella mengenakan sneakers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [Tamat]
Любовные романыDalam gerbong kereta di stasiun terakhir Terlukis indah di setiap stasiun pemberhentian Ketika senja tiba, Semua harapan dalam petikan harpa itu seperti suara peluit panjang dan tak terdengar lagi Menyisakan berbagai pertanyaan tak terjawab Mengiri...