Terima kasih,
Setelah melalui perjalanan panjang dan drama dalam proses penulisan serta perdebatan antara hati dan otak akan dibawah kemana alur cerita ini. Akhirnya, selesai juga. Cukup lama untuk menyelesaikan cerita ini karena kesibukan di luar dunia kepenulisan serta penggunaan bahasa Turki dalam cerita ini. Bahasa Turki adalah bahasa yang sulit karena susunan kalimatnya berbeda dengan bahasa Indonesia. Hal ini yang membuat otak saya muter, maklum karena otak saya bukan otak cerdas.
Cerita ini melalui proses selama satu tahun empat bulan. Mau nangis rasanya dan pengen jadi full time author. Baiklah saya tidak akan sambat di sini. Cukup di sepertiga malam saja.
Carabella akhirnya bisa bernapas lega, terutama Fusena. Untuk Alfandy maaf karena telah membuat kamu seperti ini. Teruntuk Centineo, spesial dari saya, maaf kamu saya buat seperti jelangkung. Tapi Centineo, kamu adalah tokoh favorit saya jadi kamu untuk saya saja. Baiklah, saya rasa itu sudah cukup untuk tokoh-tokoh favorit saya ini.
Terima kasih kalian sudah berada di bagian ini. Bagi saya, ini adalah cerita spesial yang saya tulis. Cerita yang berawal dari perjalanan dinas ke Surabaya dengan menaiki kereta komuter. Apa yang saya tulis ini memang tidaklah nyata dan sebatas fiksi, hanya saja percakapan dalam cerita ini begitu nyata di kehidupan saya. Saya berharap, cerita ini dapat memberi dampak positif terhadap kalian.
Terima kasih atas waktu yang kalian gunakan untuk membaca cerita ini.
Saya akan menulis cerita baru lagi dan semoga kalian akan meluangkan waktu untuk membaca juga.
Satu lagi, cerita ini memang sebuah pemikiran opini saya pribadi tentang mitos yang berkembang di daerah saya. Serta rasa peduli saya terhadap hak-hak perempuan yang masih dikesampingkan. Tidak hanya tentang budaya patriarki yang mengental dalam darah masyarakat saja yang harus di tolak, karena merugikan para perempuan. Toxic masculinity juga menjadi permasalahan bagi para laki-laki yang merugikan pihak laki-laki mau pun perempuan.
Dalam cerita ini tak hanya mengandung tentang mitos, feminisme, patriarki, toxict masculinity saja.
Saya tau, cerita seperti ini minim peminat di Indonesia karena masyarakat kita masih menolak tentang hal-hal yang saya sebutkan di atas. Tapi saya tetap optimistis menulis cerita ini dan memberanikan diri untuk mempublikasikan cerita ini. Saya yakin dengan apa yang saya lakukan ini adalah benar dan mungkin sebagian orang akan bilang jika ini salah. Terserah. Ini adalah keputusan dan pemikiran saya dan tidak mengandung sara mau pun pornografi jadi ini aman.
Bila kalian suka dengan cerita ini, bisa share ke teman kalian atau media sosial kalian dan bisa tag saya juga.
Terima kasih telah membaca sampai akhir dan semoga kebahagiaan menyertai kalian.
Love, Virazidnyta

KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [Tamat]
RomansaDalam gerbong kereta di stasiun terakhir Terlukis indah di setiap stasiun pemberhentian Ketika senja tiba, Semua harapan dalam petikan harpa itu seperti suara peluit panjang dan tak terdengar lagi Menyisakan berbagai pertanyaan tak terjawab Mengiri...