Chapter 26: anagapesis.

11 0 0
                                    

Chapter 25: anagapesis.

anagapesis;

no longer any affection for someone you once loved.

_____________

Terdengar ketukan pada pintu apartemen Xenia. Carabella yang sedang menginap di apartemen Xenia pun berinisiatif untuk membukakan pintu dan sebelum membukanya, ia mengintip dari lubang pintu. Ia melihat Alfandy berdiri di depan pintu dengan wajah kacau. Ia mengembuskan napas lalu mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Alfandy lagi. Pikirnya, kemarin adalah pertemuan terakhir ternyata tidak. Satu lagi, darimana pria itu tau jika ia sedang menginap di apartemen Xenia. Tunggu, mungkin seseorang yang kemarin di curigai Fusena tengah mengikuti mobil Fusena adalah Alfandy. Sehingga pria itu tau jika ia menginap di apartemen Xenia.

Tanpa rasa cinta yang tersisa, Carabella membuka pintu apartemen dan matanya bertemu dengan mata layu Alfandy. Dulu, mata itu tak layu seperti ini dan kini, setiap bertemu, mata pria itu terlihat layu. Benar-benar terlihat seperti mayat hidup. Tidak seperti dulu, bugar.

"Siapa Rabell?" tanya Xenia yang melongok untuk melihat tamu yang datang.

Kedua mata Xenia melihat Alfandy setelah tubuh Carabella bergeser ke samping agar Xenia bisa tau siapa tamu di apartemennya. Xenia membuang napas berat, "Persilahkan dia untuk masuk dan selesaikan masalah kalian hari ini, sebelum kamu kembali ke Izmir besok bersama Fusena dan tante!" Ia memberikan tekanan saat mengatakan nama Fusena. Setelah itu, kembali ke dalam kamar.

"Masuklah, pemilik apartemen sudah memberikan izin!"

Alfandy masuk ke dalam apartemen Xenia dan saat melewati pintu, lengannya tak sengaja bergesekan dengan lengan telanjang Carabella. Kemudian Carabella menutup pintu apartemen dan berjalan di belakang Alfandy dengan menyuruh Alfandy duduk di atas sofa, ia duduk berhadapan dengan Alfandy di atas sofa yang berbeda.

"Aku minta maaf, pada akhirnya aku tak dapat menolak permintaan nenek." Berulang kali Alfandy mengatakan kata maaf dan kata itu sama sekali tak akan merubah apa pun. Termasuk rasa cinta yang telah hilang dari hati Carabella untuk Alfandy.

"Berhenti mengingat masa lalu kita. Berhenti mencintaiku." Pintah Carabella karena sebagai seorang perempuan, ia tak tega bila istri Alfandy tau tentang ini. Tentang suaminya yang masih mencintai perempuan lain, terlebih dalam perut istri Alfandy ada kehidupan lain yang membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah.

Kepala Alfandy menggeleng, "Siapa pun tidak bisa memaksa ku untuk berhenti mencintai kamu." Dengan keras kepalanya Alfandy menolak untuk melupakan Carabella. Cinta pertamanya.

Kedua mata Carabella menatap Alfandy dengan tatapan selembut sutra. "Istri kamu tengah mengandung anak kamu. Ibu hamil butuh perhatian lebih, ia tengah mengandung darah daging kamu. Mempertaruhkan segenap jiwa dan raganya untuk membesarkan janin itu dalam kandungannya." Ia menjedah kalimatnya sebentar untuk melihat reaksi Alfandy yang sedikit mulai terpancing. "Janin itu butuh belain kasih sayang yang tulus dari ayahnya. Meski dia masih berupa janin, ia sudah bisa merasakan apa yang terjadi di kehidupan orang tuanya."

"Saat dia lahir dan tak ada cinta di mata ayahnya untuk ibunya, ia akan sedih dan dapat merasakan itu. Begitu juga dengan istri kamu, ia merasakan kehampaan itu namun diam karena takut akan reaksi kamu." Secara sepontan Carabella meraih kedua telapak tangan Alfandy dan itu membuat Alfandy terlihat tersentak kaget sekaligus riak bahagia hadir dari sudut matanya. "Bagaimana bila anak itu tumbuh dewasa dan ia mengalami hal yang sama dengan ibunya. Tak memiliki cinta dari pasanganya. Apa kamu akan tinggal diam bila anak kamu berada dalam posisi seperti istri kamu? Istri kamu adalah anak perempuan kesayangan keluarganya dan bila keluarganya tau tentang semua ini, mereka akan sedih dan tak tinggal diam."

Evanescent [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang