Bab 7 Pernikahan

2.8K 249 22
                                    

Selamat membaca

Martin mengepalkan tangannya, dia menahan amarahnya saat Adam bilang dia sudah tidur dengan putrinya Maitha. Tapi dia tidak bisa menyalahkan Adam sepenuhnya, karena putrinya juga mabuk akibat pergi ke club bersama temannya.
Entah harus bersyukur atau apa, kalau tidak ada Adam mungkin putrinya akan tidur dengan banyak laki-laki di hotel, sungguh dia tidak akan bisa membayangkan itu. Dia mengutuk keras pada teman Maitha yang sudah berani mengusik keluarganya. Dia pasti kan orang itu menerima balasan karena berani bermain-main dengan keluarga San Roman.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Martin menatap Adam.
Sebenarnya Adam merasa sedikit takut menghadap Martin. Tapi orang tuanya menyuruh dia bertanggung jawab atas perbuatannya, terlepas Maitha hamil atau tidak.

"Izinkan saya bertanggung jawab dengan cara menikahi Maitha om," Adam memberanikan diri berbicara pada Martin.

"Lalu tunanganmu?"

"Dia sudah memutuskan hubungan kami, dan keluarganya pun sudah menyetujui nya. Hanya saya belum mengumumkan pada publik."

"Yang orang tahu, kamu batal bertunangan dengan Dania dan menikah dengan putri saya. Apa kata orang, mereka akan mengira Maitha perusak hubungan kalian."

"Saya akan menyuruh keluarga Dania meminta maaf karena sudah membatalkan pertunangan ini."

"Saya setuju kamu menikahi putriku, tapi jangan ada yang tahu. Saya tidak ingin putri saya di cap pelakor seumur hidupnya. Masalahmu dengan Dania tidak ada hubungannya dengan putri saya, jadi selesaikan dulu masalah kalian." Sebenarnya Martin tahu Maitha menyukai Adam dari dulu. Makanya dia setuju Adam menikahi Maitha, karena dia berharap putrinya bahagia bersama Adam.

"Baik om. Saya akan membicarakan ini dengan orang tua saya," lalu Adam beranjak pergi meninggalkan kediaman Martin.

Tiga hari berlalu, hari ini akan di langsungkan akad nikah di kediaman Maitha. Acara akan di mulai pukul sepuluh pagi. Sejak subuh Maitha sudah bangun, saat ini dia sudah selesai memakai kebaya modern berwarna bludru ekor satin. Makeup nya tidak terkalu tebal, membuat Maitha semakin cantik.
Siapa sangka bahwa wanita ini masih berusia delapan belas tahun.
Hanya keluarga inti yang hadir, Adam sudah duduk di depan pak punghulu. Lalu Martin menjabat tangan calon suami putrinya.
Hanya sekali hebusan nafas, Adam berhasil mengucapkan ijab qobul. Kini dia dan Maitha sudah resmi menjadi suami istri. Tak lama kemudian Maitha turun menghampiri suaminya.

"Saya titip putri saya padamu. Saya tahu kamu bisa menjaganya dengan baik," ujar Martin

"Saya janji om akan menjaga Maitha,"

"Dan mulai sekarang panggil saya daddy seperti yang lainnya"

"Oke dad," Martin memeluk menantu lelakinya itu.

"Kalau ada masalah yang tidak bisa kamu selesai kan, kamu bisa datang pada kami. Bagi kami kamu tetap putri kami," kata Martin lalu memeluk putrinya.

Hadi merasa sangat bersalah dengan besannya, walau bagaimana pun dia dari pihak laki-laki, Adam juga salah. Untung Martin mau menerima Adam menjadi menantunya.

"Semoga pernikahan anak-anak kita langgeng," ujar Hadi bersalaman dengan mertua dari Adam dan Amora.

"Saya juga berharap begitu," Lalu acara di lanjutkan dengan sesi foto dan makan-makan yang tak pernah tertinggalkan.

************

Sementara itu di semenanjung Korea Selatan, tepatnya di kota Jeju, seorang wanita sibuk menata barang-barangnya, dia baru saja pindah ke apartment barunya yang ia sewa, walau tidak besar tapi cukup untuk dirinya seseorang dan anaknya kelak.
Dania, dia akan memulai hidup baru di sini bersama anaknya, tidak ada yang tahu keberadaannya di kota ini. Dia memang bilang akan tinggal di luar negeri tapi tidak bilang di kota mana.

"Jangan nakal ya, hari ini kita kerja bantu mommy" ujar Dania pada anaknya. Dia akan bekerja di sebuah toko bunga milik sahabatnya. Sejak hamil dia tidak kuat mencium bau masakan, jadi bekerja di toko menjadi pilihannya.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu?" Tanya Dania pada pembeli.

"Saya ingin bunga untuk menjenguk teman sakit" kata orang itu. Seorang laki-laki berpakaian rapi
Beberapa menit kemudian dia selesai merangkai bunga lalu dia ikat.

"Ini tuan bunganya harganya..." Dania kaget melihat siapa pembeli itu.

"Dania " ujar laki-laki itu langsung memeluk Dania.

"Kak Niel" Dania menangis dalam pelukan laki-laki yang dia sebut Niel. Ternyata laki-laki itu sepupu dari pihak ayah Dania.

"Kamu kenapa bisa ada disini " Tanya Niel.

"Mulai sekarang aku akan tinggal di sini kak,"

"Kamu harus cerita semuanya, sekarang kakak harus pergi, nanti kakak ke sini lagi." Niel lalu pergi meninggalkan toko bunga Dania.

Malam harinya Niel datang ke apartment Dania, untuk mendengar semua penjelasan sepupunya.

"Jadi sekarang kamu sedang hamil,"

"Iya, kak. Dan tidak ada yang tahu tentang kehamilan ku"

"Kenapa kamu tidak bilang pada mereka? Lalu ayah kamu"

"Ayahku sudah tidak peduli lagi padaku, aku akan merawat anakku sendiri kak. Hanya dia yang aku punya sekarang."

"Aku tidak akan minta pertanggung jawaban dari siapa pun. Aku mohon jangan bilang siapa-siapa aku tinggal disini."

"Aku ingin sekali membunuh laki-laki bajing*n itu."

"Jangan kak, aku sudah pasrah menerima takdirku. Dan aku bahagia atas kehadirannya," Dania mengusap perutnya yang mulai terlihat.

"Apa kamu masih mencintai mantan tunanganmu?"

"Dia laki-laki yang aku cintai dari dulu. Mungkin memang takdir kita yang tidak bisa bersama."

"Kenapa kamu lebih memilih mempertahankan bayi itu di banding tunanganmu, kenapa kamu tidak menggugurkannya saja."

"Kak. Walaupun dia hadir bukan dari keinginanku, tapi dia tetap darah dagingku, kalau aku melenyapkan nya, berarti aku lebih kejam dari ayahku yang sudah tidak peduli denganku. Apa bedanya aku dengan pembunuh."

"Tapi kamu masih bisa punya anak dengan suamimu kelak,"

"Itu tidak menjamin kak. Banyak pasangan yang menikah bertahun-tahun tapi mereka tidak di beri keturunan juga."

"Jangan suruh aku untuk membunuh anakku kak," Dania sudah tidak sanggup menahan airmatanya lagi. Niel membawa Dania dalam pelukannya.

"Itu tidak mungkin, kakak hanya ingin tahu seberapa besar rasa cintamu pada anak itu. Kakak tidak ingin kamu membenci dia kelak karena perbuatan ayahnya."

"Aku menyayangi anak ini kak, walau aku benci dengan ayahnya,"

"Semoga kalian selalu bahagia, kakak akan sering mengunjungimu kesini, kakak akan kembali ke Seoul besok. Kalau ada apa-apa kamu langsung menghubungi kakak saja."

"Terimakasih kak. Kakak mau menerima anakku,"

"Dia akan menjadi keluarga kita sekarang, kamu hati-hati ya. Kakak pulang dulu."

Lalu Dania mengantar Niel ke depan pintu. Niel sosok kakak yang selalu ada untuk Dania dari dulu, dia selalu menceritakan Semua masalah nya pada Niel. Dan dia bersyukur Niel mau menerima anaknya.

Bersambung

Typo bertebaran

30 maret 2021
THB

My Baby Father  (Aldama Family Seri 4)(ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang