Selamat membaca
(Ansara Gaida)
Saat ini Asgar dan Dania tak lupa baby Ansara sudah tiba di Jakarta. Tadinya mereka akan pulang sebulan lalu, tapi karena Ansara mendadak sakit jadi di tunda kepulangan mereka. Dania sudah menghubungi neneknya, mereka juga meminta pulang dan membawa putrinya, mereka juga menerima Ansara. Masalah pernikahan juga sudah di bicarakan, semua keluarga sudah setuju.
Pertama-tama Asgar akan membawa Dania dan putri mereka pulang ke rumah orang tuanya dan selama menunggu hari pernikahan mereka Dania dan Ansara akan tinggal di rumah nenek Dania.
Tiba di kediaman Aldama ternyata semua keluarga Asgar sudah menunggu kedatangan mereka.
Tangis Indah pecah melihat putra ketiganya, Asgar tidak pulang kerumah sejak lima bulan lalu. Sekarang dia pulang dengan membawa anak.
"Kamu tuh ya anak nakal kenapa baru pulang," Asgar memeluk wanita yang menjadi ratu di hatinya. Indah masih menangis sambil memukul Asgar.
"Maafkan aku mom," Asgar masih memeluk ibunya. Tiba-tiba Ansara menangis karena merasa asing dengan orang-orang disini.
"Sini sama enjid," Hadi mengambil Ansara dari gendongan Dania. Bayi itu diam sebentar di gendongan kakeknya kemudian kembali menangis kencang.
"Cucu oma cantik kenapa menangis," Ansara tetap tidak mau diam.
"Mungkin dia cape ayo bawa dulu ke kamar biar istirahat." Kata Amora lalu dia membawa Dania dan Ansara ke kamar Asgar. Ini bukan pertama kalianya Dania mengunjungi kediaman keluarga Aldama. Tapi untuk masuk ke kamar baru pertama kali.
"Bagaimana bisa kamu menyembunyikan mereka dari kita selama ini." Lalu Hadi memukul wajah Asgar.
Bugh
Satu pukulan mendarat di pipi Asgar. Bulan kemarin anak pertamanya sekarang anak ketiganya. Hadi benar-benar pusing memikirkan kelakuan anak-anaknya.
"Kalian berdua ya. Kalian pikir perempuan itu hanya untuk memuaskan diri kalian hah." Hadi meninggikan suaranya.
"Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah mendekati minuman haram apapun masalah kalian, bukannya menyelesaikan masalah malah tambah masalah. Ngerti." Tadi Hadi diam karena tidak ingin Dania dan cucunya melihat dia memukul Asgar.
"Berlaku juga buat kalian semua, faham," Hadi juga menunjuk Marvel dan Arkan yang berada di sana juga.
"Maafkan aku bah." Asgar tidak dapat memandang wajah ayahnya.
"Tapi babah bangga sama kamu mau bertanggung jawab atas perbuatanmu walau merusak hubungan kakak kamu. Jangan pernah sia-siakan anak dan istrimu lelak."Lalu Hadi memeluk putranya.
"Sakit?" Asgar menggeleng
"Mau lagi,"
"Tidak" cepat-cepat ia menjawab, sudah tiga orang yang berhasil memukul wajah tampannya. Niel, Adam dan sekarang ayahnya.
"Sakitku tidak seberapa dengan sakit yang di alami Dania." Ujar Asgar lirih.
"Ayo masuk semuanya," kata Hadi. Tinggal masalah putra pertamanya yang belum selesai, sudah sebulan lebih Maitha pergi, entah apa yang akan terjadi dengan dengan pernikahan Adam kelak. Dia hanya bisa berdoa semoga semuanya segera berakhir.
*************
"Kenapa ga tidur disini aja," Indah belum puas bermain dengan cucu barunya, tapi Asgar harus mengantar Dania dan Ansara ke rumah nenek Dania.
"Setelah kita menikah kita janji akan tidur disini mom. Sekarang neneknya Dania ingin bertemu dengan cicitnya" Asgar tahu perasaan ibunya. Tapi Dania juga harus menemui keluarga besarnya.
Rencananya Asgar dan Dania akan menikah bulan depan. Mulai besok mereka akan menyiapkan pesta pernikahan mereka.
"Baiklah hati-hati kamu bawa mobilnya,"
"Kami pergi dulu ya." Lalu mereka pergi meninggalkan kediaman Aldama.
Di perjalanan
Dania mengusap wajah tampan Asgar yang kembali babak belur akibat pukulan Hadi.
"Sakit ya," Asgar menoleh sebentar lalu kembali fokus menyetir
"Tidak seberapa. Tapi sakit, babah masih kuat ternyata. Padahal udah lebih dari tujuh puluh tahun." Asgar kadang sedih jika mengingat umur ayahnya yang sudah semakin renta.
"Kamu beruntung masih memiliki mereka, masih mendapatkan kasih sayang mereka. Beda denagnku," ujar Dania mengingat ibunya yang sudah meninggal Dunia lalu ayahnya yang menikah lagi dan tak peduli padanya.
"Sekarang kamu tidak sendirian. Ada aku dan Ansara yang akan selalu bersamamu. Aku janji akan selalu ada buat kalian," Asgar menggenggam tangan Dania dengan tangan kirinya lalu mencium tangan wanita yang sudah melahirkan putrinya.
Asgar hanya mengantar Dania, dia akan kembali kerumah orang tuanya. Tadinya Asgar takut akan kembali di pukuli keluarga Dania. Tapi untungnya mereka tidak melakukannya walau terlihat marah padanya. Dan Asgar sanagt bersyukur karena luka di wajahnya tidak bertambah.
Saat tiba kembali ke rumahnya dia langsung masuk kamar, badannya sungguh lelah. Dia ingin beristirahat, selesai membersihkan diri, Asgar mencoba untuk tidur. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia sengaja tidak mematikan ponselnya, karena takut Dania menghubunginya.
Dan benar saja, pukul dua pagi Dania menghubungi Asgar."Hallo sayang ada apa," tanya Asgar rasa lelahnya hilang saat mendengar suara Dania
"Ansara masih menangis sejak kamu pulang, cepat kesini," Asgar menghela nafas, putrinya itu tidak akan tidur jika jauh dari dirinya.
"Baiklah aku akan segera kesana" Asgar lalu mengambil kunci mobilnya, dia kembali memakai pakainnya.
"Kamu mau kemana malam-malam begini" Indah ternyata belum tidur, dia sepertinya sedang mengambil air didapur.
"Ansara nangis dari tadi, tidak mau tidur. Aku harus pergi kesana sekarang. "
"Biar pak supir yang anter kamu. Kamu pasti lelah tidak boleh menyetir." Asgar memangguk memang dia akan membangunkan supirnya.
Tiba di rumah nenek Dania, Ansara masih menangis dia tidak mau dengan siapa-siapa membuat semua orang panik. Asgar langsung menggendong putrinya.
"Anak daddy kenapa nangis?" Asgar membersihkan sisa airmata di pipi gembul Ansara. Dan seketika bayi itu diam di gendongan ayahnya.
"Yang. Mana susunya " Dania lalau memberikan susu anaknya.
"Padahal dari tadi di kasih susu tapi tidak mau" ujar Dania dia benar-benar sangat pusing di tambah tadi hanya tidur sedikit di pesawat.
"Ya sudah kamu tidur saja, malam ini aku tidur disini." Asgar terpaksa tidur di rumah nenek Dania karena Ansara tidak mau pisah.
"Kalian harus segera menikah, tidak usah nunggu bulan depan. Akad saja yang penting kalian SAH dan bisa tinggal bersama." Kata nenek Dania.
"Iya kasihan Ansara tidak mau pisah dengan ayahnya." Ujar keluarga Dania yang lain
"Oke. Besok saya akan membicarakan ini dengan keluarga saya." Ini yang Asgar mau cepat-cepat bisa halalin ibu dari anaknya.
Bersambung
9 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Father (Aldama Family Seri 4)(ebook)
Storie breviFollow dulu sebelum membaca #1 Asgar ( April Mei 2021) #2 Adam (april 2021) Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. Dania Watson (25tahun ) harus menerima kenyataan pahit. Di malam pesta pe...