21. Malam bersama bunda

224 24 2
                                    

➶ Seorang pemuda 25 tahun kini tengah berbaring di ranjang nya dengan kedua tangan terlentang di atas ranjang, matanya masih saja nyaman menatap langit langit kamar.

Jam menunjukkan pukul 10.10pm ia baru saja pulang kerja, membersihkan diri lalu berakhir di ranjang dengan pikiran yang masih saja berjalan kemana mana.

Sudah tau apa yang berada di pikiran pemuda tampan itu kan.

Sudah hampir seminggu Ia tak ada melihat Sanji di jalan itu lagi, Zoro sudah rutin setiap berangkat atau pulang kerja pasti ia sempatkan untuk kesana walaupun satu jam menunggu.

Namun nihil, yang Zoro dapat hanya penantian sia sia, akankah salah orang?

Zoro mengusap wajah nya kasar, dan beranjak dari ranjang berjalan ke arah balkon kamarnya untuk sekedar menghirup udara seperti yang ia lakukan setiap malam.

Mengamati bulan yang kini sedikit tertutup awan namun cahayanya masih bisa menembus kumpulan awan itu sepertinya sang bulan nampak setia sekali menerangi bumi nya malam ini.

Terdengar helaan nafas penjang dari sang empu, tangan kekar nya meremas besi pegar itu berharap segera bertemu dengan bulan cantiknya diluar sana.

Zoro yang awalnya menatap langit malam kini harus masuk ke dalam kamar lagi karena mendengar suara deringan ponsel nya.

Ketika membaca nama kontak di layar ponsel, Zoro terlihat senang dan antusias menekan tombol hijau.

"Bunda?" gumamnya pelan dengan mendudukkan diri di ranjang.

"Belum tidur toh kamu... di sana hampir jam 11 kan, kamu jangan capek capek, harus jaga kesehatan."

Zoro pun terkekeh mendengar suara di sebrang sana, belum apa apa sudah di omelin.

"Udah lama juga nggak denger bunda marah marah."

"Dibilangin!"

"Iya iya bunda."

"Kamu di sana baik baik aja kan, kerjanya lancar kan, nggak ada yang jahatin kamu kan."

"Eh astaga nggak ada bun.. disini semuanya aman terkendali."

Zoro bercerita banyak hal tentang kehidupan nya di Prancis, di mulai dari berapa menit ia butuhkan untuk sampai di restoran dan sampai berapa jam ia mencuci pakaian nya, bunda nya tentu tertawa keras di sebrang sana.

"Bun, mau tanya boleh."

"Aku kan punya kenalan, ....." lama Zoro menjeda kalimatnya, bundanya juga masih diam menunggu Zoro melanjutkan bicaranya.

Sedangkan Zoro mengusak rambutnya dengan frustasi, ia juga bingung ingin bercerita seperti apa.

"Ah gini, aku mau minta saran sama bunda, jadi aku kan mau ngajak kenalan orang, dan caranya biar orang itu langsung nyaman atau srek gitu sama aku itu gimana?"

"Ekhem... siapa nihh?"

Zoro tiba tiba bersemu merah, ia mengusap wajahnya sendiri karena malu.

"Sebelum ngajak kenalan, kayaknya kamu harus tau dia orang nya kayak gimana dulu, maksutnya kalau dia risihan sama orang asing terus tiba tiba kamu deketin kan takutnya ngasih kesan pertama jelek."

"Kalau dia ceria, welcome sama orang asing, langsung ajak kenalan ngobrol, boleh juga."

"Kalau kamu tau kesukaan dia lagi malah bagus, tapi bunda nggak suka kalau kamu nguntit nguntit orang gitu ya nanti."

"Eh nggak kok, mana ada."

"Bagus kalau gitu, intinya pinter pinter aja ngambil situasi buat ketemu."

"Jangan buru buru, baru satu bulan kamu pindah di rumah kakek, udah kepincut aja sama orang."

"Nggak kok."

"Halah alesan!"

"Lagian aku bakal fokus kerja dulu bunda, aku nggak akan main main kok disini, tenang aja."

"Ya bagus deh, kalau kamu paham."

"Terus, terus, orang yang bikin kamu kepincut itu gimana orangnya?"

"Hah?! ya.... ya gitu deh."

"Gitu gimana?"

"Udah lah bun, jangan dibahas lagi."

Suara gelak tawa terdengar di seberang sana, "ya sudah, kalau kamu nanti butuh saran telphone bunda aja, bunda bakal ngasih kamu masukan yang bagus."

"Oke."

"Ya sudah, bunda cuman pengen denger kamu sehat sehat aja, sekarang udah malem banget, tidur gih sana."

"Iya, ini juga mau siap siap tidur."

"Bagus, ya sudah bunda tutup telphone nya ya."

"Oh oke bunda."

Sambungan pun terputus, Zoro menghembuskan nafas lega, ternyata berbicara dengan bundanya membuat ia sedikit tenang.

Benar kata sang Bunda, Zoro mungkin sedikit tergesa gesa, ia masih punya banyak waktu untuk bertemu dengan Sanji.

Jodoh takkan mana, Zoro juga pasti akan bertemu dengan Sanji, entah dimana dan kapan, tapi Zoro yakin suatu saat nanti pasti akan ada waktunya.

Zoro hanya perlu bersabar, ia harus lebih bekerja keras, belajar untuk membuka cabang restoran kakeknya dan mengumpulkan banyak uang, karena Zoro akan langsung menikahi Sanji dengan cepat nantinya.

Kini ia merebahkan dirinya di ranjang, ingin segera tidur.

Namun baru beberapa menit Zoro memejamkan matanya, ia kembali dibangunkan dengan suara notifikasi ponselnya.

Namun baru beberapa menit Zoro memejamkan matanya, ia kembali dibangunkan dengan suara notifikasi ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang