11. Keluar apartemen

266 28 0
                                    

➶ Sore yang indah, nampaknya seruan itu begitu kuat disaat awan awan berterbangan bagaikan kapas yang terlihat empuk dan angin sore yang berhembus pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Sore yang indah, nampaknya seruan itu begitu kuat disaat awan awan berterbangan bagaikan kapas yang terlihat empuk dan angin sore yang berhembus pelan.

Alih-alih segerombolan burung mengalihkan atensi nya, bibirnya terangakat tersenyum manis mengadah ke atas dan beribu ribu terimakasih hati mungil nya menjerit di bawah kekuasaan langit.

Berjalan nya waktu di bumi membuat nya semakin resah, ia harus kembali ke masa depan dimana suaminya tak ada.

Kali ini Sanji duduk di jendela kamar, meringkuk untuk memproporsikan tubuhnya dengan lutut yang ia tekuk, dan secangkir teh hangat menemani kesunyian nya.

Matanya mengamati orang-orang di bawah sana yang berlalu lalang nampak tergesa gesa dengan kesibukan masing masing, beberapa pejalan kaki berjalan dengan mata lekat pada dawainya di jalanan.

Teh hangat di tangan nya kembali ia seruput

Sanji sedikit kesepian kerena kemarin ia dikejutkan bahwa Zoro memutuskan untuk bekerja part time, ini sama sekali bukan suruhan dari Sanji.

Zoro juga baru saja melamar dan langsung diterima, mungkin ini yang dinamakan takdir.

Dan mulai tadi pagi Zoro berangkat bekerja.

Yang bisa Sanji lakukan hanya mendukung nya saja, biasanya sampai jam 9 malam Zoro tak pulang.

Karena biasanya selepas pulang kuliah, Zoro langsung pergi ke tempat kerjanya, padahal Sanji selalu mengatakan agar pulang sebentar untuk makan.

Namun Zoro bilang tak sempat, jadi Sanji harus membuat 2 bekal makanan untuk Zoro.

Zoro bekerja di sebuah cafe teman nya, walau agak susah membagi waktu kuliah dan kerja.

Jari jari panjangnya merayap ke leher, di lihatnya kalung berbentuk bulan sabit bertengger manis di leher jenjangnya, setiap kali mengingat hal tersebut hatinya selalu menghangat, Sanji reflek tersenyum.

Matanya terpejam seolah olah sedang memberitahu seluruh dunia betapa berharganya kalung ini.

Hari ini akan seperti hari biasanya, ia akan menyibukkan diri di apartmen seperti menonton televisi, membersihkan ruangan dan berakhir di dapur untuk membuat percobaan berbagai kue.

Dan ketika Zoro pulang, Sanji akan menyambutnya dengan senyum yang paling cantik yang pernah ia sunggingkan.

Bertanya banyak hal padanya, apa dia sudah makan, apakah harinya menyenangkan, apakah dia mendapat nilai bagus dari dosennya dan lain lain lagi.

Namun kali ini terbesit ide di kepala kecil nya, Sanji tersenyum tipis dan langsung bersiap siap untuk keluar.

.

Sanji kini berada di depan minimarket, karena tak jauh dari belokan ia pernah melihat minimarket ini.

Sanji keluar hanya menggunakan celana training berwarna hitam dan kemeja putih milik Zoro.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang