15. Kecupan yang akan dirindukan

269 30 2
                                    

➶ Kini sudah tiga minggu lebih 2 hari Sanji menemani Zoro, waktunya tinggal sedikit disini, didalam cahaya putih itu ada seseorang mengatakan bahwa Sanji hanya diberikan satu bulan untuk memperbaiki semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Kini sudah tiga minggu lebih 2 hari Sanji menemani Zoro, waktunya tinggal sedikit disini, didalam cahaya putih itu ada seseorang mengatakan bahwa Sanji hanya diberikan satu bulan untuk memperbaiki semuanya.

Zoro tak lagi merokok sekarang, ia juga sudah tak lagi menyentuh alkohol ataupun soda.

Sanji bilang boleh saja minum soda tapi harus tau batasan, tapi nampaknya Zoro bahkan tak pernah meminum itu semua.

Ya, itu lebih baik.

Sanji rasa ia berhasil untuk merubah kebiasaan buruk Zoro, jadi untuk kedepannya biarlah takdir yang menentukan, jikalau Zoro tetap meninggalkan nya di masa depan, Sanji tak tau juga harus protes dengan siapa.

Sanji sudah siap untuk menerima semua kenyataan nanti.

Dan pagi ini, hari selasa, Sanji dengan telaten membuat sarapan untuk Zoro, membuatkan bekal juga untuknya.

Sanji selalu memasak berbeda beda setiap harinya agar Zoro juga semangat dan menantikan setiap menu apa yang akan dibuat Sanji hari ini.

Dan kali ini Sanji membuat ayam katsu, yang sudah ia marinasi semalam, jadi pagi ini Sanji hanya akan menggorengnya.

Lalu diguyur dengan saus pedas, lalu diberikan selada, wortel, dan buncis yang dipotong kecil kecil.

Sanji juga menambahkan sup buah dan beberapa gorengan, seperti risol dan nugget untuk camilan di bekal Zoro.

Zoro pasti akan suka dengan ini.

"Harum sekali." Sanji tiba tiba dikejutkan dengan Zoro yang tengah berdiri disebelahnya. "Masak apa?"

"Ayam katsu."

Zoro tersenyum, "enak nih kayaknya."

Sanji ikut tersenyum, "kamu nanti siang pulang?"

"Iya nanti aku sempetin pulang."

"Mau makan apa?"

"Em... terserah kamu, aku suka semuanya."

"hihi, baiklah, udah sana pakai baju dulu." Sanji menyikut perut Zoro.

"Keringin rambut kamu yang bener." Tutur Sanji dan langsung diberikan acungan jempol dengan Zoro.

Dan setelah menyelesaikan semuanya, kini mereka duduk berhadapan di meja makan.

"Aku jadi kepikiran, aku udah lama tinggal sama kamu disini, nanti kalau kamu pergi pasti bakal sepi banget."

Sanji menghentikan makannya dan terkekeh pelan, "kenapa jadi bahas sedih gini."

"Ingat, kamu pernah ngusir aku berapa kali."

"Lah, siapa juga yang nggak kaget."

Sanji tertawa, "maaf pernah bikin kamu kaget kalau gitu, soalnya aku juga bingung mau mulai dari mana pas ketemu kamu lagi, aku pikir ini kayak mimpi, tapi kok lama banget, terus nyata juga, aku lihat jam sama kalender kamu jelas banget."

"Heee, jadi pas kamu nanti kembali, kamu bakal balik ke tempat Chiko?"

"Kurasa sih gitu, tapi aku kurang tau."

Zoro menghela nafasnya, "tanggal 26 ya, kurang tujuh hari lagi kamu kembali."

"Masih lama kok." Sanji menyentuh tangan Zoro yang di atas meja, lalu tersenyum lebar ke arahnya, "jangan murung kek gitu pagi pagi, gantengnya hilang tau nggak."

Tak terasa waktu sesingkat itu berhasil buat Zoro jatuh ke pesona Sanji, tidur bersama, makan bersama, menonton tv bersama, bicara setiap hari, berinteraksi setiap hari, entah mengapa Zoro mulai terbiasa dengan ini.

Sosok dewasa yang selalu mengerti dirinya, menjadi sandaran Zoro ketika lelah, memberikan kehangatan di apartemen nya yang sunyi.

Zoro jadi tak sabar ingin menemui Sanji lima tahun nanti, ia ingin segera bertemu dan menjalin hubungan yang lebih jelas.

"Jangan ngelamun, hey!?"

Zoro tersentak, ia langsung tersadar.

"Eh iya." Lalu ia kembali sambung makannya.

"Mikirin apa?"

"Nggak kok."

Sanji yang selalu memerhatikan setiap gerak gerik Zoro, ketika lelah bekerja Sanji akan memberikan pelukan hangat dan mimijit Zoro ketika tidur, dan selalu menemaninya ketika mengerjakan tugas bahkan sampai larut malam.

Membuatkan teh hangat, dan ikut membantunya ketika Zoro kehabisan referensi.

Ah, Zoro mungkin akan kesepian setelah ini.

Setelah menyelesaikan makan, kini jam pukul setengah delapan, Sanji langsung membawakan tas bekal untuk Zoro.

"Waduh, tumben berat."

"Berat dikir aja kok." Sanji terkekeh pelan, "itu nanti ada risol banyak buat dibagi bagi sama teman kamu, sausnya aku pisahin di wadah kecil."

"Oke deh."

"Jangan lupa di habisin."

"iya."

"Ya udah, hati hati dijalan." Sanji mengecup singkat tangan Zoro, lalu tersenyum manis ke arahnya, bahkan Zoro sudah melihatnya berkali kali namun selalu saja terpesona akan manusia yang menjadi calon istrinya ini.

Lagi lagi Zoro melamun, "ngelamun lagi, Zoro?!" Sanji lantas menepuk pipi Zoro pelan.

"Jangan kebanyakan ngelamun."

Zoro hanya bisa mengangguk, dan ia pamit pergi, Sanji nampak masih setia melihatnya sampai Zoro menghilang dari pandangan mata.

Dan pagi ini masih seperti biasanya, Zoro penuh dengan semangat karena mendapatkan kecupan dari Sanji, sebuah perasaan yang ia nantikan setiap keluar apartemen.

Andaikan Zoro lebih berani, mungkin Zoro bisa mendapatkan lebih dari sekedar kecupan di tangan.

Namun naasnya, Zoro tak berani mengatakan hal itu pada Sanji.

"Ah! hentikan pikiran kotor ini."

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang