09. Janji

334 41 13
                                    

➶ Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi, mentari fajar masih menyingsing menghiasi ufuk langit di horizon sebelah timur dengan keelokannya, berwarna jingga terang seakan sedang memamerkan dirinya kepada seluruh dunia bahwa ialah yang paling rup...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi, mentari fajar masih menyingsing menghiasi ufuk langit di horizon sebelah timur dengan keelokannya, berwarna jingga terang seakan sedang memamerkan dirinya kepada seluruh dunia bahwa ialah yang paling rupawan.

Seakan masih betah bencengkrama dengan cakrawala sebelum tugas nya bergilir dengan arunika.

Tak lama berjuta juta sinar matahari yang terang berusaha menembus tirai di dalam kamar.

Kedua iris abu-abu nya yang merasa terganggu pun akhirnya terbuka, mengusap nya pelan seraya mencari titik fokus matanya lalu menatap langit kamar dengan seksama sebelum senyuman tipis ia sungguhkan.

Sanji pun bangkit dari tidurnya, ia melihat Zoro yang masih tertidur pulas, tak terasa Sanji sudah bersama Zoro satu minggu.

Pemuda tampan itu kini sudah sedikit menurut pada Sanji, walaupun terkadang sedikit menyebalkan.

Kebiasaan buruk nya seperti merokok dan pergi ke bar sudah sedikit hilang walaupun sering kali teman teman Zoro datang ke apartemen untuk menjemput dan mengajak nya nongkrong.

Sanji langsung buru buru mengambil pisau dan mengarahkan nya langsung ke hadapan Zoro.

"Berani pergi ku hilangkan nyawamu anak muda."

Itulah yang selalu Sanji katakan, dan berakhir Zoro harus menolak temen teman nya dengan alasan yang terkadang tidak masuk akal.

Untung Law sudah mengerti situasi, walaupun Kid yang sering kali protes mengapa Zoro bisa bertaubat.

Dan untuk batang batang rokok tidak berguna itu, Sanji sudah membuang semuanya ke tempat sampah karena Zoro seperti menyetok di dalam laci meja, gila kan dia.

Ketika Zoro tak tahan ingin merokok, maka Sanji akan menemaninya, memeluknya dengan cepat erat, memberikan kata kata sayang agar Zoro bisa menahan hasratnya.

Sanji pun memutuskan untuk beranjak dari ranjang, ia meregangkan seluruh tubuhnya dan mengambil handuk untuk ia mandi.

Namun tiba tiba terdengar suara Zoro yang bangun.

"Kau terbangun juga Zoro?" Sanji kembali duduk disebelah Zoro, merapikan rambut Zoro yang acak acakan.

"Ahkk!" Zoro memegangi lengan nya yang kebas karena di tindih kepala Sanji semalaman.

"Apakah sakit?"

"Sedikit, mungkin juga nanti hilang." Zoro mencoba masih memejamkan matanya.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang