03. Khawatir tentang Chiko

390 40 1
                                    

➶ Setelah memarkirkan motor nya, Zoro bergegas menuju ruang kelas padahal sudah sedari tadi kelas nya di mulai tapi ia masih berkecamuk dengan pikiran nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Setelah memarkirkan motor nya, Zoro bergegas menuju ruang kelas padahal sudah sedari tadi kelas nya di mulai tapi ia masih berkecamuk dengan pikiran nya sendiri.

Sesekali mahasiswa lain memandang nya aneh karena Zoro kini menunduk sambil berjalan seperti orang lunglai.

Mungkin karena biasanya ia akan menampilkan wajah dingin nan tegas dan langkah yang terkesan keren membuat wanita wanita terjerit jerit akan pesona yang ia tampilkan.

Zoro masih kepikiran tentang apartemen nya yang kini di huni seseorang selain dirinya, ia was was akan orang asing itu bagaimana jika dia berniat jahat.

Seperti nya dia mempunyai rencana membakar apartemen nya atau mungkin mencuri barang barang berharganya, Ugh! Zoro lupa kunci pintu lemari.

"Tapi kalau dia benar-benar maling kenapa dia mau buatin aku sarapan ya, atau jangan jangan dia pura pura baik sebelum dia mencuri semua barangku atau mungkin..."

"Hoy!" Seseorang menupuk pundak nya pelan membuyarkan pikiran negatif Zoro.

"Telat tapi masih santai itulah kita." Zoro berdecak, memandang sinis orang di sebelahnya lewat ekor matanya.

"Gimana kalau kita ke kantin aja, kelas nya pak mihawk mah lain kali aja." Zoro mematung.

Benar yang di katakan Sanji tadi, kalau teman gendutnya akan mengajak nya ke kantin.

Zoro kemudian berlari meninggalkan teman nya, walaupun nama nya berulang kali di teriaki oleh sosok di belakang sana, Zoro masih tetap berlari menjauh.

Dan terakhir di depan pintu ruang kelas, dosen yang semula menerangkan materi harus menghentikan aktifitas nya, terlihat helaan nafas panjang dari sang dosan sebelum Zoro dan teman satunya di persilahkan masuk.

Sekian lama Zoro resah di dalam kelas, kini jam yang di tunggu tunggu pun datang, waktu jam kuliah selesai.

Zoro langsung berlari dengan cepat menuju parkiran motornya, ia harus segera pulang untuk memastikan bahwa apartemen nya masih baik baik saja.

Nami, pacarnya bahkan yang sudah menunggu di depan kelas, langsung dibuat terkejut karena untuk pertama kalinya Zoro melupakannya.

"Sayang?!!"

Nami pun ikut mengejar.

Namun apalah daya, ketika Nami sampai di parkiran ia malah melihat Zoro yang sudah keluar dari gerbang kampus, melaju cepat dengan motor hitam nya.

"Terus aku pulang nya gimana! ihh kak Zoro gimana sih!" Nami menghentakkan kakinya karena kesal.

Terpaksa ia harus naik bis untuk pulang, ia akan memarahi Zoro besok karena berani beraninya meninggalkannya.
_____

Zoro langsung berlari masuk ke apart nya, memasukkan kode pintu dan membuka pintu nya dengan kasar.

"Ah, sudah pulang ya." Sanji duduk di sofa dengan membaca buku buku Zoro.

Zoro termenung di depan pintu, apartemen nya kini sangar bersih dan rapi.

Lantai yang biasanya di penuhi bungkus mie instan dan buku berserakan, kini hilang hanya menyisakan lantai kinclong yang baru saja di pel.

Sanji menghampiri Zoro, "cepat sekali pulang nya, tadi ngebut ya?"

Zoro tak menggubris ucapan Sanji, ia langsung membuka lemari untuk memastikan bahwa barang barang berharganya masih di dalam.

Zoro lagi lagi dibuat terkejut ketika melihat lipatan bajunya kini tak lagi berantakan, semuanya tersusun bahkan Sanji mengelompokkan baju dan celananya sendiri sendiri.

Dan semua barang barang berharganya masih didalam, Ia langsung beralih menoleh ke Sanji yang sedari tadi dibelakangnya.

"Kau tak jadi maling?"

"Untuk apa aku melakukan itu."

"Kau yang merapikan semua ini?"

"Iya, siapa lagi memangnya."

"Untuk apa kau melakukan itu?"

"Agar bersih tentu saja, aku baru tau saat kau masih muda ternyata begini kelakuanmu." Sanji menyilangkan tangannya di depan dada.

Zoro mengacak surainya frustasi, ia tak tau ingin bereaksi begaimana.

Ia ingin mengumpat, namun ketika melihat Sanji tersenyum Zoro malah mengurungkan niatnya.

Zoro pun merebahkan dirinya di sofa, Sanji pun ikut duduk di sebelahnya, ia mengangkat kaki Zoro untuk berada di pangkuan nya.

Memberikan pijatan pijatan kecil.

"Mengapa kau bisa melakukan perjalanan waktu?"

"Aku pun tidak tau, terakhir kali aku mengingat aku baru saja memandikan Chiko lalu ada cahaya putih yang memenuhi kamar, lalu aku malah sampai di kamarmu tengah malam kemarin."

"Chiko siapa?"

"Anak kita."

"Apa?!"

"Ada apa?"

"Anak kita? kita punya anak?"

Sanji mengangguk, "tentu saja, dia sekarang sekitar umur 2 bulan, aku sedikit kepikiran setelah aku diseret disini apakah Chiko baik baik saja."

"Aku khawatir dia menangis karena aku tak ada, kuharap ibu bisa menanganinya."

Zoro melebarkan matanya tak percaya.

"Kau tak sedang membohongi ku kan?"

"Aku tak berbohong Zoro, aku mengatakan yang sebenarnya."

Sorot mata Sanji sangat serius, yang awalnya Zoro ingin kembali menyangkal langsung urungkan niatnya.

Walau terlihat meyakinkan tapi Zoro masih kurang percaya sebenarnya.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang