13. Strategi pasaran

265 26 0
                                    

➶ Sanji kini mulai mendapatkan kembali kesadarannya, Sanji langsung menyibak selimut ke samping, dan saat itu juga dunia serasa berputar mau tak mau ia hempaskan lagi tubuhnya ke atas ranjang, kepalanya berdenyut hebat serasa di tusuk tusuk ribuan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Sanji kini mulai mendapatkan kembali kesadarannya, Sanji langsung menyibak selimut ke samping, dan saat itu juga dunia serasa berputar mau tak mau ia hempaskan lagi tubuhnya ke atas ranjang, kepalanya berdenyut hebat serasa di tusuk tusuk ribuan jarum.

Dan tiba-tiba saja perutnya terasa mual, Sanji langsung buru buru ke kamar mandi, tak peduli kepalanya yang kini berputar tak tentu arah.

Setelah beberapa menit ia habiskan duduk di kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Sanji keluar dengan muka yang merah padam dan air yang menetes dari ujung pelipis dan dagu.

Ia baru sadar, apa yang terjadi padanya tadi.

Sanji berjalan ke ruang tengah dan akhirnya melihat Zoro yang tengah tidur di sofa dengan kaki di atas meja, tangan nya bersedekap di dada dengan kepala nya menyender di kepala sofa.

Itu dia pujaan hatinya, belahan jiwanya yang membuat setiap detak jantung di dalam dirinya menjadi sangat berharga.

Sanji mendekatinya, duduk di sebelah Zoro dengan hati hati-hati takut membangunkan.

Tatapan nya berubah menjadi sendu, dadanya ikut merasa sesak perasaan bersalah memenuhi setiap inci ruang hatinya.

Kedua netranya menangkap wajah Zoro yang terlelap penuh dengan luka lebam sampai ada berwarna ungu.

"Tugasku disini bukan untuk membuatmu sakit." Ujarnya pelan, bibirnya bawah nya ia gigit untuk meredam suara isak tangis.

"Maafkan kebodohanku Zoro, aku lancang, seharusnya aku tetap didalam apartemen." Kepalanya menunduk seraya menutup mulutnya rapat rapat dengan tangan.

"Nangis mulu." Sanji terlonjak kaget ketika mendengar sahutan Zoro.

Biru-buru ia nya usap pipi dan matanya.

"Zoro."

Tangan nya perlahan terulur untuk menangkup wajah suaminya, namun lenguhan pun terdengar setelah itu.

"Main pegang pegang saja, sakit ini." Protes Zoro.

Tanpa ba bi bu Sanji berdiri. "Mana kotak P3K, kau menyimpan nya dimana Zoro?"

"Nggak punya." jawab nya enteng.

"Nanti juga kering sembuh sendiri." sahut Zoro kembali menutup kembali kelopak matanya, mengacuhkan Sanji yang kini entah kemana perginya.

Lima menit kemudian terjadilah adu cekcok di tengah malam.

"Sebentar Zoro, aku obatin sebentar." Dengan tangan yang membawa bungkusan es batu, menempelkan nya dengan perlahan di wajah Zoro, namun karena dia yang terlampau berlebihan jadi malah adu cekcok.

"Perih, udah gausah."

"Makanya jangan banyak gerak."

"Diem aja sakit apalagi gerak." ucapnya tak mau kalah.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang