16. Ciuman terakhir

299 31 4
                                    

➶ Kini setelah 30 hari Sanji berada di hidup Zoro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Kini setelah 30 hari Sanji berada di hidup Zoro.

Mereka berdua kini berada di balkon apartemen Zoro, Sanji sedari tadi menyenderkan kepalanya di bahu sang pujaan hati.

Zoro tau ini adalah malam ke 30, yang berarti perpisahannya dengan Sanji akan sebentar lagi ia rasakan.

"Kapan kau pergi?"

"Kenapa nanya itu?"

"Ya, ini kan sudah satu bulan kamu nemenin aku."

"Kamu ngusir aku ya?"

Zoro panik, "bukan, bukan gitu, aku cuman..."

Sanji lantas terkekeh menanggapi, "jangan sampe ngelewatin jam makan lho ya, sempetin sarapan walau cuman beberapa sendok."

Tangan Sanji terulur untuk genggam tangan Zoro.

"Tugasnya kalau banyak di cicil dulu biar nggak keteteran, jangan suka begadang nanti kepalanya pusing kalau bangun, jangan lupa vitamin nya diminum, aku udah bikin nota gede tuh didapur biar kamu nggak lupa."

"Buku menu simpel yang bisa kamu tiru juga udah aku tulis detail, jangan males kalau mau di praktekin."

"Kalau nggak punya waktu belanja ke pasar bisa pesen online kan, jangan lupa beli buah, jangan males juga kalau ngupas."

"Apartemen juga minimal disapu walaupun sekali satu hari, nggak dipel juga gapapa, handuk juga jangan di taroh di kasur nanti bakal jamuran, kaos kaki juga jangan lupa di cuci terus."

"Jaga kesehatan Zoro, aku berharap banget sama kamu buat kedepannya, aku harap kita bisa ketemu lagi untuk lima tahun kedepan."

"Langsung ajak aku pacaran juga gapapa kok, aku janji bakal terima kamu."

Setiap kata kata yang diucapkan Sanji, Zoro mati matian untuk tak menangis, tapi entah mengapa matanya terasa amat panas, bahkan untuk bernafas saja rasanya hampir sesak.

"Zoro." Sanji kini menggenggam tangan sang kekasih dengan erat, "aku cinta sama kamu, aku sayang banget sama kamu."

Betapa terkejutnya Sanji ketika ia mendongak melihat Zoro yang mengusap matanya, Zoro menangis.

"Kok nangis sih." Sanji lantas menarik wajah Zoro untuk ia tangkup, mengusap matanya yang sudah basah dan tersenyum lebar ketika Zoro malah semakin menangis.

"A-aku juga suka sama kamu Sanji, aku sayang sama kamu."

Sanji membelalakkan matanya, baru pertama kali ia dengar selama satu bulan.

"Terimakasih buat semuanya, aku janji akan jaga kesehatan, aku janji nggak akan ngerokok, aku janji nggak akan sentuh alkohol lagi."

"Aku janji kita akan bertemu lagi, aku akan berusaha." Ucap Zoro dengan susah payah menahan getaran di bibirnya.

"Wahh aku seneng dengernya." Sanji tersenyum, keduanya pun tak sadar menyatukan pelipis mereka.

Dibawah terangnya bulan, menjadi saksi perasaan mereka berdua, Zoro juga menikmati sentuhan tangan Sanji.

Tatapan matanya juga sangat teduh, lembut dan juga tenang bagaikan air tanpa arus, dengan sadar Zoro ikut menangkup pipi putih itu milik Sanji.

Sanji pun hanya bisa menikmati elusan ibu jari Zoro di pipi kirinya, tangan yang besar dan terlihat kuat itu pasti akan Sanji rindukan.

Anak rambut yang sedikit menjuntai, Zoro silipkan di belakang telinga sang empu, membuat semburat merah langsung dipipi Sanji.

"Zoro..."

"Hm?"

Keduanya bertatapan sangat lama, mata mereka seolah sedang berbicara, dan entah mendapat dari bisikan darimana kini jarak di antara mereka semakin menyempit.

Nafas mereka beradu, bibir mereka semakin mendekat.

"Kalau mau cium cium aja." Sanji terkekeh pelan dan setelah itu Sanji dengan cepat mempertemukan bibir keduanya.

Zoro lantas terkejut, namun sesaat setelahnya Zoro mengambil tengkuk Sanji dan mulai memperdalam ciuman, bibir merah muda itu memang selalu ganggu pikiran Zoro akhir akhir ini.

Ini juga bukan pertama kali Zoro berciuman, ia pernah melakukan ini dengan mantan mantannya, namun kali ini berbeda, sebuah ciuman yang lama Zoro inginkan, ia bahkan harus menahannya lama untuk bisa mengecup bibir Sanji.

Sanji ikut mengalungkan tangannya di leher Zoro, dan hal itu membuat Zoro semakin bersemangat.

Yang awalnya hanya sebuah kecupan kini Zoro mulai memberanikan diri untuk melumat benda kenyal itu.

Sanji pun membuka sedikit mulutnya dan setelah itu lidah Zoro langsung melesat masuk dan disambut hangat oleh sang pemilik, ciuman pun semakin dalam.

Kedua nya terpejam merasakan kehangatan yang mereka salurkan satu sama lain, Zoro dengan lihat menjelajahi setiap inci mulut Sanji, lidah mereka saling membelit sampai terdengar pekikan pelan dari Sanji.

Manis, sangat manis disetiap kali ia mencecap bibir lembut itu.

Zoro bahkan tak mau untuk mengakhirinya, ia terus lumat dan sentuh semuanya, Sanji juga tak melawan.

Sekian lama ciuman terus berlanjut dan tatkala Zoro puas, ciuman pun terlepas keduanya langsung meraup rakus oksigen, Sanji bahkan wajahnya sudah panas dengan semburat merah sampai menjalar ketelinga.

Saliva nampak masih menjuntai menghubungkan belah bibir mereka, dan Zoro pun kembali mengecup bibir Sanji.

Manyalurkan perasaan nya lewat kecupan yang mungkin terakhir Zoro berikan.

Dan untuk kali ini Zoro benar benar sudah rela untuk jatuh sedalam dalam nya kepada Sanji, sang pujaan hatinya yang menemani satu bulan nya yang berharga.

Selang bebarapa menit angin berhembus kuat, sinar rembulan perlahan redup karena sang awan berhasil menutup sinarnya sampai ke bumi.

Dan saat itulah ia merasakan kekosongan tepat ketika penglihatan nya buram dan saat itulah makhluk cantik itu tersenyum lalu perlahan hilang di telan gelapnya sang malam.

"Sampai jumpa lagi Zoro."

Zoro yang ingin menggapai nya pun mengurungkan niatnya ketika Sanji menggeleng pelan, seolah mengatakan tidak apa apa Zoro, semuanya akan baik baik saja.

Kini suasana mulai berbeda, udara terasa lebih dingin dari biasanya, angin malam dengan tanpa permisi menyapu permukaan kulit Zoro, terasa sejuk namun juga merinding.

Akhir desember, musim dingin telah datang namun penghangatnya malah pergi, akankah secangkir teh panas bisa menghangatkannya kembali.

26 December, Vinsmoke Sanji kau adalah definisi yang nyata dari kasih sayang.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang