22. Tak ketahuan

238 25 1
                                    

➶ Di siang bolong dan panas seperti ini memang tempatnya orang ingin ke kutub utara, matahari seakan dahsyat mengeluarkan energi panas nya di atas kepala manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Di siang bolong dan panas seperti ini memang tempatnya orang ingin ke kutub utara, matahari seakan dahsyat mengeluarkan energi panas nya di atas kepala manusia.

Sanji yang duduk di bangku terminal harus sabar menunggu seseorang untuk datang menjemput, buku paket statistika tebal nya kini menjadi sasaran untuk tempat berlindung kepala dari sengatan matahari.

Tak jauh dari tempatnya ia melihat seorang pemuda yang kini tengah mengendarai motor nya dengan santai.

Tin!!

Suara klakson keras itu yang membuat Sanji menutup gendang telinganya dengan kuat.

"Lu pikir gue budek apa?" Makinya setelah merampas helm di tangan teman nya itu.

"Lama banget lagi."

"Lah tadi gue nyari elu di depan gerbang taunya ngilang sampe sini, salah siapa coba."

"Ya kan elu nya lama jadi gue jalan pelan pelan dulu."

"Kenapa nggak jalan terus aja sampai kos?" Sanji mulai bertambah geram, teman nya ini memang benar benar membuatnya naik darah siapa lagi kalau bukan Luffy, teman seperjuangan nya dari sekolah menangah pertama sampai kuliah.

"Eh eh, kok elu yang lebih galak dari gue."

Dengan menarik nafas panjang Sanji pun kini menaiki motor Luffy.

Dan bukan nya pulang Luffy malah membelokkan jalan ke arah lain, "mau kemana kita Luffy?" Tanya Sanji sambil membuka kaca helm nya.

"Leper gue."

Sanji menjitak helm orang di depan nya dengan keras sampai helm nya mengeluarkan bunyi puakk!!

"Kebiasaan emang udah tau temen nya miskin aja di ajak jajan mulu." Sanji sedikit berteriak agar Luffy bisa mendengar ucapan nya.

"Tenang aja, pacar gue kerja direstoran!"

"Maksutnya si om om itu ya?"

"Masih 30 tahun astaga!"

"Emang gue ikut gapapa? maksutnya kan pacarnya elu, kalau gue ikut ya gue bayar sendiri lah."

"Udah tenang aja."

Luffy pun semakin melanjutkan motornya membuat Sanji mau tak mau harus pasrah dibawa Luffy pergi makan.

Kini mereka berdua berhenti tepat di depan rumah makan bergaya klasik, Sanji mengamati sekeliling ketika dengan pede nya Luffy memarkirkan motor nya di depan restoran itu.

"Luffy, lu yakin mau makan disini?"

"Yakin lah, ngapain gue parkirin motor gue disini coba kalau bukan makan."

Sanji melihat ke atas papan nama restoran itu, Baratie Restauran, Sanji pun baru tau ada restoran besar disini.

"Kok kayaknya gue baru tau ya."

"Lu sih belajar belajar mulu, sekali sekali kek keluar."

Sanji pun berdecak tak terima.

"Kak Shanks bilang ini baru opening dua minggu yang lalu, ini juga cabang yang dari kota lain katanya, jadi si Kak shanks ikut melamar kerja disini, terus kerima deh."

"Ohhh."

"Bentar, gue telphon kak Shanks dulu."

"Nggak malu apa minta minta gini sama pacar?"

"Idih wajar lah, yang nggak wajar tuh elu yang nggak pernah pacaran."

"Hah?!" Sanji pun tak terima.

"Eh, Kakak~ aku udah didepan restoran tempat kamu kerja." Luffy pun mengubah nada bicaranya saat setelah telephon nya di angkat oleh Shanks.

"Idih." Sanji menatap luffy dengan julid.

.

Mobil hitam melaju dengan kencang, Zoro kini menuju ke restorannya yang baru saja berdiri dua minggu yang lalu di Strasbourg, setelah satu setengah tahun lamanya ia belajar di Lyon.

Ia juga tak tinggal bersama kakek dan neneknya lagi, ia kini memutuskan untuk menyewa apartemen yang akan dihuninya.

Sebuah cabang baru, promo baru, pelanggan baru, karyawan baru, dan Zoro juga harus memikirkan agar restoran di cabang kota ini tetap ramai.

Dengan setelan khas seorang juru masak, Zoro keluar mobil dengan wajah yang tersenyum melihat betapa ramainya pelanggan di dalam.

Zoro pun masuk lewat pintu belakang, melihat para juru masak yang ribut dan sibuk mengejar pesanan.

Mereka yang melihat Zoro datang hanya memberikan salam pendek, sebelum kembali melanjutkan memasak.

Zoro pun ikut membantu setelah itu, "ngomong ngomong kak shanks mana, kok nggak keliatan."

"Emm itu pak..." Semuanya lantas berpandang pandangan, seolah bingung ingin menjawab apa.

"Tadi bilangnya ada sesuatu penting di luar yang perlu diselesaikan, katanya minta lima menit aja sih pak."

"Udah di backing bagian nya?"

"Udah pak, aman!"

"Ya sudah."

Dan pada akhirnya Zoro tak tau bahwa sang kekasih kini makan di restorannya.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang