18. Prancis

218 27 1
                                    

➶ Tiga tahun berlalu dengan cepat, Zoro kini berjalan di bandara sambil menyeret satu koper dan menggendong tas di pundak nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Tiga tahun berlalu dengan cepat, Zoro kini berjalan di bandara sambil menyeret satu koper dan menggendong tas di pundak nya.

Ia benar benar memutuskan untuk pergi ke prancis membantu kakek nya mencari pengalaman mendirikan sebuah restoran karena tak lama ini ia mendapatkan panggilan dari kakek nya untuk menemaninya di sana.

Hal itu membuat nya terkejut karena persis sekali dengan apa yang dikatakan Sanji saat itu.

Walaupun susah sekali mendapat restu dari orang tuanya namun akhirnya sang bunda menyetujui melihat tekat dan semangat putra nya.

Semangat cari uang dan pulang membawa calon istri lebih tepatnya, Zoro semakin yakin bahwa ini akan membawa pertemuannya dengan Sanji.

.

Kini Zoro tengah duduk nyaman di kursi pesawat setelah menunggu hampir dua jam di bandara tadi.

"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan kami dengan tujuan Bandara internasional Soekarno Hatta menuju ke Bandara internasional Dubai yang akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam 15 menit."

"Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka dihadapan Anda, dan silahkan untuk mengencangkan sabuk pengaman anda."

"Selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami dengan....."

Zoro tak terlalu mendengarkannya, ia malah menatap keluar jendela, menatap tanah kelahirannya untuk terakhir kali sebelum ia pergi ke paris.

Zoro mengambil penerbangan pagi sekitar jam 7, ia akan traksit di dubai dan berganti pesawat.

Yang nantinya akan menuju ke Bandara Charles De Gaulle (CDG) Paris.

Bibirnya tersenyum sekilas melihat kalung di tangan nya yang masih saja terlihat cantik dan berkilau dan tak sadar jantung nya berdegup dengan cepat.

"Kau akan segera bertemu dengan pemilikmu."

Zoro benar benar bergetar hanya untuk memikirkan bagaimana ia akan bertemu dengan Sanji nanti, ada sebuah lautan rindu yang bahkan tak terbendung untuk sang kekasih.

Yang terbentang di samudra bertahun tahun, ia jaga dan nikmati setiap detik nya sampai tidak kuat harus memendamnya terlalu lama lagi, ia ingin segera memuntahkan bendungan rindu itu.

.

Zoro kini tengah berdiri menunggu kakek nya menjemput, sedari tadi kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri lalu balik lagi memandangi ponsel.

Kakek nya bilang dia sudah sampai di bandara, namun tuga puluh menit yang lalu pesawat mendarat namun kakek masih belum menampakkan diri.

"Zoro!?" seseorang penepuk bahunya pelan bisa di lihat Pria tua berumur 60 tahunan yang tersenyum lebar ke arahnya.

"Kakek!" Zoro kini menurunkan masker hitam nya dan ikut tersenyum.

"Astaga! kakek dari tadi bolak-balik balik lewat sini tapi nggak kelihatan kamu!" Zoro pun terkekeh mendengar ucapan kakeknya.

"Ya sudah ayo pergi, sini kopernya biar kakek bawa."

"Eh?! nggak usah kakek, udah tua gaya gaya lagi." Zoro buru-buru merampas koper nya sendiri

Dan sebuah jitakan berhasil mendarat di kepala Zoro, "aduhhh."

"Bunda sama ayah sehat?"

"Iya, titip salam tadi, kalau nenek sehat juga?"

"Tentu saja! dia nungguin kamu itu di rumah, udah masak banyak banget."

Dan kini sampailah di parkiran Bandara, mobil putih itu langsung menarik perhatian Zoro, "widihhh, tambah gaul aja kek." Sindir Zoro.

Dan di sauti gelak tawa dari kakeknya.

Kakeknya itu adalah ayah dari ibunya, bernama Zeff, dia juga orang Indonesia namun pergi ke paris karena mencoba untuk membuka restoran makanan.

Tentu saja restoran yang Zeff dirikan sukses dan memutuskan untuk menentap di negara itu.

One Month °zosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang