13. Official

151 22 178
                                    

🌸True Beauty🌸


Rasanya, Brina ingin mati saja setiap teringat perkataan Mingyu tempo hari. Acara confess di hari itu berakhir cukup tragis. Brina sungguhan limbung dan nyaris pingsan, rasanya seperti aliran peredaran darahnya terhenti.

Ia juga tidak bisa tidur dengan cepat seperti biasa. Perkataan laki-laki itu terus terngiang di telinganya. Tak lupa bayangan wajah Mingyu terlintas di kepala.

Pusing, Brina memutuskan untuk keluar dari unitnya untuk mencari udara segar. Tidak peduli ini sudah pukul 1 malam, ia berjalan dengan santai keluar tanpa takut sedikitpun.

Jika bertemu hantu, ia bisa lari. Kalau ketemu penjahat, ia bisa melawan. Jangan remehkan kemampuan bela diri tersembunyinya itu.

“Brina!”

Ya Tuhan, setan apa yang memanggilnya dengan suara seperti itu?

Gadis itu menoleh, lalu ia mendapati laki-laki yang sudah beberapa hari ini selalu memenuhi ingatannya. Mingyu.

“Oh, Brina si majikan, ya, rupanya?” kekeh Mingyu sambil mendekati gadis itu, “Apa yang kau lakukan di tengah malam seperti ini?” tanyanya.

“Uhm, hanya mencari udara segar.” Jawab Brina tanpa ingin melihat ke arah Mingyu.

“Ada masalah?”

“Ani,”

“Apa kau tidak bisa tidur karena pernyataanku waktu it—“

“Kau menyukaiku karena melihat wajah Brina sebagai majikan, bukan?” tembak Brina.

Mingyu mematung, menatap gadis itu lamat, kemudian ia menggeleng, “Bukan.”

“Lalu?”

“Aku menyukaimu dengan banyak alasan, tapi wajah palsu atau wajah aslimu tidak masuk ke dalamnya.”

“Wae? Banyak pria menginginkan punya kekasih yang cantik, sehingga mereka selalu memandang dari kecantikannya terlebih dulu.”

“Jika aku demikian, aku sudah memacari Diana sejak lama.”

“YAK!” tegur Brina, namun seketika ia sadar kalau ia telah melakukan kesalahan.

“Waeyo? Kau cemburu, hm?” ledek Mingyu.
Brina melotot, “Aniya! Jangan mengada-ada, Kim Mingyu-ssi.”

Mingyu hanya tersenyum, “Apapun alasanku menyukaimu tidak begitu berpengaruh. Kita memang tidak tahu kepada siapa akan jatuh cinta, tapi kita bisa memilih untuk melanjutkan perasaan itu atau tidak.”

Gadis berambut panjang itu mengulum senyumnya.

“Apa kau tidak ingin memberiku jawaban? Cuaca malam ini cukup bagus, akan sangat baik jika menjadi malam pertama dengan status baru.” Kata Mingyu lagi.

“Yak! Kenapa bersemangat begitu?”

“Apa tidak boleh? Aku begini hanya kepada perempuan yang aku suka—aniya, aku cintai.”
Blush! Pipi Brina bersemu. Kulit putihnya kini berubah menjadi kemerahan.

“Aku tahu kau cemburu ketika aku bicara dengan perempuan lain apalagi Diana. Aku bisa melihatnya begitu jelas, maka dari itu aku berani menyatakan perasaanku pad—"

“Arra! Arra! Hari ini adalah hari pertama kita.” Potong Brina sedikit malu.

“Ne?!” Mingyu tidak percaya, tapi senyumnya melebar.

Bukannya menjawab, Brina malah berbalik badan memasuki gedung apartemennya lagi. Mingyu mengejarnya, tapi tidak sampai begitu dekat ke Brina yang malah berlari memasuki lift.

TRUE BEAUTY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang