BAB 2 Di tempat tinggal ANJ*NG LIAR

119 22 2
                                    

PAGI sekali keesokan harinya Pete buru-bur sarapan. Setelah itu ia mengambil sepedanya, lal pergi ke The Jones Salvage Yard. Jupiter tida menelepon, jadi ia belum tahu apakah keluarg Towne menghubungi mereka atau tidak.

Ketika Pete sudah hampir sampai di Gerban

Hijau Satu, dilihatnya Bob sedang merunduk deka pagan

"Kau ditelepon Jupe?" seru Pete menyapa. "Tidak," balas Bob dengan suara berbisik, "dan di dalam ada orang menyelinap-nyelinap, dekat kantor kita!"

Pete berjongkok di samping sahabatnya yang bertubuh lebih kecil itu, lalu mengintip ke dalam lewat lubang rahasia yang terdapat di pagar depan. ia melihat seseorang berkeliaran di tengah tumpukan barang-barang bekas yang menutupi karavan, di belakang tempat yang oleh Jupiter dijadikan bengkel kerja. Baik Pete maupun Bob tidak bisa melihat orang yang berkeliaran itu dengan jelas, karena terlindung di balik bayangan yang masih panjang. Tapi mereka masih bisa melihat bahwa orang itu seakan-akan menyingkir-

kan berbagai barang bekas yang menghalangi pandangan ke dalam!

"Jupe ada di dalam sana?" bisik Pete. "Kita beri tanda saja padanya-"

'He, itu-lihatlah!"

Bob menuding ke arah lubang masuk ke Lorong dua, yang terdapat di bawah bangku kerja Jupiter. Muka Jupe yang bulat dan pucat nampak samar di balik kisi-kisi terali.

"Rupanya ia mendengar orang itu," bisik Bob lagi.

Jupiter mendengar bisikan itu. ia menempelkan telunjuk ke bibirnya, sambil memutar bola matanya ke atas. Setelah itu ia menggerakkan tangannya, memberi isyarat ke arah belakang pekarangan The Jones Salvage Yard.

"ia menyuruh kita mengitar, pergi ke belakang," kata Bob dengan suara lirih. "Kita harus mengepung orang tak dikenal itu dari arah sana, sehingga terjebak di dalam bengkel dan tidak bisa melarikan diri!"

Kedua remaja itu lari dengan langkah ringan ke arah belakang kompleks itu, menuju sebuah jalan masuk lain yang tersembunyi pada pagar di sebelah sana. Keduanya menyusup masuk dengan cepat, lalu bergerak maju sambil merunduk- runduk melewati tumpukan barang rombengan.

Ketika sudah sampai di dekat karavan, mereka berhenti. Keduanya bersembunyi di belakang tumpukan mesin cuci yang sudah tua, lalu mengintip ke arah depan. Sosok di balik bayangan

itu masih ada di sana. Orang itu kelihatannya sedang mencari-cari jalan menembus tumpukan barang bekas yang mengelilingi karavan. Tiba-tiba Pete muncul dari balik persembunyiannya. "Jangan lari!" seru remaja bertubuh jangkung

itu.

Orang yang ada di depannya berpaling dengan cepat. Tapi malang baginya, ia terpeleset karena menginjak sesuatu yang tidak kokoh letaknya, lalu jatuh. Dengan segera ia bangkit lagi. Ternyata ia seorang anak laki-laki-yang masih kecil!

"Tangkap dia!" seru Bob.

Ketiga anggota Trio Detektif maju untuk menyergap. Sambil menjerit ketakutan, anak kecil itu membalikkan tubuh lalu lari-langsung menuju bengkel kerja Jupiter. Sambil lari ia menoleh ke belakang, ke arah Bob dan Pete. ia sama sekali tidak melihat Jupe, yang muncul dari dalam pipa besar yang ada di depannya. Jupiter lari menyongsong anak itu, lalu menangkapnya. Anak kecil itu meronta-ronta, berusaha membebaskan diri.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku!"

Umur anak itu tidak lebih dari delapan tahun. ia berbadan kurus tapi liat, dengan rambut hitam yang acak-acakan, serta sepasang mata besar berwarna coklat tua. Ia memakai celana blue jeans, baju kaus hitam, dan sepatu bersol karet yang juga hitam wamanya.

"Kenapa kau mengintip-intip di sini?" tanya Jupiter dengan galak.

Tiba-tiba anak laki-laki itu berhenti membe- rontak. Pete dan Bob datang menghampiri dengan berlari-lari. Anak kecil itu memandang ketiga sahabat itu dengan mata terpentang lebar. "Kalian ini Trio Detektif, kan? Wah, aku tadi ketakutan sekali, karena kalian dengan tiba-tiba saja muncul lalu menyergap!"

(22) TRIO DETEKTIF : MISTERI TEKA TEKI ANEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang