BAB 6 "KEISENGAN BERBAHAYA"

86 22 0
                                    

Jupiter tidak panik, ia tetap bersikap tenang. "Anda yang bernama Deputy Lopez?" katanya.

"Betul," kata pria berkulit coklat itu dengan masam. "Diablo! Setan, aku sudah bosan berurusan dengan perusak seperti kalian, dan juga teka- teki peninggalan si Mati! Kalian kutangkap!"

"Tapi," kata Bob mencoba membantah, "kami kan tidak-!"

Jupiter memotong dengan sikap masih tetap tenang, "Jika Anda sudi memperhatikan sebentar, Deputy Lopez, akan Anda lihat bahwa ranting yang dipegang temanku ini sudah layu daun-daunnya. Jadi sudah agak lama patahnya. Mungkin sudah kemarin. Sedang kami baru saja datang, dan kami tidak mematahkan apa-apa."

"Kalau kalian kemari bukan karena ingin mencari harta Dingo," kata polisi daerah itu dengan nada curiga, "lalu untuk apa?"

"Kami kemari ini memang untuk mencari-" kata Jupiter. Dengan cepat polisi daerah itu memotong,

"Nah-ternyata kataku tadi benar!"

"Tapi kolam dan pepohonan yang ada di sini

sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan harta itu," kata Jupiter menyambung dengan tegas. "Gerombolan yang telah menimbulkan kerusakan di tempat ini salah duga. Dan kami bertiga tidak termasuk gerombolan itu. Kami ditugaskan oleh Mrs. Towne untuk mencarikan harta warisan Dingo itu."

"Ditugaskan?" kata Lopez, masih dengan nada curiga. "Betul! Kami ini detektif!" kata Pete.

Jupiter menyodorkan kartu pengenal mereka, yang diperoleh dari Chief Reynolds.

"Chief Reynolds bisa memberikan jaminan tentang diri kami. Silakan menghubungi dia. Atau bisa juga Mrs. Towne."

Deputy Lopez membaca isi kartu yang disodorkan, lalu mengangkat bahu. "Ya, ini memang tanda tangan Chief Reynolds. Jadi kalian ini Trio Detektif?" Polisi daerah itu menggaruk-garuk kepala. "Jadi kalian

beranggapan, mendiang Dingo benar-benar menyembunyikan sesuatu? Surat wasiatnya bukan cuma lelucon belaka?"

"Kami yakin, ada sesuatu yang disembunyikan olehnya," kata Jupiter, "dan kami memerlukan bantuan Anda."

"Bantuanku?" kata Deputy Lopez. ia mengucap, "Caramba! Bagaimana caranya aku bisa membantu?"

"Dengan mengatakan, di mana letak billabong itu," kata Pete.

Polisi daerah itu melongo. "Billabong? Apa itu, billabong?" "Sebuah tempat yang ada airnya. Itu bisa kolam, tapi bisa juga parit atau kali," kata Jupiter menjelaskan. "Anda dulu biasa memancing bersama Dingo di salah satu tempat di taman ini?"

"O ya, di sebelah atas sana-di waduk yang lama. Di tempat Sungai Ynez Creek dibendung, sebelum daerah ini mendapat air dari gunung. Waduk itu sekarang tidak dipakai lagi, kecuali untuk memancing. Tapi tidak asyik memancing di sana. Airnya terlalu dangkal, kecuali saat musim semi seperti sekarang ini. Kebanyakan sungai kecil yang airnya mengalir ke situ sudah ditimbun guna mengendalikan banjir. Tapi sungai utamanya masih mengalir. Di sana ada sebuah kapal kecil yang merupakan rumah terapung. Itulah tempat kami memancing dulu."

"Bisakah Anda menjelaskan jalan menuju ke lompat itu, Sir?" ujar Bob bersemangat.

"Tentu, itu gampang sekali. Jalan ini langsung menuju ke sana, lewat di dekatnya. Lokasinya sedikit di bawah halte bis taman." Anak-anak mengucapkan terima kasih pada polisi desa itu, lalu bergegas kembali ke sepeda masing-masing dan langsung meneruskan perjalanan. Mereka mengayuh sepeda secepat-cepatnya, menyusur jalan berkelok-kelok dan mendaki dalam taman. Bendungan yang dituju nampak di depan mereka. Letaknya tinggi di atas, di sebelah kanan. Air melimpah dengan deras lewat sisi atas

(22) TRIO DETEKTIF : MISTERI TEKA TEKI ANEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang