BAB 15 KELUARLAH KALAU KAU BISA!

63 18 0
                                    

Ketiga remaja itu mengintip ke dalam kantor pompa bensin yang terkunci pintunya.

"Aku tidak melihat siapa-siapa di dalam!" kata Pete. "Tolong! Tolong!"

Seman itu masih tetap terdengar samar-samar "Datangnya dari arah belakang bangunan ini seru Bob.

Di belakang bangunan kantor pompa bensin itu nampak tiga mobil diparkir, serta sebuah mobil boks tertutup. Sementara ketiga remaja

itu memandang ke arah sana, terdengar kembali bunyi berat yang kedengarannya seperti ada sesuatu yang terseret.

"Dalam mobil boks itu," kata Pete.

"Tolong!" Suara samar itu terdengar sekali lagi

"Itu suara Billy!" seru Jupiter. "Buka pintu belakang kendaraan itu!" Pintu belakang mobil boks itu tidak dikunci Begitu anak-anak membukanya, mereka melihat tumpukan tinggi kain terpal yang biasa dipakai oleh para montir apabila sedang bekerja di bawah mobil.

Tumpukan terpal itu bergerak-gerak

mengenai sebuah katrol berat yang tergantung pada langit-langit ruangan dalam kendaraan itu, sehingga benda itu menggeser sisi ruangan yang terbuat dari logam!

Jupiter beserta kedua sahabatnya menarik tumpukan terpal ke samping, membebaskan Billy yang meringkuk di bawahnya. Anak kecil itu terikat tangan dan kakinya, sedang kepalanya tersungkup di bawah sebuah karung. Dengan segera ia dibebaskan dari ikatannya, ia berusaha berdiri. Mukanya pucat, tapi ia masih tetap bersemangat.

"Apa yang terjadi tadi, Billy?" tanya Bob.

"Aku ingat, Kakek biasa mengatakan orang itu bertampang jelek, atau bertampang bagus. Gntuk kata 'tampang', ia selalu menggunakan kata mug. Begitu aku teringat, aku lantas bisa menebak petunjuk cermin itu," kata Billy dengan bangga. "Sesampainya di kedai teh kulihat ikan besar yang dipajang di dinding. Aku tahu bahwa itu ikan todak, atau marlin.

Aku juga melihat bahwa tombak, atau hidung'-nya menunjuk ke arah foto gedung balaikota. Kemudian kutelepon Mr. Dillon, untuk memastikan bahwa aku tidak keliru. Begitu selesai menelepon, aku mendengar kalian memanggil-manggil namaku."

"Kami memanggil?" kata Pete dengan heran.

"Maksudku, orang yang mengatakan bahwa dia Pete," kata Billy. "Dan begitu aku kemari, orang itu menyungkup kepalaku dengan karung ini, lalu aku ditangkapnya. Aku tidak sempat melihat siapa dia sebenarnya.

Tahu-tahu aku sudah tergeletak disini, di bawah tumpukan kain yang berat itu. aku langsung saja menjerit dan menendang-nen dang!" "Untung saja kau berbuat begitu," kata Pete

'Tadi aku sempat melihat Cecil dan Winifred berkeliaran di sini, begitu pula Skinny Norris," kata Billy mengaku. "Kurasa sewaktu menelepon Mr Dillon tadi bicaraku terlalu keras, sehingga ada yang mendengar hal-hal yang berhasil kuketahui, Lagi-lagi aku melakukan kesalahan!" Wajah anak kecil itu nampak lesu.

"Kau hebat, berhasil menguraikan makna sebagian dari teka-teki itu tanpa bantuan orang lain," kata Jupiter memuji. "Dan kau juga tabah tidak panik dalam menghadapi bahaya. Sudah wajar jika kalau melakukan kesalahan, karena semua juga pernah! Tapi lain kali, ada baiknya jika kau lebih berhati-hati."

"Jadi aku sekarang boleh membantu kalian?, kata Billy dengan nada memohon. "Boleh, ya? Aku berjanji akan sangat berhati-hati, dan mengikuti segala petunjuk kalian."

"Ya..." kata Jupe dengan perasaan sangsi.

"Kenapa tidak?" kata Pete. "Dia kan sudah membuktikan bahwa dia tahan bantingan-dan berhasil menemukan jawaban satu petunjuk, lebih lekas daripada kita bertiga! Biarlah dia ikut, Jupe!"

(22) TRIO DETEKTIF : MISTERI TEKA TEKI ANEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang