13 : Semudah Itu?

6 4 0
                                    

Semester baru telah dimulai. Kini David berada di kelas 11.

David dengan mudah dikenal oleh siswa-siswi di sekolahnya. Dikarenakan dia pernah berpacaran dengan Angelina. Dari yang dulunya tidak ada yang mengenal David, sekarang semua sudah mengenalnya.

Banyak murid yang bertanya-tanya pada David sebab kepindahan Angelina. Ada yang menanyakan bagaimana status hubungan mereka. Jujur, David tidak tahu mengapa Angelina pindah. Dan David mengatakan kalau mereka sudah putus. Sandi sangat senang mendengar itu.

Lana, murid satu angkatan David sangat penasaran dengan cowok tersebut. Apa yang membuat Angelina tertarik padanya? Lana rasa David biasa-biasa saja. Satu ide melintas dalam kepala Lana. 'Jika ingin tahu maka dicoba.' Begitu pikir Lana.

"Lo mau jadi pacar gue?"

David memiringkan kepala. "Lo siapa?"

Lana meletakkan tangan di dada. "Gue Lana Putri Arifah. Dari kelas 11 IPS 2. Gue udah lama perhatiin lo. Jadi gimana? Lo mau gak jadi pacar gue?"

David berfikir sejenak. Hubungannya dengan Angelina hanya berjalan tiga bulan. Cewek itu baru berani mengatakan perasaannya setelah hampir 9 bulan mengamati David. David masih merasa belum puas. Dia belum mengerti, apa rasanya itu pacaran? Karena dirinya dan Angelina justru terlihat seperti teman.

Dasar, Davidnya saja yang kurang peka. Perhatian dari teman dan perhatian dari pacar itu ada perbedaan. Jika David tahu, Angelina tidak pernah seperhatian itu pada teman cowoknya. Sampai menggenggam tangan, dengan Bella saja tidak pernah Angelina lakukan.

"Boleh."

Lana menaikkan kedua alisnya. 'Semudah itu dia nerima gue?' Batin Lana sedikit terkejut. Dia kira bakal ditolak. Rupanya tidak. 'Pantas dia bisa pacaran sama Angelina. Diterimanya semudah itu.' Batin Lana lagi.

Cup.

Lana mengecup pipi David. David mematung dibuatnya. "Nanti pulang bareng ya."

David memegang pipi bekas kecupan Lana tadi. Terasa hangat. "Angel gak pernah nyium pipi gue." Gumamnya teringat dengan Angelina. Tahu kenapa Angelina tidak pernah melakukannya? Itu karena Angelina masih tahu batasan diri.

Sepulang sekolah Lana menjemput David ke kelasnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang. Lana hendak ke parkiran sepeda nomor namun dia menaikkan satu alis karena melihat David berjalan kearah yang berlawanan.

"Lo pulang jalan kaki?" Tanya Lana menyamakan langkah kaki mereka.

"Ya. Cuma butuh waktu 5 menit doang buat nyampe ke rumah gue."

Lana agak kecewa. Lana kira David bakalan naik motor pulangnya. Kalau begini mending tadi Lana numpang di motor temannya. Dia tidak suka jalan kaki.

Sesampainya di rumah David, kebetulan juga Dara juga baru pulang kerja. Dahinya mengkerut melihat David berjalan dengan cewek yang berbeda.

"Siapa?" Tanya Dara. Lana yang menjawab. "Pacarnya David. Lana." Dara hanya menggumam lalu masuk ke dalam rumah.

"Siapa lo?" Lana bertanya setelah Dara tidak lagi kelihatan.

"Kakak. Mau dianter?" Jawab David sekaligus tawaran untuk mengantar Lana pulang.

Lana menggeleng pelan. "Gak usah. Gue bisa pulang sendiri." Lana pun berjalan menjauhi rumah David. Ketika sampai di persimpangan, Lana mengeluarkan handphonenya, mencari kontak seseorang lewat panggilan keluar. Tombol untuk menelepon ditekan.

Telepon Lana langsung diangkat. "Ada apa?" Tanya suara diseberang telepon.

"Jemput gue sekarang. Entar gue kirim lokasi gue."

"Lah, gue baru aja nyampe rumah." Kata orang tersebut dengan helaan nafas.

"Buruan." Lana mematikan sambungan. Menyimpan handphonenya di saku baju. Cewek itu menghela nafas berat. Lana rasa dia tidak usah pulang bersama David lagi setelah ini.

**********

David melihat Dara duduk sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. "Kak Dara pasti capek ya pulang kerja." David berdiri dibelakang Dara. Jari tangannya memijit pundak sang kakak.

Dara merasa rileks. Penat yang dirasanya seketika lenyap. "Hari ini kamu yang masak ya." Ujar Dara.

"Ibu sama ayah kapan pulangnya kak?" Tanya David. Dara menengadahkan kepala. Kedua manik mata menatap David yang ikut menatap Dara. "Gak tau. Ibu bilang, sakitnya nenek makin parah aja."

"Semoga nenek cepet sembuh."

"Ya."

Hening melanda mereka. Hanya suara baling kipas yang berputar mengisi keheningan itu. Tidak lama, Dara membuka suaranya.

"Itu seriusan pacarnya kamu?" Mata Dara memadang kakinya yang diluruskan diatas meja tamu. Tidak sopan memang. Untung di rumah cuma ada mereka berdua. Kalau ada orang tua mereka juga, Dara pasti sudah kena marah.

"Serius."

"Baru juga sebulan lalu kamu putus sama Angel. Sekarang udah punya pacar baru aja. Semudah itu kamu melupakan Angel?"

David terdiam sejenak. Dia melupakan Angelina? Mana mungkin. Angelina adalah pacar pertama David. David tidak bisa melupakannya.

Dara berbalik menghadap David yang masih berdiri. Pijitan tangan David terlepas dari pundak Dara. Mata wanita muda itu memicing tajam. "Kamu itu sebenarnya suka gak sih sama Angel?"

Pertanyaan Dara tidak terjawab oleh David. Suka dengan Angelina? David memang merasa jantungnya sering berdebar hanya karena perlakuan hangat dari Angelina. Tapi David tidak tahu apakah dia menyukai cewek tersebut atau tidak.

"Kalo kamu emang suka sama Angel, gak mungkin kamu semudah itu cari penggantinya. Padahal kakak lihat dia serius sama kamu. Tapi nampaknya kamu yang gak serius sama dia." Kata Dara. Wajahnya terlihat kesal.

"Gak usah pacaran kalo cuma untuk main-main." Dara pun masuk ke dalam kamarnya.

***
Maaf kami sempat absen update ceritanya. Berembuk dulu buat mikirin konflik selanjutnya. Hehe :D

Silahkan vote, komen, dan kritiknya.

By : riyanda_
Date : Rabu, 31 Maret 2021.

It's Better If I'm Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang