Chapter 4

1.1K 138 4
                                    

Tiba saatnya hari ini pertandingan Quidditch antara Slytherin dan Gryffindor. Hubunganku dan Draco semakin membaik setiap harinya. Aku masih menjauh dari Harry, Hermione, dan Ron. Kalau Ginny, aku tak begitu marah padanya, karena saat itu dia tak mengejek apapun soal keluargaku. Sekarang aku sedang berada di bangku asrama Gryffindor. Aku duduk di samping Ginny. Aku membujuk Ginny untuk duduk jauh dari si Hermione dan Ron.

Sebelum pertandingan dimulai, aku menghampiri Draco yang sedang bersiap untuk pertandingan Quidditch.

"Hei, Dray!" Aku lompat kecil ke depan Draco. Draco sepertinya sangat nervous. Ini pertandingan pertamanya menjadi Seeker di asrama Slytherin.

"Hei, (Name). Kau rindu padaku ya?" Ledek Draco padaku, tapi dia memang benar sih. Aku memang merindukannya. Aku jarang bertemu dengannya akhir-akhir ini, gara-gara Draco selalu saja berlatih Quidditch dengan tim seasramanya.

"Kau jangan percaya diri dulu, Dray! Enak saja, mana mungkin aku rindu padamu?" Aku memutar bola mataku.

"Terus kalau begitu, mau apa kau kesini kalau bukan mau menemuiku?" Draco mengangkat alisnya.

"Aku hanya mau menyemangatimu, bodoh!" Aku sedikit menoyor kepala Draco.

"Aduh-aduh! Iya-iya! Sakit tahu!" Dia memegang kepalanya yang baru saja kutoyor. Padahal aku hanya menoyornya pelan. Aku berdecih.

"Cih, aku kan hanya menoyor kepalamu sedikit!" Aku memasang wajah kesal dan menghentakan kakiku pelan.

"Bercanda, sayang! Lucu sekali adikku ini!" Draco mengacak-acak rambutku gemas. Tak lupa dia juga mencubit pipiku dengan kedua tangannya lalu mendekap pipiku.

"Yasudah, aku pergi dulu. Semoga beruntung di pertandingan ini, Dray!" Aku memeluk Draco singkat lalu pergi dan melambai kepada Draco. Draco hanya tersenyum hangat padaku.

--

Pertandingan pun berlangsung. Aku melihat ada Dad juga disini, Dad duduk bersama para profesor. Aku terkadang berbincang bersama Ginny. Draco melirikku sering sekali. Aku langsung mengisyaratkannya untuk tetap fokus dalam pertandingan. Aku takut terjadi kejadian apa-apa, kalau dia tidak fokus. Sekarang Harry dan Draco sedang bersaing untuk mendapatkan Snitch. Entah mengapa, Harry dikejar Bludger, pasti ada yang mengerjainya. Tapi tak lama setelah itu, Draco terjatuh dari sapu terbangnya.

"Astaga!" Teriakku lalu tanpa pikir panjang, aku langsung menghampiri Draco. Yeah, walaupun ada profesor dan teman seasramanya yang sudah berkumpul. Dad juga langsung membawa Draco ke Madam Pomfrey. Aku juga ikut.

Harry mendapatkan Snitchnya. Gryffindor menang, tetapi tangan Harry patah. Profesor Lockhart mencoba membetulkan tangan Harry, namun dia malah menghilangkan tulang Harry. Dasar profesor yang tak berpengalaman. Ish, bukan saatnya mementingkan Harry. Sekarang kakakku sendiri sedang mengalami kecelakaan.

Kamipun sampai di rumah sakit Hogwarts. Madam Pomfrey segera mengobati Draco. Setelah selesai, aku dan Dad menghampiri Draco.

"Yaampun, Draco. Kau ini ada-ada saja." Dad malah mengomel pada Draco. Padahal Draco sedang sakit begini.

"Dad! Draco ini baru mengalami kecelakaan! Tahan dulu omelanmu itu!" Aku cemberut lalu duduk di samping Draco. Aku memegang tangannya.

Dad hanya menghela nafas. Sepertinya Dad sudah menyerah akan sikapku.

"Yasudah, (Name). Kau jaga kakakmu ini. Madam Pomfrey bilang padaku, Draco sudah boleh pulang ke asramanya nanti sore." Aku mengangguk paham. Dad pun pergi dari rumah sakit.

"Dray! Apakah itu sakit?" Aku menunduk dan masih menggenggam tangan Draco.

"Tidak apa-apa, (Name). Tidak begitu menyakitkan kok. Lagipula aku kan anak kuat!" Kami tertawa kecil bersama.

Admirer ; Complications of Life [ Draco Malfoy × You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang