Chapter 9

706 101 6
                                    

Setelah kejadian tak terduga ini, Profesor Lupin langsung memasukkan Boggart itu ke dalam lemari. Lalu Profesor Lupin membubarkan kelas kami hari ini.

Aku, Ginny, Harry, Hermione, Ron, dan siswa lainnya akan pergi ke Hogsmeade. Aku dan Ginny memaksa ingin ikut bersama mereka, sebenarnya yang pergi ke Hogsmeade itu hanya murid tahun ketiga.

"Ingat, kunjungan ke Hogsmeade ini adalah hak istimewa. Dan, (Name), juga Ginny akan ikut bersama kalian." ucap Profesor McGonagall pada semua siswa.

Kami berlima sudah berkumpul dengan siswa lainnya.

"Jika perilaku kalian tampak buruk bagi sekolah dengan cara apapun hak istimewa itu tak akan diberikan lagi." lanjut Profesor McGonagall.

Aku, Hermione, Ginny, Ron sudah mendapatkan formulir izin yang sudah ditandatangani oleh orang tua kami. Sementara Harry belum.

"Tak ada formulir izin yang ditandatangani, tak ada kunjungan ke desa. Itu aturannya Potter." ujar Profesor McGonagall pada Harry.

Sungguh aku merasa sangat kasihan padanya. Apalagi jika hanya aku, Hermione, Ginny, dan Ron yang pergi ke Hogsmeade, aku akan merasa sangat kesepian tentunya tanpa Harry.

"Murid-murid yang memiliki izin, ikut aku. Lalu yang tak memiliki izin, tetap disini." celoteh Mr. Filch.

Harry mencoba menahan Profesor McGonagall. Sementara, murid-murid lain sudah beranjak mengikuti Mr. Filch. Aku, Hermione, Ginny, dan Ron masih belum pergi, kami menunggu Harry.

"Namun, Profesor. Kupikir jika kau menandatanganinya, aku bisa-"

"Aku tak bisa, Potter. Hanya orang tua atau wali saja yang bisa menandatangani. Karena aku bukan keduanya, itu bukanlah tindakan yang pantas." Profesor McGonagall beranjak pergi Harry lalu berbalik sebentar. "Maafkan aku, Potter. Itu keputusan akhirku." ucap Profesor McGonagall sambil memegang sebelah bahu Harry. Setelah itu, Profesor McGonagall meninggalkan kami.

"Lupakan saja, Kawan-Kawan. Sampai nanti." ujar Harry, kami berempat hanya menatap sedih Harry lalu pergi mengikuti murid-murid lainnya yang sudah berada di depan kami cukup jauh.

Kami sangat bersenang-senang disana, pergi ke Toko Manisan Honeyduke's dan Toko Lelucon Zonko's. Tapi saat kami bertemu Draco dan gengnya, itu membuat kami canggung. Bukan kami sih, lebih tepatnya aku karena kejadian tadi membuat kami kebingungan satu sama lain.

--

Kami berlima pun sudah selesai dari Hogsmeade. Sekarang aku dan teman-temanku sedang menuju asrama.

"Toko Manisan Honeyduke's luar biasa, tapi tak ada yang mengalahkan Toko Lelucon Zonko's. Namun, kita tak berkesempatan untuk pergi ke Gubuk Menjerit. Kalian mendengar bahwa itu gedung-" jelas Ron panjang lebar.

"Paling berhantu di Britania. Ya, aku tahu." sambar Harry.

"Sudahlah, Ron. Nanti Harry sedih kalau kau terus bercerita seperti itu!" omelku.

"Maaf, Harry." ujar Ron, Harry hanya mengangguk.

"Apa yang terjadi?" tanya Harry kepada murid Gryffindor.

"Mungkin Neville lupa kata sandinya lagi." jawab Ron.

"Hei." saut Neville tak terima.

"Oh, kau ada disana." Ron pasti sangat malu. Menuduh orang, tapi ternyata orangnya ada di belakangnya, haha dasar bodoh.

"Tolong biarkan aku lewat. Permisi! Aku Ketua Asrama!" teriak Percy, kakak Ron dan Ginny. Semua murid Gryffindor terdengar sedikit ricuh. "Mundurlah semuanya. Tak ada yang boleh masuk ke asrama ini sampai semuanya sudah digeledah." pinta Percy.

Admirer ; Complications of Life [ Draco Malfoy × You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang