Chapter 15

614 71 5
                                    

Setelah pengumuman besar di greathall tadi, para murid kembali ke asramanya masing-masing. Aku kembali bersama Draco dan teman-temannya, walaupun aku tak begitu suka dengan mereka, sudah kubilang kalau geng mereka itu mempunyai vibes dark karena yeah, banyak dari mereka orang tuanya adalah Pelahap Maut. Aku juga sih- tapi Mum dan Dad itu berbeda!

Baru saja beberapa langkah keluar dari greathall. Pria tinggi berambut coklat tua dengan paras tampan menghampiriku.

"Um, Draco. Bisakah aku bicara dengan adikmu?" tanyanya, yup! Itu Cedric.

'Apa yang ingin ia bicarakan denganku? Oh astaga, jantungku!' batinku.

Draco terlihat bingung, namun dia tetap mengiyakan Cedric. Draco dan teman-temannya pun pergi meninggalkan aku dan Cedric. Sebenarnya Draco memaksa untuk menungguku, tapi aku juga memaksanya untuk pergi. Akhirnya dia mengalah juga.

Sungguh keadaan yang canggung! Aku menatap ke bawah, sementara Cedric menatap mataku.

"Tataplah lawan bicaramu, (Name)." ujarnya.

Dengan memberanikan diri, akhirnya aku membalas menatapnya. Namun, pada ujungnya wajahku memerah.

Cedric yang mengetahui wajahku merah pun langsung memegang dahiku. Seakan dia mengecek suhu tubuhku.

"(Name). Kau tak apa? Kenapa wajahmu merah?" khawatirnya.

"T-tidak! Tidak sama sekali! Siapa bilang wajahku m-merah!" sipuku sambil menutup muka, loh? Cedric, dia malah tertawa.

"Oke, aku mengerti." kekehnya.

"Mengerti? Apa maksudmu?" ucapku sembari mengalihkan pandangan.

"Tidak." Oh astaga! Menyebalkan sekali, seperti Draco. Membuatku penasaran saja!

"Yasudah apa yang ingin kau bicarakan?" tanyaku, masih membuang muka. Menghindari bertatapan dengannya.

Bukannya menjawab, dia malah berkata ini. "Hei, sudah ku bilangkan? Tataplah lawan bicaramu." ucapnya, sambil memegang pipiku untuk menatapnya.

'Astaga, Cedric Diggory! Kau malah membuatku lebih tersipu!' batinku.

"J-jawab pertanyaanku dahulu!"

"Oke, baiklah. Langsung saja ya, sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaan padamu." ujarnya, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Spontan, aku membelalakkan mataku.

"Pe-perasaan?"

"Yeah.. Kurasa aku menyukaimu sejak tahun lalu." Sekarang, Cedric. Ia mukanya memerah.

Aku berusaha semaksimal mungkin untuk tidak tersenyum. Tapi nihil, aku tak bisa menahan rasa senangku. Aku reflek memeluknya erat. Sedikit susah payah sih- karena dia begitu tinggi.

 Sedikit susah payah sih- karena dia begitu tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeah, itu gambarannya kira-kira.

Dia membalas pelukanku erat. Kami tertawa bersama. Setelah hampir 5 menit kami berpelukan erat, akhirnya sudah lumayan meregang.

Admirer ; Complications of Life [ Draco Malfoy × You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang