"(Name)! Mengapa kau melamun?" tanya Ginny sambil menggoyangkan tubuhku.
Yeah, akupun tersadar dari lamunanku. Dan, mengenai suara aneh... Apakah aku beritahu mereka atau tidak? Mungkin saja mereka tahu penyebab suara itu. Lagipula Harry pun mendengar suara aneh itu kan?
"Aku tak apa. Ehem, omong-omong soal suara aneh yang kau dengar itu... Seperti apa Harry?" Aku menoleh pada Harry.
"Ah, seperti... Darah.. Aku mencium bau darah.. Mari kubunuh kau.. Bunuh.. Bunuh.. Bunuh! Suara itu makin keras saat aku mendekatkan kupingku ke dinding lorong. Aku merasa aneh.. Darimana sumber suara itu?" Aku membulatkan mataku. I-itu persis yang kudengar tadi. Bagaimana bisa? Mengapa hanya aku dan Harry yang bisa mendengarnya?
"Mengapa.. kita sama..? Aku juga bisa mendengarnya Harry..." Aku menyenderkan kepalaku pada kursi. Mereka menatapku.
"Pasti ada sesuatu..." ucap Ron sembari menopang dagu dengan tangannya.
"Dan juga.. Mrs. Norris tiba-tiba beku? Pasti ada hubungannya dengan suara yang kalian dengar.." kata Hermione sambil berjalan bolak-balik seperti setrikaan.
--
Keesokan harinya. Lagi dan lagi, siswa tahun pertama dan kedua kembali dipersatukan kembali dalam satu pelajaran. Aku duduk bersama Ginny. Hari ini pelajaran oleh Profesor McGonagall.
"Baik. Hari ini, kita akan merubah binatang menjadi piala." Aku melirik Draco yang sedang mengangkat alisnya melihat ke arah profesor McGonagall.
"Seperti ini. Satu, dua, tiga. Vera Verto." Aku sangat takjub melihat burung yang berubah menjadi piala itu.
"Sekarang giliran kalian. Siapa yang mau mencoba duluan?" Profesor McGonagall melirik ke arah siswa-siswi tahun pertama dan kedua. Tapi tak lama setelah itu, Profesor McGonagall mendekati kursi Ron dan menyuruhnya mempraktikkan sihir yang baru saja diajarkan.
"Mr. Weasley. ('Satu, dua, tiga. Vera Verto.')" Profesor McGonagall memberitahu mantra itu lagi.Ron berdeham dan mempraktikkannya kepada tikusnya. "...Vera Verto." Entah bagaimana ceritanya, tikus itu memang berubah menjadi piala, tapi sayangnya masih terlihat buntutnya, hahaha. Itu karena tongkatnya yang patah saat mengendarai mobil terbang milik ayahnya. Kami semua tertawa.
"Tongkat sihirmu harus diganti, Mr. Weasley" ucap Profesor McGonagall.
Hermione mengangkat tangannya. Sepertinya dia mau menanyakan sesuatu. Profesor McGonagall yang baru mau beranjakpun menoleh ke arah Hermione.
"Ya, Miss Granger?"
"Professor, bisakah anda bercerita mengenai 'The Chamber of Secrets'?" Mimik muka Profesor McGonagall berubah menjadi sedikit tegang. Aku bingung, kenapa Hermione menanyakan itu?
Profesor McGonagall menghela nafasnya, "Baiklah."
"Kalian tentu tahu, bahwa Hogwarts didirikan sejak 1000 tahun lalu oleh 4 penyihir besar pada masa itu."
"Godric Gryffindor, Helga Hufflepuff, Rowena Ravenclaw, dan Salazar Slytherin."
"Tiga pendiri memiliki pandangan yang sama. Tetapi, ada satu yang tidak.""Tebak ketiga itu siapa." Ron berbisik pada Harry, tetapi kita semua masih bisa mendengar apa yang dikatakannya.
"Salazar Slytherin ingin lebih selektif dalam memilih siapa saja yang bisa masuk ke Hogwarts."
"Menurutnya, ilmu sihir hanya diberikan kepada keluarga-keluarga penyihir. Dengan kata lain 'Pure Blood'."
"Karena tidak sejalan seperti yang lainnya, dia meninggalkan Hogwarts."
"Menurut legenda, Slytherin membangun ruang tersembunyi di puri sekolah ini, yang dikenal sebagai 'The Chamber of Secrets'."
"Walaupun begitu, sebelum dia pergi ruang ini ditutup."
"Hingga nanti saat keturunannya yang asli kembali ke sekolah ini.."
"Hanya keturunannya yang bisa membuka ruang itu dan melepaskan suatu yang mengerikan di dalamnya, dan dengan begitu membersihkan sekolah ini dan mereka yang dalam pandangannya, tidak layak belajar sihir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Admirer ; Complications of Life [ Draco Malfoy × You ]
FantasíaWanita yang lebih dikenal dengan nama (Name) Cissy Malfoy adalah anak bungsu dari keluarga Malfoy. Dia adalah 'adik' dari Draco Malfoy. Wanita ini mempunyai rahasia besar yang belum ia ketahui. Sampai pada akhirnya dia menyadari bahwa ia bukan anak...