🦩🦩🦩
Waktu berjalan dengan cepat, beberapa minggu kedepan tepat dua tahun Jeongguk berada dipenjara. Dan selama itu pula dia disiksa oleh Kim Taehyung hingga Jeongguk merasa Taehyung adalah musuh yang berada digarda terdepannya untuk selamanya.
Jeongguk kembali masuk ke dalam sel, tempat yang selama beberapa tahun belakangan ini menjadi rumahnya. Bagaimana keadaan ayahnya, Yoongi, Hosoek dan Jimin? Apa mereka semuanya dalam keadaan baik?
Dimana mereka tinggal sekarang? Apa mereka sudah dengar kalau Jeongguk harus dipenjara karena sesuai pada Pasal 127 ayat 3 UU Narkotika menyebutkan setiap orang penyalah guna narkotika Golongan II (morfin, pertidin dll) bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun.
Dia hanya terbukti menggunakan morfin, karena obat itu selalu dia kantongi sejak dulu. Tidak ada bukti yang memberatkannya sebagai pengedar, itulah yang membuat Taehyung sesali, kenapa selama ini tidak dia fotoin bukti Jeongguk menyebarkan benda haram tersebut. Dia terlalu fokus pada Namjoon ayahnya.
Makanya dia gencar membuat Jeongguk mengaku namun tetap gagal.
"Halo Ggukie"
Sapanya saat melewati ruangan Jeongguk, tumben dia tidak berulah pikir Jeongguk. Sepertinya dia punya mainan baru, karena tepat saat Jeongguk menengok keluar, ada suara tangis dari ruangan disampingnya.
"Sepertinya dia sedang melakukan hal favoritnya, menyiksa orang perlahan"
Sore harinya Jeongguk keluar sama seperti lainnya, selain bersih-bersih area sel, mereka juga disediakan satu ruangan yang cukup luas untuk berolahraga.
Beberapa bulan ini Jeongguk ikut olahraga, sebelumnya dia tidak tertarik, namun ternyata olahraga mampu menghilangkan rasa jenuhnya didalam sel.
Tidak ada satupun yang dia ajak bicara, dia memilih untuk tidak bersosialisasi, itu tidak terlalu penting pikirnya.
Keringat menuruni pelipisnya, bajunya kini basah, dengan percaya diri membuka bajunya memperlihatkan ototnya yang tidak seberapa dibandingkan dengan yang lainnya. Tidak apa semuanya berawal dari nol, toh ini baru seminggu dia ikut olahraga.
Setelahnya dia kembali ke kamar setelah membersihkan dirinya, mencoret tembok, menghitung hari, dimana dia akan segera keluar dari tempat yang seumur hidup dia benci ini.
***
Tibalah bulan Desember. Bulan terakhir untuk Jeongguk berada disini. Di sel tempat Jeongguk ditahan akan diadakan Natal bersama bagi umat Kristen. Mereka akan dibagikan baju yang layak dan rapih saat itu tiba, dan juga setelah doa bersama masing-masing mereka akan membawakan pertunjukan, apapun itu untuk menghibur diri masing-masing, atau sekedar sharing pengalaman hidup.
Semua orang menyiapkan diri, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Acara doa tadi sudah selesai, saatnya mereka pertunjukan. Ada yang menyanyi, menari, membawakan puisi yang kocak, suasananya cukup ramai walau mereka dijaga dengan ketat.
Tiba saatnya Jeongguk naik ke atas panggung, orang-orang masih riuh, tidak mendengarkan satu sama lain. Masing-masing sibuk dengan diri sendiri, mirip seperti suasana pasar pagi.
Jeongguk menatap mereka semuanya dari atas panggung, sungguh ingin rasanya dia memukul mereka semuanya. Tenang otot-otot yang dulunya tidak ada, kini menunjukkan diri mereka tanpa tau malu.
Masih dengan wajah kesalnya. Kira2 wajahnya 👇🙏
"Test. Nama saya Jeon Jeongguk" dia mulai bersuara, tidak peduli mereka mendengar atau tidak.
"Disini saya hanya ingin membagi cerita hidup saya sebelum berada disini, ah lebih tepatnya kisah cinta saya" Disudut sana dia bisa melihat Taehyung yang menatapnya, namun tidak Jeongguk pedulikan. Dia sudah lama membuang Taehyung dari pikirannya.
"Saya, pernah punya pacar, cantik, sangat cantik. Matanya bulat, bulu matanya lentik, dan juga pipinya yang mirip roti, makanya setiap bertemu saya menggigitnya walau dapat protes darinya" Jeongguk ingat betul bagaimana Taehyung mencubit perutnya karena sering memakan pipinya dulu.
"Dia seorang model, tidak ada satupun yang tau hubungan kami selain keluarga. Saya sangat percaya padanya. Jadi apapun yang saya lakukan selalu memberitahunya. Bahkan jika saya melakukan hal buruk sekalipun. Tidak ada rahasia diantara kita"
Jeongguk ingat betul saat pertama kali membawa Taehyung ke club malam untuk mengedarkan barang haram disana. Saat pulang ke rumah ayahnya marah besar-besaran.
"Tapi ayah saya tidak suka jika dia ikut melakukan hal buruk. Segitu percaya dan segitu sayangnya ayah sama dia. Bahkan kakak-kakakku menyayanginya melebihi diriku, kadang saya iri" semua orang yang tadinya berisik, entah sejak kapan jadi tenang seperti ini, mereka mendengarkan Jeongguk sambil senyum-senyum, mereka membayangkan bagaimana manisnya pemuda yang kini berbicara didepan dengan pacarnya.
"Tidak pernah sekalipun saya dan keluarga menaruh curiga padanya, tidak.sama.sekali" menegaskan tiga kata terakhirnya dengan senyuman terbaiknya.
"Mungkin karena kami terlalu menyayanginya" akhirnya dia menatap Taehyung yang juga masih menatapnya. Dia ingin menyampaikan ke polisi itu bahwa dia dan keluarganya dengan sangat tulus begitu mempercayai dan menyayanginya. Itu dulu.
"Hingga saya dan keluarga mempunyai rencana besar, dan saat itu ternyata dia pun sedang menyusun rencana. Singkat cerita saya terjatuh dan tertangkap oleh pacar saya sendiri yang ternyata adalah seorang polisi yang menyamar menjadi seorang model" semuanya menatap kaget, namun masih mau mendengarkan Jeongguk cerita.
"Dan hari dimana nyawa saya diujung tanduk adalah hari ulangtahunnya, dia meminta hadiah padaku, dan ternyata nyawa saya yang berakhir mendekam disini dipenjara ini adalah hadiah terindah untuk ulangtahunnya. Seminggu kedepan saya akan bebas, tepat dihari ulangtahunnya juga" Jeongguk melirik ketempat yang tadi Taehyung berdiri, namun dia tidak menemukannya, sepertinya dia sudah pergi.
"Selamat ulang tahun untukmu, untuk tahun ini hadiahnya adalah kebebasanku. Oh iya makasih sudah menipuku, yang terakhir, kita belum putus baik-baik, didetik ini saya Jeon Jeongguk mengajak anda untuk putus hubungan, bila perlu mari menjadi musuh selamanya Kim Taehyung"
Semua orang yang tadinya ikut sedih, kini berubah kaget dan berisik mendengar nama Kim Taehyung dari mulut Jeongguk. Polisi yang dikenal karena kekejamannya, terutama kejam terhadap pemuda yang kini meninggalkan keramaian itu, dan kembali ke selnya.
Brak
Tubuh Jeongguk ditekan ke tembok, lehernya dicekek "Apa maksudmu memberitahunya pada semua orang?"
Jeongguk terkekeh sejenak "Hahaha saya punya hak menceritakan kisah terburuk dalam hidup saya Kim, jadi lepphas"
Jeongguk berusaha melepas, namun Kim Taehyung begitu kuat. Napasnya semakin cepat, dia butuh oksigen. Dan karena dia semakin lelah dibuat Taehyung makanya dia membiarkan nyawanya meregang ditangan Taehyung saat itu juga.
"Goodbye Ggukie"
•jassint•
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fanfiction"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"