🦩🦩🦩
Taehyung menemukan bukti terakhir yang ditunggu-tunggu. Sebuah rekaman suara. Setelah ini dia akan memberikan Taemin hadiah besar sebagai apresiasi atas kerja kerasnya mencari bukti-bukti kejahatan Choi Minho.
'Habiskan saja Kim Woobin, dia tidak berguna lagi'
Aliran darah Taehyung mendesir deras, menghantarkan panas keseluruh tubuhnya. Nama sang ayah disebutkan direkaman tersebut. Dia bernafas begitu cepat karena emosi yang memuncak.
'Pisahkan tubuh dan kepalanya, kirim paket kerumahnya, jangan lupa nama pengirimnya harus jelas 'Jeon Namjoon'. Kali ini biarkan keluarga Jeon menanggungnya, mengerti?'
'Siap, mengerti'
'Oh satu lagi, tuliskan juga ucapan selamat ulangtahun untuk anaknya, semoga ini hadiah terbaik'
Hoek hoek
Muntah kali ini bukan karena bawaan bayinya, Taehyung tahu itu. Dia muntah karena merasa jijik dengan atasannya. Dia ingin membunuhnya sekarang, namun tetap dia harus mempunyai rencana yang matang agar semuanya berjalan lancar.
***
Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Oh Taehyung tidak lupa mengasah belati andalannya. Dia ingin mata belati itu menyapa kulit Choi Minho. Dia menginginkannya.
Sekarang jam menunjukkan pukul satu malam. Jarak antara kantor dan tempat dimana sasaran mereka berada cukup jauh. Choi Minho berhasil mengumpulkan mereka semua, para bawahannya. Satu-satunya orang yang tidak ada disini adalah Taemin.
Taemin bukan salah satu nama yang terdaftar dalam nama-nama anggota yang ikut mengemban tugas malam ini. Tidak masalah, karena dia pun memang sudah Taehyung tugaskan untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih penting.
Taehyung dan beberapa anggota lainnya kini ditengah perjalanan. Sesuatu instruksi mereka menuju lokasi atau titik yang ingin mereka bekukan.
Taehyung sedikit was-was ketika dekat dengan lokasi, padahal tadinya dia begitu bersemangat. Dia memandang perutnya, mengelusnya sejenak, memberi sang bayi ketenangan.
'Baby'
Tidak berselang lama mereka sampai.
Gelap. Tidak adanya penerangan disekitar gedung, namun Taehyung yakin didalam sana ada penerangan. Membuat Taehyung melangkah lebih hati-hati. Dan sampailah dia didepan pintu gedung tua, saat dia berbalik untuk memberi komando namun detik itulah bagian lehernya menjadi sasaran stun gun tipe TP - 1158, kekuatannya mencapai lebih dari 15.000 kv, karena voltasenya besar hingga membuat Taehyung pingsan. (Sumber Tribunnews.com)
Butuh waktu beberapa menit hingga dia tersadar. Hal pertama yang dia lakukan adalah memegang perutnya, semoga selama dia tidak sadarkan diri tadi mereka tidak melakukan sesuatu hal yang gila.
"Oh sudah bangun"
Taehyung tahu itu suara siapa. Choi Minho mendekati Taehyung dengan senyuman terbaiknya. Ingin rasanya Taehyung merobek mulutnya hingga ketelinga. Taehyung tahu akan berakhir begini, namun dia tetap tenang karena sebentar lagi pria ini akan segera membusuk dipenjara atau mungkin mati ditangannya.
"Kau bodoh, mirip seperti ayahmu"
Minho mendekati Taehyung dengan satu belati ditangannya, belati milik Taehyung "Belati yang cantik, ayo kita coba"
Sreet
"Hm, not bad"
Ujarnya setelah memotong tali yang mengikat tangan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT
Fanfiction"Jangan cemberut gitu ah, gantengnya berkurang nanti" mencolek dagu Jeongguk. "Sudah hampir tiga bulan berlalu, apa kau masih belum mau memaafkanku? Ini demi kebaikan bangsa dan negara loh sayang"